• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Mengapa Ibu Harus Bahagia?

Sangat penting bagi ibu untuk melakukan me time atau waktu sendiri tanpa memikirkan beban yang ia jalani dalam waktu sejenak

dzikra dzikra
01/03/2024
in Keluarga
1
Mengapa Ibu Harus Bahagia?

Mengapa Ibu Harus Bahagia?

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Ibu adalah pusat dari keluarga, ibu yang bahagia sangat berdampak pada keluarga yang harmonis. Keluarga yang harmonis pun akan sangat berdampak pada perkembangan anak.”

-Motoforra Purwokerto Ketty Murtini-

Mubadalah.id – Dari kutipan tersebut proses perkembangan anak akan sangat berpengaruh jika ada di dalam keluarga yang harmonis, keluarga harmonis mulai dari ibu yang bahagia.

Setiap perempuan memiliki lima pengalaman khas yaitu menstruasi, hamil, melahirkan, nifas, dan menyusui, dan haid. karena itulah seorang wanita menjadi skala prioritas penting membutuhkan dukungan positif dari lingkungan sekitar.

“Mulai dari ibu hamil melahirkan menyusui dan proses membesarkan anak keadaan seorang ibu harus bahagia. pada dasarnya ibu bahagia keluarga akan bahagia,” ucap dr. Yuni Sp. A.

Ketika ibu dan anak bahagia akan memberikan energi positif kepada sang ayah, pola Asah, Asih, dan Asuh tidak lepas dari peran ibu.

Peran ayah dalam melaksanakan tugas pola Asah, Asih, dan Asuh ini harus selalu beriringan dan memberrsamai ibu. Di mana ibu menjalani hari dengan bahagia, maka akan menjalankan perannya dengan penuh suka cita serta stabilitas emosinya dapat terkontrol. Dia memberikan energi positif yang terserap pada anak yang mudah meniru apa saja yang sering anak lihat.

Hal tersebut akan berdampak besar dengan keberhasilan anak untuk memiliki pengelolaan emosi dengan baik di masa yang akan datang.

Baca Juga:

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

Membangun Keluarga Sakinah: Telaah Buku Saku Keluarga Berkah

KB: Ikhtiar Manusia, Tawakal kepada Allah

Alasan Ibu Harus Bahagia

Semakin banyak kasus ibu yang bunuh diri, gangguan jiwa menjadi alasan yang sangat penting bahwa menjadi seorang ibu harus bahagia. Sehingga tak perlu lagi ada pertanyaan, mengapa ibu harus bahagia.

Berikut adalah alasan kenapa seorang ibu harus bahagia?

Pertama, jika seorang ibu bahagia maka ibu akan memiliki sabar yang lebih dalam mengasuh anaknya. Masa anak-anak adalah masa keemasan pada pertumbuhan anak di masa inilah semua nilai karakter pada anak akan di bentuk.

Perkataan sikap dan perbuatan orang tua akan terekam oleh anak. Di mana ketika anak dewasa nanti akan menjadi kebiasaannya. Pada masa itu, anak melakukan banyak hal dan mengeksplorasi diri. Bahkan terkadang ketika anak melakukan hal yang di luar kendali dan membuat ibu emosi.

Kedua, apabila saat itu emosi ibu sedang tidak baik-baik saja, sedangkan ibu tidak bisa mengontrol emosinya, ibu akan marah. Padahal anak pun tidak tahu yang dia lakukan adalah perbuatan yang salah. Tetapi, jika emosi ibu baik dan terkendali ibu akan mengarah untuk menasehati dan menjawab rasa penasaran pada anak.

Ibu yang bahagia akan memiliki kreatifitas yang tinggi dalam membantu membentuk kegiatan anak sehari hari. Masa anak adalah masa bermain. Jika ibu yang paham akan selalu meningkatkan kreatifitas diri dalam meningkatkan stimulasi perkembangan tumbuh kembang anak.

Dengan memperhatikan nilai gizi makanan anak, hingga merancang permainan aktifitas yang anak lakukan dalam meningkatan semua aspek perkembangannya.

Dukungan Suami

Untuk menghadirkan sosok seorang ibu yang bahagia perlu dukungan seorang suami, keluarga dan lingkungan di sekitarnya. Karena menjadi seorang calon ibu, atau seorang ibu memang tidak lah mudah. Karena  sangat banyak tantangan dan tuntutan yang harus ia hadapi.

Seorang suami yang mendukung dan mengerti keadaan pasangannya, ia punya tanggung jawab untuk dapat mengajak sang istri berjalan-jalan dan membantu pekerjaan rumah. Selain itu, seorang ibu harus pandai menjaga pola hidup agar tetap sehat, jika ibu sakit maka seisi rumah akan terasa sakit.

Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu untuk melakukan me time atau waktu sendiri tanpa memikirkan beban yang ia jalani dalam waktu sejenak. Energi positf ibu akan mengalir kepada anak dan berdampak kepada anak di masa depannya nanti dalam mengontrol emosinya dengan baik. []

Tags: bahagiaIbukeluargaKesehatan MentalPeran Ayah
dzikra

dzikra

Terkait Posts

Najwa Shihab dan Ibrahim

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

26 Mei 2025
Program KB

KB: Ikhtiar Manusia, Tawakal kepada Allah

23 Mei 2025
Alat KB

Dalil Agama Soal Kebolehan Alat KB

22 Mei 2025
Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • IUD

    Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tren Mode Rambut Sukainah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga
  • Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?
  • Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID