Hari Senin: Spirit Berpasangan

Hari Senin

Hari Senin

Mubadalah.id – Saudaraku, hari kedua bernama hari Senin. Hari Senin dari bahasa Arab, “Itsnain” yang berarti “dua”. Bila hari pertama (Ahad; minggu) melambangkan ketuhanan sebagai titik awal eksistensial, hari Senin merupakan langkah awal perwujudan nilai ketuhanan dalam kenyataan- kehidupan yang saling berpasangan. (Baca: Stop Berdalih Anak Menikah untuk Membahagiakan Orang Tua Semata)

Tuhan berkata, “Karena Aku dikepung ‘sepi’ (ketiadaan), maka Aku ciptakan dunia.” Setelah itu, ketampakan (kemaujudan) menjadi pasangan dari kegaiban. Hidup berkembang dalam hukum mono-dualitas, loro-lorone atunggal (dua yang menyatu): ada-tiada, benar-salah, hitam-putih, siang-malam, terang-gelap, adil-zalim, laki-perempuan, dan berbagai bentuk pasangan lainnya. (Baca: Pasangan Suami Istri adalah Pakaian untuk Saling Berbuat Keindahan)

Tiada kehidupan yang dapat ditempuh sendirian. Bahkan Tuhan pun sepi sendirian, bagaimana kedirian bisa bertahan dalam tikaman sunyi-sendiri. Kemandirian memang diperlukan, tetapi tidaklah sama dengan kesendirian. Demi kemandirian, individu perlu bermitra dengan yang lain, memadukan perbedaan energi jadi senyawa positif.

Hari senin adalah hari menjalin hubungan berpasangan, membangun dialog saling pengertian, saling gosok mengubah gabah jadi beras, bekerjasama demi mengarungi dan memenangkan kehidupan.

Pasangan itu ibarat besi sembrani; dalam gaya bertolak-belakang saling menarik; menautkan perbedaan jadi harmoni persatuan.

(Yudi Latif, Makrifat Pagi)

Exit mobile version