• Login
  • Register
Rabu, 23 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan Gelar Diskusi Implementasi UU TPKS

Saadah, menjelaskan kendala yang dihadapinya saat memberikan layanan kepada korban. Hak-hak korban yang dijamin dalam UU TPKS belum berjalan dengan baik.

Redaksi Redaksi
10/12/2023
in Aktual
0
UU TPKS

UU TPKS

682
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan menggelar Diskusi Publik dengan topik Kekerasan itu Nyata: UU TPKS adalah solusi di Keraton Kacirebonan, Kota Cirebon, pada 8 Desember 2023. 

Diskusi publik dalam rangka kegiatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (#16HAKTP) itu dihadiri langsung oleh Sultan Kacirebonan, Pangeran Abdulgani Natadiningrat, anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriani, dan Pusat Bantuan Hukum Kacirebonan, Pangeran Roeslan Amiril Moekminin. 

Kemudian, hadir juga Forum Pengada Layanan WCC Mawar Balqis, Sa’adah, Kanit PPA Polres Cirebon Kota, Ipda. Iman Hendro dan Dr. Beni dari Pusat Pelayanan Terpadu RS. Gunung Jati. 

Koordinator Panitia Pelaksana, Eva Zulfauzah mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi lintas komunitas. Serta lembaga untuk bersama-sama merespon kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan yang masih tinggi di Cirebon. 

“Kekerasan seksual adalah masalah serius yang harus kita tuntaskan bersama. Lahirnya Undang-undang No. 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual yang memberikan landasan kuat untuk menegakan keadilan dan melindungi korban. Bukan semata tanggung jawab pemerintah saja,” kata Eva.

Baca Juga:

Korban KBGO Butuh Dipulihkan Bukan Diintimidasi

Budaya Seksisme: Akar Kekerasan Seksual yang Kerap Diabaikan

Darurat Pelecehan Seksual: Ketika Keteladanan Retak, dan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Diabaikan

Memangnya Keadilan Gender Masih Harus Diperjuangkan, Ya? Kalau Ya, Mulai Dari Mana?

Pelibatan Semua Pihak

Implementasi pasca disahkannya Undang-Undang No. 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual menjadi sorotan dalam diskusi ini. Menurut Selly Andriani, pelibatan semua pihak penting dilakukan mulai dari pemerintah pusat, aparat penegak hukum, pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat. 

“Masih banyak korban yang merasa masih kesulitan dalam mengakses layanan pelaporan, penanganan, pemulihan. Ini menjadi PR bagi kami, apakah ini hambatan di pemerintah daerah atau kurang publikasi,” ucap Selly. 

Selain itu, implementasi dari UU ini saat persidangan masih menjadi perdebatan di aparat penegak hukum. Menurut anggota DPR RI dari Dapil 8 itu, pemahaman dari aparat penegak hukum yang masih menggunakan KUHP menjadi kesulitan yang pendamping hadapi dalam memberikan layanan maksimal. 

“Kami dari DPR RI akan mendorong pemerintah dalam hal ini Kemen PPPA untuk secepatnya mengeluarkan 5 peraturan pemerintah dan 5 Perpres agar tidak tumpang tindih dan tidak mempersulit implementasi di pemerintah daerah. Dan penting untuk melibatkan semua stakeholder dalam penyusunannya,” tegasnya.

Layanan Korban

Sementara itu, Saadah, menjelaskan kendala yang dihadapinya saat memberikan layanan kepada korban. Hak-hak korban yang dijamin dalam UU TPKS belum berjalan dengan baik.

“Misalnya dalam pelayanan kepada korban kekerasan seksual, tenaga layanan dan aparat penegak hukum harus sudah mendapatkan pelatihan,” paparnya.

UU TPKS mengamanatkan untuk memberikan hak restitusi kepada korban. Tetapi tidak tersampaikan kepada korban. Saadah berharap hak-hak hukum korban dapat terpenuhi.

“Masih banyak aparat penegak hukum Kepolisian yang tidak mau menggunakan UU TPKS karena belum ada aturan turunan pelaksananya. Padahal, Kapolri sudah mengeluarkan telegram instruksi untuk menggunakan UU TPKS,” tukasnya. 

Perlu diketahui, kegiatan kampanye #16HAKTP digelar dari tanggal 25 November-12 Desember 2023. Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan adalah jaringan kerja-kolaborasi antar lembaga dan komunitas di Cirebon. (Rilis)

Tags: diskusiImplementasijaringan cirebon untuk kemanusiaanUU TPKS
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Ma'had Aly Kebon Jambu

S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

21 Juli 2025
Wisuda Ma'had Aly Kebon Jambu

Mudir Ma’had Aly Kebon Jambu Soroti Fiqh al-Usrah dan SPS sebagai Distingsi Wisuda ke-5

21 Juli 2025
Fiqh al-Usrah

Dr. Faqih: Ma’had Aly Kebon Jambu akan Menjadi Pusat Fiqh Al-Usrah Dunia

20 Juli 2025
Ma'had Aly Kebon Jambu

Nyai Awanillah Amva: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Kiprah Mahasantri di Tengah Masyarakat

20 Juli 2025
Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • properti keluarga

    Ketika Properti Keluarga Menjadi Sumber Ketidakadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Sibling Rivalry dalam Rumah: Saudara Kandung, Tapi Rasa Rival?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi Difabel dalam Narasi Film Sore: Istri dari Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perselingkuhan, Nikah Siri dan Sexually Discipline

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menuju Pesantren Inklusif: Sebuah Oto-kritik
  • Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Saling Mengenal, Bukan Saling Merendahkan
  • Fenomena Sibling Rivalry dalam Rumah: Saudara Kandung, Tapi Rasa Rival?
  • Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki
  • Refleksi Difabel dalam Narasi Film Sore: Istri dari Masa Depan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID