• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Feminisme dalam Film-film Dunia

Berbahagialah jika menemukan sebuah film yang berkualitas. Itu berarti, kita memberikan makanan yang baik untuk pikiran

Yulita Putri Yulita Putri
03/07/2024
in Film
0
Film Dunia

Film Dunia

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kita hidup dalam asuhan film. Perkembangan teknologi menjadikan film dunia tidak hanya dimiliki oleh ruang-ruang besar, tetapi kini berada dalam genggaman tangan. Peran film tidak lagi sebagai penghibur tetapi beralih menjadi  pengganti sekolah, tempat yang kita percaya sebagai transmisi nilai dan pengetahuan.

Klub Film (2007) gubahan David Gilmour, mengisahkan memoar seorang ayah yang membiarkan putra remajanya putus sekolah dengan syarat, ia harus menonton tiga film dalam sepekan. Sekolah beralih menjadi layar.

Profesor George Gerbner bersama rekan-rekannya tahun 1969, melalui penelitiannya menginformasikan bahwa media massa bisa menanamkan suatu sikap dan persepsi tertentu pada penonton. Media mampu mempengaruhi pandangan atau perspektif publik terhadap kehidupan nyata. Narasi tersebut kemudian kita kenal sebagai teori kultivasi. Tontonan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan.

Maka, berbahagialah jika menemukan sebuah film yang berkualitas. Itu berarti, kita memberikan makanan yang baik untuk pikiran. Beruntung, setelah mencari judul film dari berbagai referensi dan menontonnya, saya menemukan film-film yang rasanya cocok dengan semangat feminisme.

Film-film tersebut banyak menggambarkan figur perempuan yang menginspirasi hingga permasalahan perempuan yang jarang muncul dalam publik. Berikut beberapa judul yang sangat menarik untuk kita tonton:

  1.     Hidden Figure (2016)

Film drama biografi Amerika Serikat, disutradarai oleh Theodore Melfi. Isu dalam film ini mengangkat kisah tiga matematikawan wanita Afrika-Amerika yang berjuang melawan diskriminasi perempuan-kulit hitam. Mereka membongkar budaya patriarki dan stereotip melalui kepercayaan diri, pengetahuan dan karya. Kisahnya sangat menarik.

Baca Juga:

Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

Film Azzamine: Ketika Bentuk Proteksi Orang Tua Kepada Anak Perempuan Disalahartikan

  1.     Sokola Rimba (2013)

Adaptasi dari buku Sokola Rimba (2007) gubahan Butet Manurung. Film drama biografi Indonesia, disutradarai Riri Riza. Isu dalam film secara umum tidak spesifik membahas soal feminisme. Tetapi, bagi saya karakter Butet Manurung, tokoh utama dalam film ini bisa kita sebut sebagai representasi perempuan keren. Butet menjadi sosok feminis yang berjuang dalam ranah pendidikan. Bergerak atas nama kemanusiaan.

  1.     Little Women (2019)

Adaptasi dari buku Little Women (1868) gubahan Louisa May Alcott. Film roman garapan Greta Gerwig mengangkat isu permasalahan hidup perempuan secara psikologis dalam kehidupan empat gadis muda. Masalah berputar pada seni, karir, pendidikan, cinta dan keluarga.

  1.     Malena (2000)

Film roman Italia garapan Giuseppe Tornatore ini sangat menarik. Film menampilkan posisi seorang perempuan dalam tatapan laki-laki dan sesama perempuan.  Ketidakadilan gender, terkadang terbentuk bukan hanya oleh budaya yang dilanggengkan oleh laki-laki tetapi juga sesama perempuan yang tanpa sadar ikut menyuburkannya.

  1.     Perfume: The Story of a Murder (2006)

Adaptasi dari novel  Perfume: The Story of a Murder (1985) gubahan Patrick Suskind. Film rilis pada tahun 2006 di Jerman, sutradara Tom Tykwer. Film ini berkisah mengenai aroma dengan objek perempuan. Simbolisasi perempuan dalam bentuk parfum menyiratkan daya tarik dan pengaruh besar perempuan dalam realitas.

  1.     Gone With the Wind (1940)

Film klasik Amerika sutradara Victor Fleming, adaptasi dari novel Gone With the Wind (1936) karya Margaret Mitchell.  Film menampilkan dua karakter perempuan yang bertolak belakang tetapi saling melengkapi, tidak saling menjatuhkan. Relasi yang sehat antar sesama perempuan.

  1.     Anna (2019)

Film gubahan Luc Besson. Kisah laga spionase Amerika dan Rusia dengan tokoh utama seorang perempuan. Karakter Anna, menurut saya sangat keren terlepas segara brutalitasnya ketika membunuh maupun urusan seksualitas. Keberanian, ketahanan dan kecerdasannya patut untuk kita beri tepuk tangan. Ia melewati batas-batas norma dan perasaan dalam meneguhkan identitasnya.

  1.     Tinkerbell and the Legend of the Neverbeast  (2014)

Film gubahan Steve Loter ini menurut saya sangat menarik. Dalam dunia Tinkerbell, semua warga baik laki-laki maupun perempuan hidup dalam pembagian peran yang sangat ramah gender. Kita akan menemukan budaya gotong royong, perempuan yang berdaya, relasi pertemanan yang baik dan keselarasan hidup dengan alam.

  1.     Poor Things (2023)

Film bergenre komedi- fiksi ilmiah gubahan Yorgos Lanthimos. Dari banyaknya isu yang terangkat, saya menyoroti soal ketubuhan dan moralitas. Bella, tokoh utama yang digambarkan seperti bayi, mempertanyakan moralitas ketubuhan perempuan dan laki-laki dalam masyarakat.

  1.    Mulan (2020)

Film drama fantasi garapan Niki Caro ini, bagi saya menarik karena isu yang diangkat meruntuhkan narasi umum soal princess. Mulan, membongkar cerita baku yang banyak masyarakat yakini bahwa ending akhir seorang perempuan untuk bahagia adalah diselamatkan pangeran.

  1.     Mary Kom (2014)

Film olahraga biografi garapan Omung Kumar ini, mengangkat kisah perjalanan hidup Mangte Chungneijang Mary Kom, seorang petinju India yang terakui kehebatannya oleh dunia. Perjalanan hidup Mary Kom mematahkan asumsi keterbatasan perempuan untuk tetap meraih impiannya di hadapan suami dan anak

  1. Pink (2016)

Kekerasan seksual adalah masalah serupa gunung es, jumlahnya melampaui dari yang telah kita ketahui. Film gubahan Aniruddha Roy Chowdhury ini, sangat rekomen untuk kita tonton karena menampilkan dialog yang sangat epik. Yakni tentang penyebab dan pelanggeng kekerasan terhadap perempuan. Jalan cerita, akting para pemain dan narasi yang tersuguhkan memberi banyak pengetahuan soal ketimpangan gender dalam masyarakat.

Dua belas film di atas adalah beberapa dari banyak film bertema feminisme yang bisa kita tonton. Saya tidak bisa memberikan banyak deskripsi terkait masing-masing film karena keterbatasan ruang. Tentu akan lebih kaya ketika pembaca ikut menonton lalu turut merasakan setiap pesan yang tersampaikan pada film.

Film-film di atas bisa kita tonton dalam keadaan apapun, baik kondisi patah hati, bersemangat, lemas, lesu, senang,  sedih dan lainnya. Film tidak menuntut  aturan formalitas dan waktu yang terjadwal. Selamat menikmati. []

 

Tags: feminismeFilm DuniaGenderkeadilanKesetaraanReview FilmTontonan
Yulita Putri

Yulita Putri

Penulis lepas dan pegiat di komunitas Pusat Kajian Perempuan Solo (PUKAPS)"

Terkait Posts

Squid Game

Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

3 Juli 2025
Nurhayati Subakat

Nurhayati Subakat, Perempuan Hebat di Balik Kesuksesan Wardah

26 Juni 2025
Film Animasi

Belajar Nilai Toleransi dari Film Animasi Upin & Ipin

22 Juni 2025
Film Azzamine

Film Azzamine: Ketika Bentuk Proteksi Orang Tua Kepada Anak Perempuan Disalahartikan

20 Juni 2025
Tastefully Yours

Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur

19 Juni 2025
Bela Negara

Pearl Eclipse: Potret Keberanian Perempuan Dalam Bela Negara

14 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID