• Login
  • Register
Rabu, 4 Oktober 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Aktivitas Perempuan Nusantara di Tanah Suci Makkah pada Abad ke-20 M

Dalam konteks her-story Nusantara, perjalanan ke tanah suci juga soal sejarah eksistensi para perempuan yang mampu membangun perekonomian dengan berdagang

Moh. Rivaldi Abdul Moh. Rivaldi Abdul
04/07/2023
in Pernak-pernik
0
Perempuan Nusantara di Tanah Suci

Perempuan Nusantara di Tanah Suci

813
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perjalanan ke tanah suci bukan aktivitas yang baru bagi masyarakat Muslim Nusantara. Sejak dahulu, orang-orang Nusantara telah melakukan perjalanan haji. Bahkan, jumlah jemaah haji dari Indonesia yang sangat banyak itu bukan fenomena yang baru terjadi. Pada tahun 1920-1 M, misalnya, tercatat 47% persen dari seluruh jumlah jemaah haji yang tiba di tanah suci merupakan Muslim dari Nusantara.

Daftar Isi

    • Orang Nusantara Pergi Haji pada Abad 20 M
    • Perempuan Nusantara yang Berdagang di Tanah Suci
  • Baca Juga:
  • Perempuan Guru Mengaji di Sabuah
  • Putri Ong Tien dan Perkembangan Budaya di Cirebon
  • Nyai Hj Dlomroh Lirboyo: Bagai Sayyidah Khadijah dari Tanah Kediri
  • Peran Perempuan dalam Sejarah di Indonesia
    • Perempuan Nusantara yang Mewarnai Aktivitas Keilmuan di Tanah Suci

Orang Nusantara Pergi Haji pada Abad 20 M

Namun agak berbeda dari motif naik haji saat ini yang sekadar menunaikan rukun Islam kelima. Pada permulaan abad 20 M, dan juga sebelum abad ini, aktivitas orang Nusantara di tanah suci lebih dari itu. Sebagaimana berdasarkan penjelasan Martin Van Bruinessen dalam “Mencari Ilmu dan Pahala di Tanah Suci: Orang Nusantara Naik Haji,” bagi orang Nusantara dahulu haji selain merupakan ibadah juga memiliki fungsi penting lainnya.

Dahulu, orang Nusantara yang pergi haji banyak yang tinggal bertahun-tahun bahkan sampai menetap di Makkah. Di tanah suci, selain menunaikan ibadah haji, mereka juga menjalankan aktivitas sosial, seperti membangun perekonomian lewat perdagangan, dan tentu juga tidak lepas dari aktivitas keilmuan.

Dalam konteks sosial ini, para perempuan Nusantara di tanah suci juga memainkan peran yang mewarnai jalannya aktivitas perdagangan dan keilmuan di Makkah.

Perempuan Nusantara yang Berdagang di Tanah Suci

Aktivitas dagang perempuan Nusantara di Makkah dapat kita lihat, misalnya, dari data yang Mufti Ali ajukan dalam artikelnya yang berjudul “Nyi Hj. Arnah Cimanuk (1876-1923): Seorang Ulama Banten di Mekah.”

Dalam tulisan itu, Mufti Ali menjelaskan kalau berdasarkan laporan pegawai Konsulat Belanda di Jeddah, pada tahun 1914 M, setidaknya ada sekitar 20 orang Banten yang berdagang pakaian di Makkah. Menariknya, dari jumlah tersebut, 12 orang di antaranya merupakan perempuan.

Baca Juga:

Perempuan Guru Mengaji di Sabuah

Putri Ong Tien dan Perkembangan Budaya di Cirebon

Nyai Hj Dlomroh Lirboyo: Bagai Sayyidah Khadijah dari Tanah Kediri

Peran Perempuan dalam Sejarah di Indonesia

Kedua belas perempuan Banten itu adalah; Nyai Hj. Minah dari Tanara, Nyai Hj. Sarafah dari Ciwedus, Nyai Hj. Markumah dari Tanara, Nafisah dari Tanara, Maryam dari Tanara, Nyai Hj. Saban dari Cikande, Suwedah dari Pandeglang, Hasunah dari Tanara, Hadijah dari Tanara, Masinah dari Tanara, Ruqoyah dari Serang, dan Johariah dari Trumbu.

Jadi, di antara orang-orang Banten yang berdagang pakaian di Makkah, pada permulaan abad 20 M, kebanyakan adalah perempuan. Para perempuan tersebut umumnya berdagang pakaian di rumah yang menjadi tokoh atau butik mereka.

Aktivitas dagang kedua belas perempuan Nusantara (Banten) itu, memberikan kita gambaran bahwa perempuan jelas mampu membangun kemandirian ekonomi. Dan, di tanah suci, jauh dari tanah kelahiran, mereka dapat membuktikan hal itu.

Perempuan Nusantara yang Mewarnai Aktivitas Keilmuan di Tanah Suci

Selain perdagangan, pada abad 20 M, kiprah perempuan Nusantara di tanah suci juga lekat dengan aktivitas keilmuan. Ada sosok-sosok perempuan yang menjadi ulama mumpuni, dan turut mewarnai aktivitas keilmuan di Makkah kala itu.

Nyai Arnah Cimanuk adalah salah seorang perempuan ulama dari Banten. Pada permulaan abad 20 M, turut mengajarkan agama di Makkah. Selain Nyai Arnah, sebagaimana berdasarkan data dari Mufti Ali, juga ada seorang perempuan ulama asal Bandung, yaitu Nyai Maryam. Di mana ia juga mengajarkan agama di Makkah kala itu.

Selain kedua perempuan Nusantara tersebut, ada Nyai Khoiriyah Hasyim yang merupakan putri Kiai Hasyim Asy’ari, dan Nyai Aminah yang merupakan istri Syekh Yasin al-Fadani. Kedua perempuan ini juga mewarnai aktivitas keilmuan di Makkah pada abad ke-20 M.

Sebagaimana penjelasan Fitrotul Muzayanah dalam “Gerakan Sosio-Intelektual Nyai Khoiriyah Hasyim,” bahwa kehadiran Nyai Khoiriyah yang ikut suaminya, Syekh Muhaimin al-Lasemi, di Makkah itu sangat berpengaruh dalam memajukan pendidikan perempuan di tanah suci.

Pada tahun 1942 M, Nyai Khoiriyah mendirikan madrasah khusus perempuan di Makkah, tepatnya di Kota Syamiah. Madrasah yang bernama Kuttabul Banat itu termasuk madrasah untuk perempuan yang pertama di Makkah. Dan, di kemudian hari, terinspirasi dari Nyai Khoiriyah, Nyai Aminah juga mengembangkan madrasah untuk perempuan. Nyai Aminah menamai madrasahnya dengan nama Khoiriyah University.

Sampai di sini, berdasarkan kesejarahan dari para perempuan Nusantara, kita dapat memahami bahwa naik haji ternyata bukan hanya soal menunaikan ibadah. Dalam konteks her-story Nusantara, perjalanan ke tanah suci juga soal sejarah eksistensi para perempuan yang mampu membangun perekonomian dengan berdagang. Selain itu, para perempuan ini juga mewarnai aktivitas keilmuan di Makkah pada abad ke-20 M. []

Tags: Her StoryPerempuan NusantaraPerempuan UlamaPerjalanan HajiSejarah HajiSejarah Perempuantanah suci
Moh. Rivaldi Abdul

Moh. Rivaldi Abdul

S1 PAI IAIN Sultan Amai Gorontalo pada tahun 2019. S2 Prodi Interdisciplinary Islamic Studies Konsentrasi Islam Nusantara di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sekarang, menempuh pendidikan Doktoral (S3) Prodi Studi Islam Konsentrasi Sejarah Kebudayaan Islam di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Terkait Posts

Kesalingan

Relasi Suami Istri adalah Kesalingan dan Kerjasama

4 Oktober 2023
Guru Mengaji

Perempuan Guru Mengaji di Sabuah

4 Oktober 2023
Istri Bersujud

Makna Hadis Istri Bersujud kepada Suami dalam Perspektif Mubadalah

4 Oktober 2023
Istri Salihah

Hadis Suami Saleh dan Istri Salihah dalam Perspektif Mubadalah

4 Oktober 2023
Suami Istri

Prinsip Pernikahan Harus Suami Istri Selalu Rawat dan Pelihara dengan Baik

4 Oktober 2023
Hiasan

Suami dan Istri adalah Sama-sama Hiasan Dunia

3 Oktober 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • mubadalah

    Prinsip Mubadalah adalah Prinsip untuk Kesetaraan dan Kemanusiaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Kesalingan Dalam Mencari Nafkah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fatwa KUPI (Bukan) Soal Hukum Aborsi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 9 Konsep Keluarga Maslahah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Teladan Nabi dalam Pemberian Stimulasi Fisik Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Relasi Suami Istri adalah Kesalingan dan Kerjasama
  • Perempuan Guru Mengaji di Sabuah
  • Makna Hadis Istri Bersujud kepada Suami dalam Perspektif Mubadalah
  • Serigala Betina dalam Diri Perempuan: Mengenalkan Psikologi Feminis
  • Hadis Suami Saleh dan Istri Salihah dalam Perspektif Mubadalah

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist