Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

Momentum peringatan hari  ulang tahun Aisyiyah yang ke-108 ini, semoga menjadi sebuah refleksi  terhadap situasi perempuan Indonesia hari ini.

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah

Mubadalah.id – Pada 19 Mei 2025 kemarin, Aisyiyah memperingati hari ulang tahunnya yang ke-108 tahun. Sebuah angka yang jika kita analogikan kepada manusia, tentu bukan lagi sosok yang muda. Namun, sebagai sebuah organisasi dan pergerakan perempuan di Indonesia, angka 108 adalah sebuah usia pergerakan yang sudah melewati banyak tantangan dan pencapaian.

Aisyiyah adalah sebuah organisasi perempuan yang Nyai Ahmad Dahlan dirikan pada 19 Mei 1917 di Yogyakarta. Nyai Ahmad Dahlan merupakan istri dari pendiri organisasi Muhammadiyyah, yaitu Kyai Ahmad Dahlan.  Aisyiyah lahir dalam rangka memperjuangkan hak-hak kaum perempuan. Di mana pada saat itu masih termarjinalkan, baik dalam lingkup pendidikan, kesehatan, sosial, dan lain sebagainya.

Aisyiyah hadir dan eksis di Indonesia sampai saat ini, tentu dengan sejarah panjang dalam lintasan zaman untuk membangun peradaban dan kemanusiaan serta memperjuangkan hak-hak dan akses kaum perempuan. Dulu, peran Aisyyah berjuang demi kemanusiaan perempuan yang tidak mereka dapatkan. Di mana kaum perempuan tidak memiliki kesempatan serta ruang akses yang sama dengan laki-laki.

Pada saat itu, kaum perempuan masih dianggap sebagai sosok yang tidak terlalu diperhitungkan, baik perannya dalam ruang publik maupun domestik. Menganggap kaum perempuan tidak bisa setara dengan laki-laki, hingga akhirnya hak-hak kaum perempuan terbatasi dan tidak mendapatkan akses yang serupa, layaknya laki-laki.

Menilik Peran Aisyiyah

Maka dari itu, Aisyiyah sebagai  organisasi perempuan Muhammadiyyah, telah berupaya membangun kebiasaan yang transformatif untuk kaum perempuan. Sehingga kaum perempuan mendapatkan hak dan akses yang sama, sebagaimana laki-laki.

Peran Aisyiyah sebagai gerakan Muslimah berkemajuan telah mampu menunjukkan kepada kita, bahwa perempuan mampu untuk berdikari dan mampu mengisi posisi-posisi dalam ruang sosial masyarakat. Sehingga, pergerakan Aisyiyah mampu mendobrok dinding pendikotomian antara laki-laki dan perempuan.

Peran serta perjuangan Aisyiyah dalam memperjuangkan kesetaraan dan kemanusiaan kaum perempuan telah memberikan kontribusi nyata. Sehingga, moment ini menjadi sebuah pembuktian kepada banyak orang, bahwa perempuan juga memiliki kapasitas dan kemampuan yang sama dengan laki-laki. Namun, yang menjadi kendala kala itu bagi kaum perempuan tidak mendapatkan akses yang serupa untuk membuktikan kapasitas kemampuannya.

Di tambah lagi dominasi budaya patriarki saat itu masih tumbuh subur di tengah-tengah masyarakat, yang membuat peran perempuan semakin terpinggirkan. Tetapi, semua hal tersebut mampu ditepis oleh peran Nyai Ahmad Dahlan dengan memulai mendirikan organisasi perempuan yang dia namakan Aisyiyah ini.

Nyai Ahmad Dahlan, perlahan mulai memberikan akses pendidikan kepada kaum perempuan, mengajarkan kaum perempuan dalam banyak keahlian, serta memberikan hak dan akses menyuarakan pendapat di ruang-ruang sosial masyarakat.

Amal Usaha Aisyiyah

Hari ini kita melihat sudah mulai ada banyak perempuan mengisi ruang-ruang publik, seperti menjadi pemimpin negara, anggota legislatif, rektor, pemimpin organisasi, dan lain sebagainya. Meskipun hal ini tentunya akan terus kita kawal bersama. Tujuannya agar hak dan akses yang sudah perempuan miliki ini tidak akan terintimidasi  oleh pihak-pihak tertentu, apalagi oleh budaya patriarki.

Begitupun dalam amal usaha, Aisyiyah dengan perannya tersebut, dari dulu hingga hari, telah mampu memiliki amal usaha sendiri yang telah dinikmati banyak orang. Di antaranya, dalam bidang pendidikan, Aisyiyah telah memiliki banyak sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan sampai di luar negeri. Mulai dari tingkat TK hingga perguruan tinggi.

Dalam bidang kesehatan Aisyiyah juga telah memiliki rumah sakit yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Tak hanya di situ, Aisyiyah hari ini juga telah berperan dalam bidang ekonomi, sosial, maupun filantropi.

Momentum peringatan hari  ulang tahun Aisyiyah yang ke-108 ini, semoga menjadi sebuah refleksi  terhadap situasi perempuan Indonesia hari ini. Bahwa perjuangan kesetaraan itu telah kita mulai sejak dulu kala, sehingga Harapannya mampu melanjutkan semua perjuangan yang telah Nyai Ahmad Dahlan lakukan dan terus kita implementasikan dalam kehidupan perempuan saat ini.

Kita bisa memulai dengan hal-hal kecil yang kita mampu. Seperti menjadi perempuan yang kritis dalam banyak ruang, menjadi perempuan yang saling support tanpa merasa tersaingi satu sama lain. Lalu bisa menjadi perempuan karir juga berpendidikan, sehingga kita mampu memutus mata rantai kebodohan itu saat ini.

Selain itu mengambil peran dalam memperjuangkan hak dan akses perempuan yang masih belum didapatkan sebagaimana mestinya. Harapannya, mari kita sama-sama berjuang untuk terus menyuarakan kemanusiaan itu. Sekali lagi, saya ucapkan selamat milad Aisyiyah yang ke-108, teruslah menjadi perempuan Islam yang berkemajuan dalam banyak aspek peradaban ini. []

 

 

 

 

Exit mobile version