• Login
  • Register
Jumat, 23 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Memahami Makna Ikhlas

Dalam meraih ikhlas itu kita memerlukan segala upaya, kita lakukan sepenuh hati, terserap oleh pikiran yang jernih bukan karena terpaksa

Mamang Haerudin Mamang Haerudin
27/06/2024
in Personal
0
Makna Ikhlas

Makna Ikhlas

546
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Hal lain yang gue sulit relate adalah kata “ikhlas.” Kenapa harus merasa ikhlas, seolah sesuatu yang diambil itu milik kita? Lha kan kalo konteksnya iman, semua yang kita punya sesungguhnya bukan milik kita? Kenapa harus ikhlas ketika yang dikerjakan adalah konsekuensi atas pilihan/situasi?

Misal Orangtua mendidik anak harus ikhlas. Anak ngurus ortu harus ikhlas. Sedekah harus ikhlas. Lha mendidik anak kan konsekuensi dari punya anak? Ngurus ortu juga konsekuensi dari punya ortu yang menua dan sakit? Sedekah adalah hal yang wajar dilakukan karena punya rejeki? Trus kenapa harus ikhlas? Kenapa ada kata “ikhlas”?

Mubadalah.id – Ada postingan di media sosial, bunyinya seperti saya kutip di atas. Yang membagikan postingan tentu orang yang terdidik. Saya akan berusaha menjawabnya. Namun, sebelum membahas makna ikhlas lebih lanjut, ada baiknya dalam membahas segala sesuatu itu harus dengan sikap yang tenang dan dengan nada bicara yang juga proporsional. Jangan sampai ketidakpahaman kita sendiri dijadikan pembenaran untuk mengeluarkan sikap keberatan atas istilah maupun perilaku tertentu.

Dalam Islam, atau lebih tepatnya dalam memahami tafsir terhadap ragam ajaran Islam, tak terkecuali berkenaan dengan istilah ikhlas, kita harus tetap hati-hati. Makna ikhlas itu bukan sebuah sikap yang harus kita tempuh secara saklek, sehingga ada kesan memberatkan dan membebani.

Padahal melalui istilah ikhlas, Islam hendak memudahkan umat Muslim dalam menjalankan berbagai syariat agama. Oleh karena itu, tempuhlah predikat ikhlas tanpa harus terbebani. Yakni dengan cara, terus menambah iman dan ilmu.

Sudah menjadi sifat manusiawi adalah manakala melakukan sesuatu, kehilangan sesuatu, mendapatkan sesuatu dan seterusnya, ingin mendapatkan perhatian orang lain, merasa sedih karena kehilangan dan senang apabila mendapat pujian.

Tidak aneh jika kemudian seiring dengan itu, setiap manusia mudah atau setidaknya pernah merasa kecewa, sedih, terpuruk, sakit hati dan lain sebagainya. Semuanya terjadi begitu menyesakkan dada karena belum ada ikhlas yang bersemayam. Kita belum menerima takdir Allah, terutama takdir yang menurut kita tidak membahagiakan.

Baca Juga:

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Kemanusiaan sebelum Aksesibilitas: Kita—Difabel

Surat Al-Ikhlas

Masih banyak orang yang terpaksa atau bahkan dipaksa menikah. Demikian juga terpaksa mengasuh anak, terpaksa bersedekah dan lain sebagainya. Sudah barang tentu setiap orang punya lika-liku hidupnya masing-masing.

Tidak bijak apabila lika-liku hidup kita menjadi patokan mutlak untuk men-generalisir lika-liku hidup orang lain. Sehingga dengan begitu, ada banyak di antara kita, termasuk saya sendiri, karena sedikit atau banyaknya iman, awalnya malas bersedekah, berat menjadi orang tua, mengasuh orang tua yang telah lanjut usia dst, tetapi seiring proses, betapa pun lambat-laun, akhirnya kita mulai menerima, menikmati dan menjalaninya dengan penuh do’a kepada Allah.

Di dalam Al-Qur’an ada salah satu surat bernama surat Al-Ikhlas, apabila kita cermati di dalamnya, hampir tidak ada satu pun kata ikhlas di sana. Yang ada justru berulang kali membahas tauhid kepada Allah.

Itu artinya bahwa konsep ikhlas berkaitan erat dengan kedekatan kita dengan Allah. Bahwa dalam meraih ikhlas itu kita memerlukan segala upaya, kita lakukan sepenuh hati, terserap oleh pikiran yang jernih bukan karena terpaksa. Akan ada proses dan latihan yang terus-menerus sampai kemudian kita menjadi manusia yang melakukan apapun beserta dengan keikhlasan.

Ikhlas Bukan Ranah Manusia

Juga perlu kita pahami bahwa ikhlas itu bukan ranah manusia, melainkan ranahnya Allah. Tugas kita sebagai manusia hanyalah berusaha sekuat tenaga menuju ikhlas, bagaimana nanti hasilnya kita serahkan kepada Allah saja. Itulah mengapa dalam bersedekah misalnya, kita boleh secara terang-terangan atau secara sembunyi-sembunyi.

Kedua-duanya baik, tanpa harus takut dihantui oleh stempel ria dan tidak ikhlas. Demikian, sedekah juga ditujukan kepada siapapun tanpa pandang bulu, dalam keadaan lapang maupun sempit.

Untuk memudahkan memahami makna ikhlas, kiranya prinsip ini bisa dijadikan pola: lupakan apabila kita telah berbuat baik, ingat-ingat terus apabila kita telah berbuat buruk. Dengan kata lain, kita akan terus berbuat baik karena Allah bukan karena siapa-siapa.

Sedangkan apabila kita melakukan kesalahan, kita akan terus mengingatnya agar kita tidak mengulanginya lagi. Sehingga itu, dalam menjalani kehidupan, terutama dalam beribadah dan beramal shaleh, tidak perlu menunggu pujian dan cacian. Pujian dan cacian sebetulnya sama merupakan ujian. Wallahu a’lam. []

 

Tags: HikmahkehidupankemanusiaanMakna IkhlasmanusiaSurat Al-Ikhlas
Mamang Haerudin

Mamang Haerudin

Penulis, Pengurus LDNU, Dai Cahaya Hati RCTV, Founder Al-Insaaniyyah Center & literasi

Terkait Posts

Narasi Gender dalam Islam

Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

22 Mei 2025
Jalan Mandiri Pernikahan

Jalan Mandiri Pernikahan

22 Mei 2025
Age Gap

Berhenti Meromantisasi “Age Gap” dalam Genre Bacaan di Kalangan Remaja

22 Mei 2025
Catcalling

Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

21 Mei 2025
Berpikir Positif

Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat

21 Mei 2025
Puser Bumi

Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

21 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jalan Mandiri Pernikahan

    Jalan Mandiri Pernikahan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berhenti Meromantisasi “Age Gap” dalam Genre Bacaan di Kalangan Remaja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bolehkah Dokter Laki-laki Memasangkan Alat Kontrasepsi (IUD) kepada Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah untuk Si Bungsu: Budaya Nusantara Peduli Kaum Rentan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Jenis KB Modern

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud
  • KB dan Politik Negara
  • “Normal” Itu Mitos: Refleksi atas Buku Disabilitas dan Narasi Ketidaksetaraan
  • 5 Jenis KB Modern
  • Jalan Mandiri Pernikahan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version