• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Belajar dari Ummu Al-Harits: Wanita Tangguh, Kunci Kemenangan Perang Hunain

Dari perjalanan Ummu Al-Harits ini, tentu menunjukkan bahwa keteguhan iman seseorang dalam membela agama Allah, tidak memandang gender

Kamariah Kamariah
07/07/2024
in Figur, Rekomendasi
0
Perang Hunain

Perang Hunain

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perang Hunain adalah perang yang tercatat terjadi setelah peristiwa Fathu Mekkah, tepatnya pada bulan Syawal tahun ke-8 Hijriyah. Dalam buku Manhaj Dakwah Rasulullah karya Prof Dr Muhammad Amahzun,  bahwa pada awal peperangan kaum muslim mengalami kekalahan.

Namun, atas pertolongan Allah, kemenangan akhirnya menjadi milik kaum muslin dan menariknya, ada andil muslimah sejati yang bernama Ummu Al-Harits dalam kemenangan perang ini.

Terjadinya perang hunain tersebut adalah karena para pemuka suku Hawazin dan Tsaqif merasa takut bahwa Rasulullah saw akan memerangi mereka setelah Pembebasan Mekah atau lebih akrab dengan sebutan peristiwa Fathu Mekkah.

Lantas mereka cepat-cepat mengambil langkah dan mempercepat perang.  Dalam sebuah riwayat juga tercatat bahwa ketika Rasulullah saw bergerak dari Madinah untuk Pembebasan Mekah, suku Hawazin dan Tsaqif berkumpul dan beranggapan bahwa Nabi hendak memerangi mereka dan setelah peristiwa Fathu Mekkah. 

Meletusnya Perang Hunain

Melansir Detik.com, bahwa ketika perang berlangsung, Nabi Muhammad SAW mengirim pasukan sebanyak 12.000 orang. Dari 12.000 itu, sebanyak 2.000 tentara merupakan kaum Quraisy yang baru masuk Islam, setelah peristiwa Fathu Makkah.

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Rasulullah SAW menunjuk Khalid bin Walid menjadi pimpinan pasukan garis depan yang bertugas sebagai pasukan pengintai. Sayangnya, Khalid gagal menjalankan tugas, hampir seluruh prajuritnya melarikan diri.

Perang Hunain sempat kacau karena pasukan muslim termakan sifat sombong. Mereka merasa tidak akan kalah karena berjumlah banyak ketimbang musuhnya, tapi faktanya banyak pasukan yang lari tunggang langgang dari medan perang.

Keteguhan Ummu Harits di Medan Perang

Menurut catatan sejarah, yang dikutip oleh Ibnu Al-Atsir, Ummu Al-Harits, turut serta bersama Nabi dalam perang hunain. Ketika kaum mislimin mengalami kekalahan dari berbagai front, Muslimah ini justru tidak gentar bersama 4 wanita lainnya.

Mereka memegang erat senjata yang dimiliki dan bersiap untuk bertempur, bahkan perempuan mulia ini memegang tali kekang unta suaminya, yang bernama Al-Mihsibar. Ketika situasi semakin kacau, akibat banyaknya pasukan yang kocar kacir Ummu Al-Harits tetap teguh, berada di barisan membela agama Allah bersama Rasullulah.

Beliau bahkan menyemangati pasukan, agar tak gentar melawan musuh. Mendorong suaminya agar tidak mundur barang selangkah apalagi sampai melarikan diri. Inilah kemudian yang menjadi kunci, dari semangat baru para pasukan.

Kekuatan Iman dan Ketabahan Hati yang Matang

Dengan keadaan yang sudah di ambang kekalahan ini, jika iman tidak tercokol kuat dalam hati Ummu Al-Harits, dia sudah melarikan diri terlebih dahulu. Namun, dengan kekuatan iman dan ketabahan hati, beliau justru mengaung layaknya singa betina yang mengamuk.

Bersumpah akan menebas kepala siapa saja yang menentang Allah dan Rasullulah, semua itu hanya bisa terjadi jika dalam hatinya hanya ada keyakinan yang tinggi akan janji Allah dan Rasullulah.

Lewat Ummu Al-Harits ini, juga kita bisa melihat bagaimana pentingnya jihad untuk menolong agama Allah dan Rasullulah.

Kesimpulan

Dari perjalanan Ummu Al-Harits ini, tentu menunjukkan bahwa keteguhan iman seseorang dalam membela agama Allah, tidak memandang gender. Namun terlihat dari seberapa besar iman hamba tersebut.

Di saat kebanyakan pasukan memilih melarikan diri, seorang wanita dengan keteguhan hatinya justru mengangkat senata tinggi-tinggi dan bersumpah akan menghabisi siapa saja yang menentang Allah dan Rasullulah.

Dengan penuh kerelaan beliau juga menyemangati dan mendorong suami serta pasukan yang lain untuk tidak gentar terhadap lawan. Hal ini telah membuktikan bahwa perempuan juga bisa memiliki kontribusi yang sangat besar dalam membela agama Islam. Semoga dari kisah ini, kita bisa mengambil pelajaran berharga, agar selalu berpegang teguh pada kebenaran. []

 

 

Tags: islamPerang Hunainsahabat nabisejarahUmmu Al-Harits
Kamariah

Kamariah

Terkait Posts

Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Perempuan Fitnah

Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kehamilan Tak Diinginkan

    Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version