• Login
  • Register
Rabu, 29 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

7 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

Redaksi Redaksi
30/05/2022
in Hikmah, Rujukan
0
kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

69
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Nabi Muhammad Saw telah memberikan banyak teladan bagi kita semua umat Islam. Termasuk memerintahkan bahwa kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri.

Perintah kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri itu merujuk pada salah satu semangat dalam ajaran Islam.

Dalam perintah kerja domestik tersebut, Islam mengakui bahwa tanggung jawab bersama ini sebagai bagian dari kemitraan pasutri (zawaj) dan kerjasama dalam berkeluarga (musyarakah).

Setidaknya, ada 7 argumentasi dalam Islam, bahwa kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri, tidak melulu tanggung jawab perempuan, sebagai istri, ibu, atau anak. Melainkan, juga kewajiban laki-laki, sebagai suami, ayah, atau anak.

Daftar Isi

  • 7 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri
7 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

Berikut 7 dalil di dalam Islam yang menyebutkan bahwa kerja domestik rumah tangga adalah tanggung jawab suami dan istri secara bersama-sama, seperti dikutip di dalam tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam laman website Mubadalah.id.

Baca Juga:

Dalil Al-Qur’an dan Hadis Tentang Bekerja

Pasangan Suami Istri Diminta untuk Saling Berbuat Baik

6 Cara Penangan saat Menjadi Korban KDRT

Pekerjaan Rumah Tangga adalah Tanggung Jawab Bersama

1. Tauhid (Keesaan Tuhan)

Beriman kepada Allah Swt sebagai Tuhan yang Esa, meniscayakan untuk tidak menganggap selain-Nya sebagai Tuhan (laa ilaaha illallaah). Laki-laki dan perempuan sama-sama hamba-Nya. Tidak boleh salah satu memperhamba atau menjadi hamba pada yang lain.

Melainkan, sebagai sesama hamba harus bekerja sama, dalam semua kerja-kerja keimanan dan kebaikan, baik di dalam rumah, maupun di luar rumah.

Orang yang berbicara tauhid di publik, tetapi menindas dan memaksa di rumah, adalah melanggar tauhid itu sendiri.

2. Mandat Ke-Khalifahan

Dalam Islam, manusia, baik laki-laki maupun perempuan, memperoleh mandat sebagai khalifah Allah Swt, untuk memakmurkan bumi dan mewujudkan kesejahteraan bagi penduduknya.

Mandat ini merupakan tanggung jawab bersama, perempuan maupun laki-laki, yang tentu saja, kerja-kerja di dalam rumah adalah bagian dari wilayah mandat khilafah ini, sebagai kehidupan awal bagi setiap orang di muka bumi.

3. Amal Shalih

Ribuan ayat dan hadits mendorong Umat Islam untuk selalu melakukan amal shalih. Yaitu segala perbuatan yang baik dan mendatangkan manfaat bagi manusia dan seluruh makhluk-Nya.

Ini adalah kewajiban bersama, laki-laki dan perempuan. Segala kerja-kerja domestik adalah wilayah yang sama, bagi perempuan dan laki-laki, untuk berburu amal shalih di mata Allah Swt, yang akan dicatat dan dibalas-Nya dengan pahala yang lebih baik. Amal baik di luar rumah bisa sia-sia jika di dalam rumah yang terjadi sebaliknya.

4. Mu’syarah bil Ma’ruf

Salah satu wujud amal shalih dalam relasi pasutri, adalah saling memperlakukan secara baik, nyaman, menyenangkan, dan bermartabat.

Kesalingan dalam kebaikan ini (mu’syarah bil ma’ruf) ini hanya bisa terwujud jika kerja-kerja rumah tangga ditanggung bersama, laki-laki dan perempuan. Adalah melanggar ajaran mu’asyarah bil ma’ruf jika salah satu anggota terbebani kerja rumah tangga, sementara yang lain hanya menikmati semata.

5. Sakinah

Hal ini, dalam al-Qur’an (QS. Ar-Rum, 30: 21), merupakan tujuan dan harapan laki-laki dan perempuan yang mengikatkan diri pada pernikahann.

Kerjasama dalam menanggung beban domestik di dalam rumah akan lebih membuat keduanya bisa sakinah, tenang, dan bahagia. Menanggung dan berbagi bersama lebih mudah untuk bahagia bersama.

6. Ta’awun atau Tolong Menolong

Ini ajaran pokok dalam Islam, yang harus diwujudkan sejak di dalam rumah. Sehingga, seseorang tidak dibiarkan menanggung sendirian tanggung jawab dan kerja-kerja rumah tangga.

Tolong menolong, tentu saja, dalam Islam adalah bagian dari ajaran akhlak mulia, yang dianjurkan Nabi Muhammad Saw. “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya”, kata hadits.

7. Uswah Hasanah, atau Teladan Baik dari Nabi Muhammad Saw

Dalam berbagai hadits, tercatat Nabi Saw biasa melakukan kerja kerja domestik di dalam rumah. Seperti menjahit, memperbaiki sepatu, dan membantu keluarga.

Siapapun yang mencintai Nabi Saw dan ingin meneladani perilaku Nabi Saw, baik ia laki-laki maupun perempuan, harus terlibat aktif dalam kerja-kerja di dalam rumah tangga.

Suatu masyarakat dianggap berakhlak mulia dan berbudaya luhur, jika semua individu di dalam keluarganya masing-masing sudah bisa menerapkan nilai-nilai kesalingan dan kerjasama dalam semua kerja-kerja rumah tangga.

Berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing. Hanya dengan inilah kebahagiaan bersama bisa dicapai dan akhlak mulia bisa diwujudkan. (Rul)

Tags: Dalilistrikerja domestiksuamitanggung jawab
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

pendidikan anak

6 Pola Pendidikan Anak Sesuai Ajaran Islam

29 Juni 2022
jamarat

Jamarat dan Kurban : Membebaskan Egoisme

28 Juni 2022
keutamaan bekerja

Keutamaan Bekerja Menurut Al-Qur’an dan Hadis

28 Juni 2022
Dalil Al-Qur'an dan Hadis Tentang Bekerja

Dalil Al-Qur’an dan Hadis Tentang Bekerja

28 Juni 2022
Eksistensi Manusia

Eksistensi Manusia Menurut Islam dalam Kitab Fannut Ta’amul an Nabawi Ma’a Ghair Al Muslimin

28 Juni 2022
bermain anak

3 Jenis dan Karakteristik Teman Bermain Bagi Anak

28 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • istri taat suami tidak kunjungi ayah yang sakit

    Kisah Istri Taat Suami tidak Kunjungi Ayah yang Sakit sampai Wafat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Deklarasi Kemanusiaan Universal Rasulullah Saw saat Wukuf di Arafah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dampak Negatif Skincare terhadap Ekosistem Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fikih Haji Perempuan: Sebuah Pengalaman Pribadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Impak Islamisasi di Malaysia: Tudung sebagai Identiti Muslimah Sejati dan Isu Pengawalan Moraliti Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna
  • 6 Pola Pendidikan Anak Sesuai Ajaran Islam
  • Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara
  • Doa Kemalaman di Perjalanan
  • Fikih Haji Perempuan: Sebuah Pengalaman Pribadi

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist