Mubadalah.id – Dalam pendidikan anak, hubungan dan komunikasi antara orangtua dan anak adalah intinya. Di dalam interaksi yang terjadi sehari-hari terjadi proses pembelajaran dan pendidikan. Kunci dari komunikasi positif dan efektif adalah kemampuan orangtua dalam memahami anak.
Anak yang merasa dipahami, akan memiliki perasaan positif, bahagia, dan berdampak pada tumbuh kembang yang lebih baik. Sebaliknya, komunikasi negatif akan mempengaruhi jiwa anak ke arah karaker yang negatif pula.
Untuk memahami anak dengan baik, hal utama yang perlu orangtua biasakan adalah mendengarkan anak. Jika anak didengar dan dipahami perasaannya, dia akan merasa nyaman, dianggap penting dan berharga.
Sementara, ketika anak tidak didengarkan, dia akan merasa ditolak, kesal, marah, dan berdampak negatif pada rasa percaya dirinya.
Beberapa kesalahan umum dalam pola asuh anak:
Pertama, orangtua terlalu lunak / tidak tegas yaitu orangtua yang: menyogok, mengulang-ulang peringatan, mengabaikan dan membiarkan perilaku salah yang anak lakukan. Lalu memberi kesempatan kedua, berdebat, dan memberi aturan yang tidak jelas / kurang kongkrit.
Kedua, pola komunikasi dan interaksi yang negatif yaitu orangtua yang: terlalu memerintah, meremehkan, menyepelekan, tidak memberi pujian atas perilaku positif atau hasil karya anak Membandingkan dengan anak lain (saudara atau temannya).
Lalu, orang tua yang memberi cap/julukan/label negatif, terlalu menasehati/menceramahi, dan ekspresi penolakan terhadap anak.
Ketiga, menggunakan pola kekerasan adalah orang tua yang: marah-marah, membentak, berteriak pada anak, berbicara kasar pada anak. Lalu menyakiti emosi/hati anak: menyalahkan, mengkritik, mempermalukan anak (terutama di depan umum) Mengancam, menakut-nakuti.
Bahkan melakukan kekerasan fisik (mencubit, memukul, menjambak, dan kekerasan fisik atau bentuk penganiayaan lain).
Keempat, orangtua yang kurang peduli dan mengabaikan kebutuhan anak adalah orang tua yang tidak memberikan perhatian yang cukup pada kegiatan yang terkait anak.
Juga termasuk tidak peduli terhadap sekolah anak, pendidikannya, teman-temannya, tidak perhatian atau tidak tertarik terhadap aktivitas dan minat anak dan kurang memperhatikan kesehatan anak. []