• Login
  • Register
Kamis, 30 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Qodaran

Mubadalah Mubadalah
14/09/2016
in Kolom
0
11
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Saya tak hendak menyoal gaji 13 ataupun 14.Karena perkara gaji hanya dimiliki yang punya lisensi gaji. Orang orang yang bekerja pada instansi ataupun orang lain.

Sementara yang ‘merasa’ tidak memiliki gaji 13 dan 14, adalah mereka yang bekerja untuk diri mereka sendiri.

Gaji mereka tak ada batasan 13,14,15….tapi belasan tanpa selesai.
Bonus atas segala usaha mandiri yang kemudian diapresiasi oleh hasil……
Kepuasan tanpa tanding..

Jadi sesungguhnya nilai gaji yang terakhir inilah yang tak berbilang nominalnya.
Nilai semangat,
Nilai kreasi, dan inovasi yang tiada henti.
Nilai syukur yang terus subur,
Nilai berserah tanpa lelah,
Nilai usaha yang terus membara..

‘Wah…pisangnya bagus-bagus Mbah…’
Kataku sembari berjongkok di depan perempuan sepuh
yang berjualan di pinggir jalan depan pasar..’

Baca Juga:

Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

Perlawanan Perempuan terhadap Narasi Budaya Patriarki

6 Cara Penangan saat Menjadi Korban KDRT

‘Lha monggo dipundut….… ” kata perempuan itu riang.

Sungguh sudah sangat sepuh. Rautnya penuh kerut.
Kulitnya hitam. Kurus badannya.
Tapi suaranya cemengkling riang, giginya terlihat masih utuh.

‘Ini kepok kuning… bagus dikolak.
Ini kepok putih… kalau digoreng sangat manis’
Lha kalau itu… pisang pista, kulit tipis… harum manis.
Tapi jangan dibeli karena belum mateng…’

Aku hanya diam memperhatikan gerak tangannya yang cekatan
tapi telah ndredheg dredheg gemetar.

‘Sudah lama jualan, Mbah…?’
‘Belum, ini ngejar rejeki buat lebaran?’
‘Putranya berapa Mbah?’
‘Kathah , banyak ..… pada glidik/kerja…’
‘Kok nggak rehat aja to Mbah… siyam-siyam kok jualan’
‘Lha nggih ini karena siyam niku to , nggak boleh rehat…
Mumpung Gusti Allah paring sehat…’

Aku tercenung dengan jawaban perempuan sepuh itu.
Kulihat tangannya ngelap kening dan dahinya
yang dlèwèran keringat dengan selendang lusuhnya.

Diantara para penjual ‘liar’ dipinggir jalan depan pasar itu,
Perempuan sepuh ini satu diantaranya yang menggelar dagangan tanpa iyup iyup peneduh.
Padahal hari itu panas luar biasa…..

‘Kalau pulang jam berapa Mbah?’
‘Jam tiga sudah pulang ..…, lha wong ada kewajiban nyiapkan wedang buat anak-anak TPA’
‘Kok kewajiban, yang mewajibkan siapa Mbah?’
‘Nggih kula, nggih saya sendiri …’
‘Ooo…begitu…. Setiap hari, selama puasa?’
“Inggih… wong cuma anak limapuluhan..’
‘Wah panjenengan hebat nggih Mbah…’
‘Halah cuma wedang sama penganan kecil-kecil..’
‘Yang penting bocah-bocah rajin ngaji…, mBah sudah seneng.
Jangan bodoh kaya Mbahe yang cuma bisa Fathikah…’

Aku makin tercekat.
Kumasukkan semua pisang yang ditawarkan ke dalam tas kresek.

‘Kok banyak banget …… mau buat apa?’
Tanyanya heran.
Aku hanya tersenyum.
‘Semua berapa Mbah?’
Perempuan sepuh itu menyebutkan nominal yang membuatku tercengang.
‘Kok murah banget Mbah…’
‘Mboten… itu sudah pas, ini bukan pisang kulakan, panen sendiri…’
‘Nggih…matur nuwun…’ kataku sembari mengulurkan uang..
‘Aduh… nggak ada kembalian , belum kepayon…’
‘Saya tukar dulu Mbah…’

Aku sengaja meninggalkan perempuan sepuh itu.
Pisang telah kuletakkan di motor.
Mesin motor pun kunyalakan.
Agak menjauh dari perempuan sepuh itu..

Kumasukkan beberapa lembar uang lima ribuan yang masih baru, ke dalam amplop,
Cukup dibagi satu satu untuk anak TPA
yang katanya cah limapuluhan tadi.
Penutup lem ampop kubuka lalu kurapatkan.
‘Niki mbah, sudah saya tukar, sudah pas nggih…’
Perempuan sepuh itu menerima amplop masih dengan tangan dredheg gemetar.

Tanpa menunggu jawaban, aku segera pergi.
Esoknya aku mampir lagi…tapi kosong
Berikutnya aku mampir lagi…kosong juga.
Penasaran kutanyakan pada ibu pedangang sebelahnya.

‘Mbahe kok nggak jualan Mbak?,
‘Oh nggak, beliau … jualan kalau panen pisang aja, .…’
‘Sampyean to yang kemarin ngasih amplop ..…
Walah Mbahe nangis ngguguk ..…jare bejo, dapet qodaran..’

Qodaran barangkali yang dimaksudkan adalah lailatul qodar.
Malam yang konon lebih baik dari 1000 bulan.
Para malaikat turun dari langit,
Langit hati kita.

Allah melapangkan rejeki dan kemuliannya bagi yang dikehendaki,
Pun mempersempit bagi yang dikehendaki pula.
Rejeki sesuai kapasitas kita
Lantas siapakah yang mendapatkannya??

Barangkali perempuan sepuh inilah yang mendapatkannya.
Bukan karena ia ahli ibadah
Bukan pula karena I’tikafnya yang kuat di masjid.
Tapi dialah pelaksana dari yang katanya ‘hanya’ bisa fathikah itu.
Kesungguhan I’tikaf yang luar biasa.
Bertindak, berlaku, dan berpasrah dalam keriangan rasa.
I’tikaf di masjid yang digelar dalam keluasan yang maha.
Bukan masjid yang sekadar bangunan ibadah.
Kecintaannya yang sederhana dengan penyiapan wedang
dan penganan bagi limpuluhan bocah selama puasa,
sungguh bukan perkara mudah.
Hanya cinta tuluslah yang bisa.

Aku jadi teringat pertanyaan teman,
tentang pencapaian lailatul qodar.
Benarkah memang ia turun di 10 hari terakhir malam ganjil?
Maka …malam terbaik dari 1000 bulan bukanlah instan.
Tak bisa dijujug dengan akhiran.
semua butuh proses….karena karunia terindah butuh wadah.
Yang dibangun dengan menapis kebaikan sebelum selama dan sesudah Ramadan.

Itulah sesungguhnya Qodaran…
Bonus tak berbatas……

Catatan: Tulisan ini didapatkan dari postingan WA dari mba Salamah Noorhidayati, sayangnya anonim. Karena sangat menggetarkan dan inspiratif, jadi diposkan di sini. Sangat senang jika diberitahu siapa penulisnya. Semoga sang penulis juga benar-benar dapat Qodaran. Jazahullahu khairul jaza, atau jazahallahu khairul jaza

Tags: gajih 13lailatul qodarperempuan
Mubadalah

Mubadalah

Portal Informasi Popular tentang relasi antara perempuan dan laki-laki yang mengarah pada kebahagiaan dan kesalingan dalam perspektif Islam.

Terkait Posts

Krisis Iklim

Peran Anak Muda Dalam Mencegah Krisis Iklim

29 Juni 2022
Perempuan yang tidak sempurna

Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

29 Juni 2022
Relasi Gender

Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara

29 Juni 2022
Dampak Negatif Skincare

Dampak Negatif Skincare terhadap Ekosistem Bumi

28 Juni 2022
Nikah Muda

Ingin Nikah Muda? Jangan Gegabah Sebelum Memenuhi Syarat Berikut Ini!

28 Juni 2022
RUU KUHP

13 Pasal Krusial RUU KUHP yang Berpotensi Mafsadat Jika Disahkan

28 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • istri taat suami tidak kunjungi ayah yang sakit

    Kisah Istri Taat Suami tidak Kunjungi Ayah yang Sakit sampai Wafat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fikih Haji Perempuan: Sebuah Pengalaman Pribadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Masa Tua adalah Masa Menua Bersama Pasangan
  • Bacaan Doa Ketika Melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
  • Peran Anak Muda Dalam Mencegah Krisis Iklim
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist