Mubadalah.id – Salah satu cara Nabi Islam, Muhammad Saw dalam menyampaikan misi atau berdakwah keagamaan dan gagasan besar kemanusiaannya ialah dengan sikap pribadinya yang anti kekerasan.
Muhammad Saw hadir ke panggung sejarah sosial yang diwarnai kekerasan dan kekacauan dengan menampilkan pribadinya yang lembut dan penuh kasih.
Ini memang pesan Tuhan kepadanya. Tuhan berkata, “Maka, disebabkan rahmat (kasih sayang) Tuhanlah, kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, niscaya mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.” (QS. Ali Imran (3): 159).
Nabi Muhammad Saw atas petunjuk Tuhan bahkan juga melarang para pengikutnya mencaci-maki tuhan-tuhan mereka, selain Allah.
Dakwah dengan cara mencaci-maki tuhan-tuhan, sesembahan mereka, akan melahirkan kebencian mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa (Allah Swt).
Dan ini akan menciptakan konflik sosial yang besar atas nama keyakinan agama. Al-Qur’an mengatakan:
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian, kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’aam (6): 108).
Pada kesempatan lain, Nabi Muhammad Saw mengatakan, “Yassiru wa la tu’assiru, basysyiru wa la tunaffiru.” (Permudahlah dan jangan mempersulit, gembirakanlah dan jangan membuat takut orang). []