• Login
  • Register
Senin, 9 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Perempuan di Balik Maulid Nabi Muhammad Saw

Peran perempuan di sekitar Nabi menunjukkan bahwa perempuan memiliki posisi yang kuat dalam sejarah Islam

Rasyida Rifa'ati Husna Rasyida Rifa'ati Husna
27/09/2024
in Hikmah
0
Maulid Nabi Muhammad Saw

Maulid Nabi Muhammad Saw

640
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Maulid Nabi Muhammad saw tidak lepas dari keterlibatan peran para perempuan di sekitar Nabi saw. Sebagaimana penjelasan dari Prof. Quraish Shihab bahwa perjalanan hidup Nabi Muhammad di dunia biasanya kita sebut dengan dua isilah berbeda, yaitu maulud dan maulid.

Maulud ialah perjalanan hidup Nabi Muhammad yang menekankan pada sosoknya. Sementara maulid, kita artikan dengan informasi-informasi yang berkaitan dengan perjalanan hidup beliau saw. Oleh karenanya, jika kita membicarakan maulid Nabi, berarti kita mengisahkan segala peristiwa yang bersinggungan dengan kehidupan Nabi.

Termasuk di dalamnya kehidupan para perempuan di sekitar Nabi Muhammad saw yang memiliki peran sangat penting dalam perjalanan hidupnya. Mereka bukan hanya sebagai pendukung, tetapi juga sosok yang menginspirasi dan memberikan kontribusi besar dalam perkembangan Islam.

Perempuan-perempuan mulia itu di antaranya, yaitu: Ibunda Aminah binti Wahab, ibu kandung Nabi Muhammad saw yang dapat dikisahkan secara lebih mendalam di masa kecil.

Meskipun beliau meninggal saat Nabi masih belia, kasih sayang dan nilai-nilai yang ditanamkan ibunya dalam diri Nabi sangat mempengaruhi karakter seorang al-Musthafa Muhammad. Ibunda Aminah adalah contoh keteguhan hati dan cinta yang tulus, yang menjadi pondasi bagi perjalanan hidup Nabi Muhammad saw.

Baca Juga:

Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

Kisah Para Perempuan di Sekitar Nabi

Selain sang Ibunda yang telah dititipkan janin dan ruh Nabi Muhammad, ada juga kisah tentang pengasuh dan bidan yang menemani serta membantu proses kelahiran beliau. Yaitu Ummu Aiman dan Syafa Binti Auf.

Bahkan setelah kepergian ibunya, Ummu Aiman terus menjadi pelindung dan pengasuh yang mencintai Nabi Muhammad seperti anaknya sendiri. Ia selalu ada di samping Nabi ketika beliau dalam masa-masa sulit. Perannya itu menunjukkan betapa pentingnya cinta dan dukungan dalam membentuk kepribadian seorang Nabi saw.

Dilanjutkan dengan tradisi Arab saat itu untuk mencarikan ibu susu bagi setiap bayi yang baru lahir. Umat Islam lebih mengenal Halimah as-Sa’diyah sebagai ibu susu Nabi. Namun, menurut beberapa riwayat, Halimah as-Sa’diyah merupakan ibu susu kedua setelah Tsuwaibah yang menyusukan Rasulullah saw untuk durasi waktu yang cukup singkat.

Kedua perempuan ini menjadi teladan dalam pengorbanan dan keteguhan. Meskipun Halimah hidup dalam kondisi serba kekurangan, sementara Tsuwaibah berstatus sebagai budak, mereka tetap merawat dan mencintai Nabi dengan sepenuh hati.

Peran Istri Nabi

Dalam perjalanan hidup Nabi Muhammad juga tidak terlepas dari peran Istri Nabi Muhammad. Seperti salah satunya Sayyidah Khadijah binti Khuwailid yang merupakan istri pertama Nabi dan seorang perempuan yang sangat berpengaruh dalam kehidupannya.

Sebagai seorang entrepreneur sukses, Khadijah mendukung Nabi Muhammad secara finansial dan emosional saat beliau menerima wahyu pertama. Keberanian dan kepercayaan Khadijah terhadap misi suaminya menunjukkan betapa pentingnya dukungan pasangan dalam mencapai tujuan bersama.

Dari putra-putri beliau, ada Sayyidah Fathimah az-Zahra. Putri Nabi Muhammad, yang mendapat julukan bidh’ah al-Musthafa (bagian dari Nabi) menjadi contoh sempurna dari seorang perempuan yang kuat dan penuh kasih. Ia tidak hanya menjadi perempuan yang berhati lembut tetapi juga menjadi sosok yang berjuang untuk keadilan dan kebenaran.

Selain keluarga, banyak juga sahabat dari kalangan perempuan yang kiprahnya begitu mengagumkan dalam sejarah perjuangan Islam.  Asma binti Abu Bakar misalnya, putri dari sahabat terdekat Nabi Muhammad, adalah sosok yang berani dan cerdas.

Dia membantu Nabi Muhammad dan ayahnya dalam misi hijrah dua orang mulia tersebut ke negeri Madinah. Yakni dengan menyediakan makanan dan informasi penting. Ketangguhan Asma menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki peran besar dalam perjuangan.

Akhir kata, dengan mengenalkan figur perempuan-perempuan mulia di balik maulid atau kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad saw, wajah Islam menjadi lebih elegan karena umatnya dapat memahami Nabi saw melalui kisah yang lebih komperhensif.

Peran perempuan di sekitar Nabi menunjukkan bahwa perempuan memiliki posisi yang kuat dalam sejarah Islam. Mereka menjadi contoh keberanian, keteguhan, dan dedikasi. Kaum Muslimah dapat terinspirasi untuk aktif dalam berbagai aspek kehidupan, baik sosial, pendidikan, maupun spiritual, dengan mengedepankan nilai-nilai keislaman. Wallah a’lam.[]

Tags: Akhlak NabiislamMaulid Nabi Muhammad SawPeran Perempuansejarah
Rasyida Rifa'ati Husna

Rasyida Rifa'ati Husna

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat Perempuan

Dalil Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Iduladha

    Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menolak Lupa, Tragedi Sejarah Kekerasan terhadap Perempuan
  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID