Kebijaksanaan Rabi’ah Al-Adawiyah

Aku sungguh-sungguh mencintai Tuhan. Aku mencintai-Nya bukan karena aku takut neraka dan bukan pula berharap surga-Nya. Ibadah yang paling utama adalah kontempelasi di malam yang sepi.

Kebijaksanaan Rabi'ah Al-Adawiyah

Kebijaksanaan Rabi'ah Al-Adawiyah

Mubadalah.id – Rabi’ah Al-Adawiyah meninggalkan sejumlah pesan-pesan sufistik, kata-kata bijak dan bait-bait puisi kebijaksanaan yang berisi cinta Platonik dan kerinduan kepada Tuhan, serta filsafat Wahdah al-Wujud (Unity of Being).

Puisi-puisi kebijaksanaan Rabi’ah Al-Adawiyah sebagai berikut :

Zuhud (Kebersahajaan) dalam hidup membuat tubuh dan hati menjadi nyaman. Hasrat duniawi menciptakan kegelisahan dan kesedihan.

Aku sungguh-sungguh mencintai Tuhan. Aku mencintai-Nya bukan karena aku takut neraka dan bukan pula berharap surga-Nya.

Ibadah yang paling utama adalah kontempelasi di malam yang sepi. (Baca juga: Mengenal Sufi Rabi’ah Al-Adawiyah)

Aku telah meninggalkan pertemuan-pertemuan dengan manusia. Aku berharap berintim ria dengan Dia. Inilah puncak harapanku.

Andai isi dunia ini diberikan kepada manusia, niscaya tak akan cukup. Ia selalu habis.

Aku sungguh-sungguh mencintai Tuhan. Aku mencintainya bukan karena aku takut neraka dan bukan pula berharap surga-Nya.

Ibadah yang paling utama adalah kontempelasi di malam sepi.

Aku telah meninggalkan pertemuan-pertemuan dengan manusia. Aku berharap berintim ria dengan Dia. Inilah puncak harapanku.

Andai isi dunia ini diberikan kepada manusia, niscaya tak akan pernah cukup. Ia selalu habis.

Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu sebagaimana kamu sembunyikan keburukan-keburukanmu.

Kerelaan seorang hamba adalah manakala dia menerima saat mendapat cobaan susah sebagaimana saat dalam keadaan senang.*

*Sumber: tulisan KH. Husein Muhammad dalam buku Kebijaksanaan Para Sufi dan Filsuf.

Exit mobile version