• Login
  • Register
Jumat, 3 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Rujukan Ayat Quran

Islam dalam Pandangan Buya Husein

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
09/09/2020
in Ayat Quran, Figur, Hikmah
0
1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Islam memandang semua manusia sebagai ciptaan terhormat, Islam melarang  berbuat kezaliman kepada siapapun, dengan segala latar belakang apapun yang berbeda dengan kita,” begitulah kira-kira kata yang sering diungkapkan oleh KH. Husein Muhammad.

Ungkapan inspiratif tersebut memang membuat siapapun yang membacanya, hatinya akan terasa adem, sejuk, dan damai. KH. Husein atau yang kerap disapa akrab dengan Buya Husein memang sosok kiai pesantren yang kata-katanya dan ucapannya selalu meneduhkan.

Kesejukan yang ada di dalam diri Buya Husein, membuatnya selalu mabuk di saat beliau menjelaskan kemuliaan, dan keagungan sosok yang membawa agama Islam yaitu Baginda Nabi Muhammad Saw.

Bagi Buya Husein, Nabi Muhammad Saw merupakan sosok Nabi yang amat sangat mulia, yang tidak pernah merendahkan manusia atau mengurangi hak-haknya, sosok Nabi yang memperlakukan manusia sebagai manusia yang harus dihormati. Karena bagi Nabi Muhammad sepanjang dia manusia apapun latar belakangnya, apapun agamanya, apapun etnisnya, apapun bahasanya Nabi memperlakukannya sebagai manusia.

Bahkan, kata Buya Husein, ketika banyak orang yang memusuhi Nabi, ingin membunuh Nabi, dan mengingkari kenabiannya. Nabi tidak pernah melawannya, apalagi sampai mengingkari orang-orang yang memusuhinya. Justru sikap Nabi adalah dengan menghormatinya, mendekatinya dan merangkulnya dengan sentuhan yang menyejukan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

Baca Juga:

Makna Hijab Menurut Para Ahli

5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

Misalnya, dalam sebuah riwayat dari Imam Muslim, Buya Husein menceritakan bahwa Qois bin Saad dan Sahal Khunen sedang berada di daerah Qodisiyyah dekat Persia. Kemudian ada rombongan yang membawa jenazah melewati dihadapannya, mereka berdiri. Kemudian ada orang yang bertanya “hai Qois dan Sahal itu adalah jenazah orang Yahudi kenapa kalian berdiri?” Mereka menjawab, “dahulu ketika bersama Nabi Muhammad saw, pernah juga bertemu dengan jenazah orang Yahudi maka kemudian Nabi berdiri.” Ketika ditanya, “kenapa Engkau berdiri ya Rasul?”, Nabi menjawab, “bukankah dia manusia”.

Masya Allah, betapa agung dan mulianya sikap yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Mungkin seperti inilah bentuk ajaran Islam yang sesungguhnya dipraktikan oleh Nabi Muhammad Saw, yaitu dengan memandang semua manusia sebagai manusia seutuhnya dan dalam memberikan penghormatan, jangan pernah memandang apa agama, suku, dan bahasanya.

Begitulah kira-kira kisah-kisah sosok Nabi Muhammad yang sering diceritakan oleh Buya Husein kepada murid-muridnya, termasuk saya… hehe. Tapi sayangnya kisah-kisah inspiratif yang membawa pesan kedamaian, kesejukan, dan toleransi seperti ini masih belum populer dan tersebar dikalangan masyarakat kita.

Sebagian masyarakat kita justru masih cenderung memusuhi, membenci, menyakiti, bahkan sampai menyegel dan merusak rumah ibadah mereka yang berbeda agama. CNN Indonesia mencatat, sejak pasca reformasi hingga 2015, ada sebanyak 1000 kasus pembakaran gereja di Indonesia dan pada 20 Juli 2020 kemarin, terjadi kasus penyegelan bakal makam masyarakat Akur Sunda Wiwitan berada di kawasan Curug Go’ong, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Astaghfirullahan ‘adzim…

Dari data tersebut seharusnya membuat kita sadar karena kebebasan beragama di negeri kita masih pada tingkatan yang sangat rendah, dan seharusnya menjadi bahan untuk introspeksi diri kita sebagai muslim, karena bagaimanapun juga masih banyak saudara-saudara kita yang masih menjadi korban.

Dan sedihnya, dari beberapa kasus yang terjadi, justru berasal dari beberapa golongan ormas yang mengatas namakan Islam, yang menganggap bahwa mereka yang berbeda dengannya adalah kafir dan harus dibunuh. Astaghfirullahan ‘adzim ….

Dari permasalahan di atas membuat saya menjadi penasaran, sebetulnya ada faktor apa sih yang membuat mereka menjadi seperti itu ? Akhirnya jawaban tersebut saya dapatkan juga dari Buya Husein.

Menurut Buya Husein ada faktor inti yang mempengaruhi mereka. Faktor tersebut kata beliau adalah faktor ketidaktahuan.

“Mereka yang melakukan tindakan membenci, memusuhi, mencaci maki, mengkafiri menyebarkan hoax, menyalahkan orang lain dan hal negatif lainnya. Itu merupakan tindakan  karena ketidaktahuan dirinya terhadap orang lain. Sehingga mereka melakukan tindakan membenci, memusuhi dan sebagainya,” kata Buya Husein.

Faktor inti permasalahan tersebut, saya kira harus segera diatasi, minimalnya dapat diminimalisir dengan kita mau berpikir menggunakan kesadaran yang memposisikan manusia sebagai manusia seutuhnya, yaitu dengan tidak menyakiti, membenci, memusuhi, mengkafiri, dan menyalahkan. Karena bagaimanapun juga mereka yang berbeda adalah sama seperti kita, yang sebetulnya harus kita hormati, jaga, kasihi, dan sayangi.

Terlebih al-Qur’an sendiri dalam surat al-Hujarat ayat 13 memerintahkan untuk saling kenal mengenal, ayat tersebut berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.

Dengan begitu, visi al-Qur’an sebagai kerahmatan untuk alam semesta (rahmatan lil ‘alamin) dapat diwujudkan, dirasakan, dipraktikkan dengan baik bagi seluruh umat manusia. Sehingga dengan kehadiran Islam, menurut Buya Husein, membuat orang-orang di sekitar kita merasakan kedamaian, kesejukan, kenyamanan dan aman dari ancaman. []

Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Biasa disapa akrab dengan panggilan Arul, lulusan S1 Ekonomi Syariah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, tukang masak di gunung, tapi lebih banyak diam, mendengarkan dan menulis.

Terkait Posts

Hijab

Makna Hijab Menurut Para Ahli

3 Februari 2023
Penyebab Su'ul Khatimah

5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

3 Februari 2023
Perempuan Berbicara dan Berpendapat

Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

3 Februari 2023
Nabi Saw Menghormati Anak Perempuan

Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

3 Februari 2023
Nabi Khidr as

Kisah Saat Nabi Khidr As Menemui Pelayan Perempuan

3 Februari 2023
ceria

Nabi Saw Menyambut Ceria Kehadiran Anak Perempuan

2 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Satu Abad NU

    Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist