Kekasih Musim Paceklik

Kekasih

Kekasih

Kekasih Musim Paceklik

 

Mengenangmu seperti kehilangan kekasih di musim paceklik

ketika tikus-tikus subur makmur di lumbung padi

sarang miras yang kosong dan lupa dioplos

sedang kita jadi begitu asing

 

tak ada yang kurang dari kenangan buruk selain saling melenyapkan

ular-ular sawah penuh racun atau rombongan burung yang tersengat listrik

tanah-tanah susah gembur yang overdosis pupuk

kala kita gagal memahami

 

//

setiap panen yang kau jual

kita makan beras impor yang enak, katanya

sagu dan tebu atau singkong dan ubi jalar yang hadir di pekarangan

tak ada rasa

 

bayam-bayam yang kau tanam

kita beli lagi pada kemasan plastik di rak-rak toko daring

hijau segar menyehatkan

 

dan kita tampil seperti dua kekasih di musim paceklik

yang selalu gagal memanen apa-apa yang ditanam

sebab lupa cara mencintai.

 

Desember, 2020

 

 

Manusia Bar-bar

 

Manusia bar-bar hidup tenggelam

dalam pusaran kebinatangan nyata

menyobek menyeret harga manusia perempuan dan bocah-bocah yang lari

tak bisa sembunyi

 

manusia bar-bar yang belum lenyap dari peradaban nyaris

mengangkangi kuasa dan jalan-jalan keadilan meminta jatah

kursi istana yang kering dan rapuh sendi-sendinya

 

jalan mana yang dipangku para bar-bar?

supremasi laki-laki yang lupa punya dewa dewi penjaga bumi

tradisi-tradisi patriarki yang mengakar bercokol di sepanjang abad

 

kelompok agama yang bar-bar menyerang

tokoh masyarakat yang bar-bar mengikis jalan panjang

akademisi yang bar-bar menggiring kemapanan

sejarawan yang bar-bar.

 

Desember, 2020

 

Aku Masih Menonton Televisi

 

Aku masih setia menonton televisi

orasi ilmiah pandemi – pandemi – pandemi

dan lalu lalang orang di pertokoan memintal benang dan pariwisata maha kaya

 

aku mencandu cerita-cerita kematian setiap hari

gelontoran angka-angka dan geliat pembangunan sinema patah hati

atau reality show bayi-bayi tanpa masker di jalanan ibukota

 

aku masih menonton televisi

memetakan kontestasi calon-calon kepala daerah, mendengarkan demo-demo

antusiasme reuni dan mengira-ngira kapan calon vaksin akan dibagi

 

aku yang paling setia menonton televisi

membiarkan berita-berita berserakan di kepala berharap sangsi

lalu bertanya, kenapa harus petani-petani yang dihabisi?

 

percayalah, carut marut konflik di negeri ini

selesai pada satu tayangan debat publik di televisi

hanya perlu berhenti peduli menangisi bencana, kemanusiaan, nurani.

 

3 Desember 2020

 

 

Siapa Mencari Suaka?

 

Sebuah berita datang membuih sampai ke telinga

seekor demi seekor punah di depan mata

lalu berbondong-bondong manusia mengisi ruang-ruang kosong

di bekas halaman tempat tinggalmu

 

mereka bangun gedung-gedung stadion dan balai

memenjara bagian darimu yang sisa

di dalam kandang-kandang menghimpit sesak tubuhmu

 

kau menghadapi maut di rumah sendiri

dilemahkan zaman yang tak berpihak selain pada kuasa

manusia-manusia rakus yang mencari suaka memaksa

bangsamu pupus segera

 

lalu manusia yang iba membangun suaka

memberi naungan satwa langka

saling membagi kesempatan bertahan hidup

menggali wisata.

 

Desember, 2020

 

 

Sri Ningrum

 

Tidak ada sejarah

memberi catatan kaki atas nama-nama

julukanmu yang dibungkam itu

 

setiap perbatasan kau mencari celah sembunyi

dari napas-napas yang pongah dan nafsu

yang menjalar dan merayapi tubuh bumi

 

tapi siapa peduli pada Sri yang bukan

siapa-siapa di mata negara

kau bukan dewi, Sri

 

tumpuan hidupmu tanah

yang ditambang dan gunung yang dikeruk

sampai cekung

 

tapi Sri Ningrum tak ciut nyali

mengulang-ngulang aksi meski suara

dijantur tak tersiar, dilupakan.

 

Desember, 2020

Exit mobile version