• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Lebaran, Kemenangan untuk Lingkungan

Isu lingkungan kian mengkhawatirkan banyak pihak karena menyangkut masalah kelangsungan hidup manusia di bumi

Ega Ardiansyah Ega Ardiansyah
12/04/2024
in Publik, Rekomendasi
0
Kemenangan untuk Lingkungan

Kemenangan untuk Lingkungan

215
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Idulfitri, begitu cara penulisan yang benar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), telah tiba. Idulfitri atau lebaran disebut sebagai hari kemenangan bagi umat Islam (muslim/muslimah). Umat Islam menyambut Idulfitri dengan suka dan duka. Dukanya timbul karena bagi sebagian orang, berpisah dengan bulan suci yang penuh kemuliaan dari Tuhan adalah berat.

Kemenangan itu kini perlu kita perluas maknanya. Kemenangan jangan sampai hanya berlaku bagi umat Islam atau individu manusia saja, lebaran juga harus kita maknai dan kita niatkan sebagai dukungan kemenangan untuk lingkungan. Isu lingkungan belakangan menjadi isu yang begitu menarik perhatian. Bukan hanya oleh pihak-pihak di dalam negeri, melainkan luar negeri juga.

Isu lingkungan telah berkembang menjadi masalah bersama dunia internasional. Isunya kian mengkhawatirkan banyak pihak karena menyangkut masalah kelangsungan hidup manusia di bumi. Beberapa waktu lalu, pasca presiden terpilih kita, Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, Joe Biden, Presiden Amerika Serikat menelpon Xi dan salah satunya membahas isu lingkungan.

Begitu krusialnya isu lingkungan sampai membuat dua pimpinan negara adidaya membahasnya. Memang, bukan hanya dua negara itu saja, semua negara juga sudah membahas dan membuat kesepakatan tentang lingkungan melalui Perjanjian Paris. Masing-masing negara telah berkomitmen mewujudkan Net Zero Emission (NZE) tahun 2050 mendatang melalui kebijakan-kebijakan di negaranya.

Isu Lingkungan dan Kerusakan Alam

Semua isu lingkungan itu muncul karena manusia dan agenda pembangunannya (melalui sistem yang disebut negara) yang berlebihan dan memicu kerusakan alam.

Baca Juga:

Peran Negara Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

Jangan Rusak Lingkungan!

Menilik Masjid Ramah Musafir: Buka 24 Jam!

Tradisi Syawalan di Pekalongan, Meningkatkan Ukhuwah dan Perekonomian Masyarakat

Seperti misalnya di Indonesia, laju kerusakan hutan di Indonesia periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun karena aktivitas pembangunan. Data terbarunya saya belum dapat, tetapi semua itu (ditambah kerusakan hutan di negara lain) telah menyebabkan perubahan iklim (climate change) semakin menjadi.

Data dari Copernicus Climate Change Service Uni Eropa selama satu tahun terakhir menunjukkan, bahwa suhu terus meningkat pada kecepatan yang mengkhawatirkan. Pemanasan global periode Februari 2023 hingga Januari 2024 mencapai 1,52°C. Awal tahun lalu hanya 1°C. Peningkatan suhu ini timbul karena dua benua es raksasa, Kutub Utara dan Selatan terus menyusut (mencair).

Peningkatan suhu itu kemudian membuat masalah cuaca mengemuka (cuaca ekstrem). Kita rasakan atau tidak, cuaca di berbagai belahan bumi termasuk Indonesia belakangan sangat tidak menentu. La Nina yang menyebabkan curah hujan begitu tinggi dan banjir sempat membuat kocar kacir. Lebih-lebih lagi El Nino yang membuat pemerintah harus menggelontorkan anggaran perlindungan sosial (Perlinsos) yang kini menjadi polemik di Mahkamah Konstitusi (MK).

Bukan hanya Indonesia rasakan, dua atau lebih persoalan iklim itu terasa juga oleh masyarakat dunia. Dan hal itu memang harusnya membuat dunia semakin sadar dan bergerak lebih cepat menangani masalah ini. Pemerintah Indonesia sendiri sudah mengatur dan menginisiasi berbagai kebijakan sebagai respon atas persoalan iklim yang semakin parah.

Transisi Energi

Pemerintah kita sedang terus menerus menggenjot apa yang kita sebut transisi energi menuju energi yang lebih ramah lingkungan (melalui Energi Baru Terbarukan/EBT). Temuan “Gunung Baru” di sekitar kawasan Bledug Kuwu (yang kaya akan EBT/mineral dan lithium) di Jawa Tengah menjadi temuan yang terus diteliti untuk mendukung upaya transisi energi di Indonesia.

Di samping itu, pemerintah juga tengah mempromosikan kendaraan listrik sebagai kendaraan masa depan. Berbagai insfrastruktur industri kendaraan listrik sedang terus pemerintah bangun di banyak wilayah dalam negeri.

Lalu juga menggenjot hilirisasi, meski kemudian harus dievaluasi karena ternyata di dalamnya banyak tikus-tikus yang memakai jas dan dasi. Lalu kebijakan pajak karbon serta anjuran menerapkan konsep Environment, Social and Government (ESG) pada setiap perusahaan negara dan swasta.

Namun, semua kebijakan pro lingkungan itu memang harus masyarakat dukung supaya berhasil. Kesadaran masyarakat untuk membudayakan sesuatu yang tidak merusak lingkungan atau memperparah perubahan iklim menjadi sangat penting.

Selain juga harus didukung oleh kesadaran para pejabat kita yang berada di pemerintahan. Jangan sampai, semua kebijakan itu disusupi oleh oknum-oknum pejabat yang hendak mencari keuntungan pribadi. Saya kira, hal itu bisa memperlambat progres negara mewujudkan Indonesia yang bebas emisi (yang tidak ramah lingkungan).

Kesadaran Kelestarian Lingkungan

Momen lebaran mudah-mudahan bisa kita jadikan sebagai ajang perubahan sikap dan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan dari kita semua. Kita jadikan momen itu sebagai momen yang menjadi awal kemenangan bagi umat Islam dan lingkungan. Harapannya juga awal kemenangan negara dari kebobrokan yang selama ini menggerogoti sistem pemerintahannya.

Lebih lanjut, momen lebaran juga mesti menjadi awal kemenangan bagi perdamaian dunia. Kecamuk perang yang melanda Rusia-Ukraina, Israel-Hamas dan terbaru Israel-Iran mudah-mudahan segera mereda. Bagaimana pun, saya melihat upaya memenangkan lingkungan akan sia-sia jika tidak didukung oleh kemenangan bagi perdamaian dunia.

Di sini perdamaian dunia menjadi kunci bagi stabilitas ekonomi internasional, dan stabilitas ekonomi ini menjadi sesuatu yang wajib ada di tengah situasi iklim yang sedang mengkhawatirkan.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an, yang artinya:

“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (Surat Al-Baqarah Ayat 30).

Ayat itu menerangkan bahwa manusia adalah pemimpin yang betugas memelihara bumi. Maka, mari kita berusaha untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab ini dengan sungguh-sungguh. []

 

 

 

Tags: Alam LestariHari Raya Idulfitri 1445 HKemenanganlebaranLingkungan
Ega Ardiansyah

Ega Ardiansyah

Ega Adriansyah, pemuda dan penulis asal Desa Kubangdeleg. Kini sedang menimba ilmu di jurusan Ekonomi Syariah IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Terkait Posts

Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Nakba Day

Nakba Day; Kiamat di Palestina

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Inses

    Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version