Mubadalah.id – Setelah menyelesaikan tulisan yang berjudul “Mari Kita Ngobrolin Soal Perempuan Dilacurkan dalam Film Nur (Part 1)” saya memutuskan untuk kembali mengulas cerita kelanjutannya, karena saya rasa masih banyak nilai positif dari setiap adegan film ini yang bisa kita ambil.
Terkadang, Perbuatan Kita yang Membuat Perempuan yang Dilacurkan Tidak Ingin Berubah
“Nur, untuk apa kita sholat? Untuk apa kita keluar dari lorong ini? mereka tetap akan mencaci maki dan menilai kita rendah” teriak emak Nur, “Tapi Nur cape mak hidup seperti ini terus” jawab Nur dengan lemas, “Kamu pikir mak tidak pernah berusaha untuk keluar dari lorong ini Nur? Mak sering melakukannya dulu tapi hasilnya nihil, masyarakat sana tidak bisa menerima kita Nur! Mereka lebih memilih mencaci maki dan menghakimi kita, ingat Nur pelacur selamanya akan tetap menjadi pelacur” teriak emak Nur.
Dari sini kita bisa melihat bahwa penghakiman yang kita lakukan pada sosok “pelacur” membuat mereka ketakutan untuk keluar dari dunia pelacur tersebut, karena menurutnya memilih tetap dalam dunia tersebut adalah ide yang bagus untuk mengamankan diri dari penghakiman, kita harus sadar mau gak mau tidak semua pelacur siap menerima penghakiman. Maka berperilaku baik pada pelacur adalah salah satu bantuan untuk mereka keluar dari dunia gelapnya.
Dilarang Berdakwah di Tempat Kotor, Kata Siapa?
Ada pertanyaan yang cukup menggelitik dalam acara pengajian ustad Haji Mukhsin yang merupakan ayah Adam, “Ustad, kenapa ustad memilih berdakwah di tempat-tempat yang mayoritas sudah paham agama seperti majelis taklim ini? Padahal yang benar-benar membutuhkan edukasi terkait pemahaman agama adalah orang-orang yang di lorong (tempat perempuan dilacurkan) atau tempat penjara dan tempat lainnya” tanya salah satu anggota pengajian.
Pertanyaan tersebut membuat ustad Haji Mukhsin diam sejenak dan berusaha mengingat-ingat memori masa lalunya. Ternyata, berdakwah ditempat lorong adalah cita-citnya dulu, tetapi sekarang sudah tidak sempat. Karena baginya orang-orang di lorong sangat membutuhkan edukasi ilmu agama untuk membantu mereka keluar dari tempat tersebut, apa lagi akses ke tempat pengajian untuk mereka ditutup oleh masyarakat, jadi jika tidak diciptakan aksesnya dimana mereka akan belajar ilmu agama?
Maka, ustad Haji Mukhsin sangat mendukung Adam untuk mencari Nur ke lorong dan mengajari dia ilmu agama, baginya Adam telah mewujudkan cita-citanya yang belum sempat terpenuhi. Begitupun, ustad Haji Mukhsin adalah orang yang sangat mendukung Adam menikah dengan Nur, karena baginya keputusan Adam akan banyak menolong Nur untuk keluar dari lorong tersebut, walaupun keputusannya banyak mendatangkan penghakiman dari masyarakat tapi ustad Mukhsin tidak menghiraukannya.
Jadi ketika kita mendangar Ustadz berdakwah di tempat tidak baik, tidak usah mikir yang engga-engga, seharusnya kita memandangnya dengan positif. Seperti halnya ceramah yang pernah dilakukan oleh Gus Miftah di klub malam di bali sekitar tahun 2018 yang berisi pandangannya tentang kehidupan yang vertikal dan horisontal, yang menyangkut hubungan manusia dan manusia serta manusia dan Tuhan yang membuat anggota klub tersebut menangis, bukankah itu hal yang menakjubkan? Yesssss!
Benarkah Takdir Allah Tidak Adil?
Ada salah satu kalimat yang diucapkan ustad Adam terkait “Keadilan Allah” yang cukup membuat hati saya terbuka untuk menerima segala hal ketidakenakan yang mengahampiri hidup saya. “Ustad, kenapa hidup saya seperti ini? Saya tidak ingin menjadi pelacur dan saya tidak ingin dilahirkan di tempat lorong seperti ini, saya ingin seperti perempuan lain di luar lorong sana. Sungguh Allah tidak adil!” kira-kira seperti itu kalimat yang Nur katakan.
Dengan tangkas ustad Adam menjawabnya “Nur, jika kamu melihat keadilan Allah dengan cara membandingkan hidup kamu dengan orang lain, maka niscaya kamu tidak akan pernah menemukannya! Maka dari itu lihatlah keadilan Allah dengan cara menerima setiap takdir yang Allah berikan, sesungguhnya kamu sedang diuji Nur! Ingat, tidaklah seorang hamba dikatakan beriman sebelum diuji keimanannya”.
Gimana masih mau ngeluh dengan hal yang tidak mengenakan dalam hidup ini? saya rasa bukan ide yang bagus! Mengambil hikmah dari setiap masalah yang kita hadapi dan mencoba bangkit dari masalah tersebut adalah langkah yang tepat, dan terlebih kita benar-benar akan didewasakan oleh masalah lho.
Jodoh itu Benar-benar Jorok
“Adam tidak pernah membayangkan akan mencintai seorang pelacur bu! Kalau boleh memilih, Adam ingin mencintai perempuan seperti yang ibu inginkan. Tapi ini soal rasa cinta yang timbul begitu saja ketika melihat sosok Nur, Adam gak bisa mengelak soal perasaan ini” curhatan adam kepada sang ibu. “Kenapa harus pelacur Dam? Dari sekian banyak perempuan” tegas ibunya.
“Adam tidak tau bu, Adam maunya seperti itu, tapi lagi-lagi ini soal perasaan adam yang memaksa Adam untuk memilih Nur. Tapi Adam ambil hikmahnya, mungkin Allah kirimkan rasa cinta ini agar adam bisa menolong Nur untuk keluar dari lorong tersebut. Adam yakin bu, kehadiran adam benar-benar dibutuhkan oleh Nur” jawab Adam.
Pernah enggak sih kalian melihat pasangan romantis yang menurut kalian sudah cocok, Tapi tiba-tiba putus dan masing-masing dari mereka menikah dengan orang yang menurut kalian enggak cocok sama sekali. Nah itu adalah gambaran ternyata bukan Adam dan Nur aja yang banyak mengecewakan netizen, ternyata itu adalah hal yang biasa. Walaupun kita sudah mengusahakan jodoh yang terbaik versi kita masing-masing, tapi belum tentukan versi terbaik menurut Allahkan?
Semoga nilai-nilai positif dalam film ini bisa menggugah pembaca untuk nonton film ini, yuk tonton gaess. []