• Login
  • Register
Rabu, 14 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Advokasi Hak-hak Perempuan bagian dari Sunah Nabi

Saya kira tak ada alasan bagi seorang muslim yang setia, dan mencintai Nabi saw untuk tidak memperhatikan, merenungkan, menjalankan, mengikuti jejak dan mewujudkan cita-cita ini, yakni konsisten untuk terus melakukan upaya advokasi hak-hak perempuan, dan kelompok rentan lainnya

Zahra Amin Zahra Amin
16/06/2022
in Personal
0
Advokasi Hak-hak Perempuan

Advokasi Hak-hak Perempuan

324
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – “Keluarga korban minta berdamai saja dengan pelaku.” Begitu jawaban singkat dari teman-teman, ketika saya bertanya sejauh mana proses hukum kasus kekerasan seksual yang menimpa anak perempuan yang sedang kami dampingi. Tentu keputusan ini menjadi kabar sedih bagi kami, karena sejak awal sudah berupaya untuk melakukan yang terbaik bagi korban, termasuk perlindungan dan pemulihan psikologisnya. Dalam kondisi down seperti itu, saya kerap memberi semangat pada teman-teman bahwa advokasi hak-hak perempuan itu bagian dari sunah Nabi, sehingga tak ada alasan untuk berkecil hati, apalagi sampai berhenti.

Aktifitas mengadvokasi hak-hak perempuan dan masyarakat yang tertindas, harus terus dijalani dan diusahakan secara konsisten dan tidak boleh berhenti. Begitu kalimat panjang yang saya pahami dengan sepenuh hati, dari KH Husein Muhammad dalam bukunya “Perempuan, Islam dan Negara: Pergulatan Identitas dan Entitas”.

Visi dan misi organisasi yang mengusung ide kemanusiaan harus dipegang teguh dan harus terus diperjuangkan sampai dapat dicapai atau diwujudkan sejauh yang dapat dilakukan. Lihat bagaimana sikap konsisten Nabi ketika dihadapkan pada upaya-upaya tertentu dan tekanan-tekanan dari berbagai pihak agar beliau menghentikan penyebaran visi dan misinya.

Konsistensi Dakwah Nabi

Ketika Abu Thalib, paman dan pelindung utama Nabi, meminta keponakannya menghentikan misinya, Nabi saw tanpa ragu-ragu segera menjawab dengan lugas: “Tidak, pamanku! Meski mereka meletakkan matahari di kananku dan bulan di kiriku, untuk memaksa agar aku meninggalkan dan menghentikan misi dan visi agama ini, aku tak mungkin melakukannya sampai Tuhan memenangkan misi agama ini atau aku sendiri yang hancur.”

Nabi Muhammad SAW sangat meyakini kebenaran misinya, dan percaya bahwa kesuksesannya di kemudian hari akan dapat dicapai. Beliau masih mengingat kata-kata isterinya, Khadijah, usai pertemuan yang menggetarkan hatinya dengan Malaikat Jibril di Gua Hira. Dengan nada yang tenang dan penuh kasih, Sayyidah Khadijah, perempuan yang bijak itu, meneguhkan dan menguatkan hatinya yang galau.

Baca Juga:

Sunat Perempuan dalam Perspektif Moral Islam

Korban KS Difabel dan Hak Akses Kesehatan: Perspektif KUPI

Ketika Dokter Jadi Predator, Alarm Kekerasan Seksual di Layanan Kesehatan

Darurat Pelecehan Seksual: Ketika Keteladanan Retak, dan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Diabaikan

“Pastilah Tuhan tidak akan membiarkanmu mengalami kegagalan. Engkau seorang yang baik dan penuh perhatian pada sanak saudaramu. Engkau membantu orang-orang miskin dan orang-orang yang kesulitan, serta ikut memikul beban mereka. Engkau berusaha mengembalikan akhlak mulia yang telah ditinggalkan oleh masyarakatmu. Engkau menghormati setiap tamu dan selalu mendampingi mereka yang sedang mengalami tekanan hidup.”

Konsistensi Nabi melakukan Advokasi Hak-hak Perempuan

Dalam konteks advokasi hak-hak perempuan yang terampas, konsistensi Nabi Saw untuk mendengarkan, mendampingi dan membela tetap berlangsung dan tak pernah mengendor. Dalam pidato perpisahannya di Arafat, beliau menyampaikan deklarasi kemanusiaan universal. Nabi meminta yang hadir mendengarkannya.

Salah satu butir deklarasi itu menyatakan: “Perhatikan dengan baik, aku wasiat kepadamu agar memperlakukan perempuan dengan baik. Selama ini kalian telah memperlakukan perempuan bagaikan tawanan. Tidak, kalian tidak boleh memperlakukan mereka kecuali dengan baik dan santun”. Pernyataan terbuka Nabi ini didengar oleh lebih dari 100 ribu orang ketika itu, tetapi pesan ini disampaikannya untuk seluruh umat manusia di mana saja, dan kapan saja.

Menjelang detik-detik kepulangan untuk tak kembali.  Nabi saw masih juga menyampaikan pesan yang sama. Kali ini ditujukan  kepada para suami. Dengan suaranya yang terputus putus dan lirih tetapi tegas, beliau mengatakan: “Allah, Allah, (Ingatlah Allah, Ingatlah Allah), tentang hak-hak perempuan Perlakukan isteri-isterimu dengan baik. Kalian telah mengambilnya sebagai pendamping hidupmu berdasarkan amanat (mandat/kepercayaan) Allah terhadapmu, dan kalian dihalalkan berhubungan suami-isteri berdasarkan kesaksian Tuhan.”

Betapa indah kata-kata Nabi yang mulia ini. Saya sependapat dengan Buya Husein mengenai pesan Nabi tersebut di atas. Saya kira tak ada alasan bagi seorang muslim yang setia, dan mencintai Nabi saw untuk tidak memperhatikan, merenungkan, menjalankan, mengikuti jejak dan mewujudkan cita-cita ini, yakni konsisten untuk terus melakukan upaya advokasi hak-hak perempuan, dan kelompok rentan lainnya.

Sebab apa yang telah dimulai Nabi, untuk membebaskan perempuan dari nasib buruk tradisi jahiliyah, adalah tugas kita bersama untuk melanjutkan, baik lelaki maupun perempuan yang telah diberi amanat sebagai khalifah fil ard untuk melakukan seluas-luasnya kegiatan yang bermanfaat, seperti upaya advokasi hak-hak perempuan yang terampas dan terhempas dari kehidupan. []

 

 

 

Tags: advokasiHak Asasi PerempuanHak-hak perempuanPerlindungan KorbanSunah NabiWasiat Nabi
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Laki-laki tidak bercerita

Muhammad Bercerita: Meninjau Ungkapan Laki-laki Tidak Bercerita dan Mitos Superioritas

13 Mei 2025
Tonic Immobility

Tonic Immobility: Ketika Korban Kekerasan Seksual Dihakimi Karena Tidak Melawan

13 Mei 2025
Kemanusiaan

Kemanusiaan sebelum Aksesibilitas: Kita—Difabel

13 Mei 2025
Umat Buddha

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

12 Mei 2025
Membaca Kartini

Merebut Tafsir: Membaca Kartini dalam Konteks Politik Etis

10 Mei 2025
Kisah Luna Maya

Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

9 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Membolehkan Perempuan Menjadi Hakim

    Ulama Fiqh yang Membolehkan Perempuan Menjadi Hakim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tonic Immobility: Ketika Korban Kekerasan Seksual Dihakimi Karena Tidak Melawan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemimpinan Perempuan dalam Negara: Kajian atas Tiga Ayat Kontroversial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemanusiaan sebelum Aksesibilitas: Kita—Difabel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Tafsir Ayat Soal Kepemimpinan Perempuan
  • Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?
  • Peran Penting Ayah di Masa Ibu Menyusui
  • Muhammad Bercerita: Meninjau Ungkapan Laki-laki Tidak Bercerita dan Mitos Superioritas
  • Kepemimpinan Perempuan dalam Negara: Kajian atas Tiga Ayat Kontroversial

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version