• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Biografi Sayyidah Nafisah; Ulama Perempuan Guru Imam Syafi’i

Kita akan mengamati kisah Sayyidah Nafisah, salah seorang ulama perempuan sufi yang menjadi guru Imam Syafi'i.

Redaksi Redaksi
29/10/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
perempuan berpendidikan tinggi

perempuan berpendidikan tinggi

551
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sayyidah Nafisah merupakan anak perempuan Hasan Anwar bin Zaid Ablaj bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Nama Sayyidah Nafisah cukup dikenal sebagai ulama perempuan terkemuka pada masanya. Artikel ini akan mengulik biografi Sayyidah Nafisah, ulama perempuan Guru Imam Syafi’i.

Biografi Sayyidah Nafisah Cicit Nabi Muhammad Saw.

Para ulama pada masa itu, kerap menyebutnya sebagai Nafisah al-‘Ilmi, karena ia merupakan sumber ilmu pengetahuan keislaman yang berharga.

Selain itu, cicit Nabi Muhammad Saw itu juga dikenal sebagai seorang pemberani, sekaligus ‘abidah zahidah (tekun menjalani ritual dan asketis). Bahkan sebagian ulama pada masa itu, mengategorikannya sebagai wali perempuan dengan sejumlah keramat.

Hubungan Erat Sayyidah Nafisah dan Imam Syafi’i

Ketokohan ulama perempuan Sayyidah Nafisah ini, menurut KH. Husein Muhammad di dalam buku Lisanul Hal, Kisah-kisah Teladan dan Kearifan, nampakya sudah lama didengar oleh Imam Syafi’i. Terlebih, saat Imam Syafi’i mendengar bahwa banyak ulama yang datang ke rumah Sayyidah Nafisah untuk mengikuti pengajian dan ceramahnya.

Karena rasa ingin bertemu dan belajar kepada Sayyidah Nafisah, kemudian Imam Syafi’i mengirim surat kepadanya yang berisi permohonan bisa bertemu dengannya di rumahnya, sekaligus mengaji kepadanya.

Baca Juga:

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Merespon kedatangan surat dari Imam Syafi’i, seperti dikisahkan Buya Husein, Sayidah Nafisah menyambutnya dengan seluruh kehangatan dan kegembiraan. Sayyidah Nafisah juga sudah mendengar kecerdasan al-Syafi’i.

Perjumpaan itu, kata Buya Husein, dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan yang sering. Masing-masing saling mengagumi tingkat kesarjanaan dan intelektualitasnya. Bila Imam Syafi’i berangkat untuk mengajar di masjidnya di Fustat, Sayyidan Nafisah mampir ke rumahnya, begitu juga ketika pulang kembali ke rumahnya,” tulis Buya Husein.

Dikabarkan bahwa Syafi’i adalah:

“Ulama yang paling sering bersamanya dan mengaji kepadanya, justru dalam statusnya sebagai tokoh besar dalam fiqih”

Selain itu, Buya Husein juga menceritakan, pada bulan Ramadhan, Imam Syafii juga acap shalat tarawih bersama Nafisah di masjid perempuan ulama ini. (Kana Yushalli biha al-Tarawih fi Masjidiha fi Syahri Ramadhan). Kalimat ini, lanjut Buya Husein, diperdebatkan maknanya, apakah ia berarti bahwa Imam Syafi’i menjadi makmum dari Sayidah Nafisah, meski dalam ruang yang terpisah? Kali ini tak penting diurai.

Mendoakan Imam Syafi’i Disaat Sakit

Kedekatan Sayyidah Nafisah dengan Imam Syafi’i semakin erat, apalagi saat Imam Syafi’i sakit, Buya Husein menambahkan, Imam Syafi’i mengutus sahabatnya untuk meminta Sayidah Nafisah mendoakan bagi kesembuhannya.

“Begitu ia kembali, sang Imam Syafi’i tampak sudah sembuh,” imbuhnya.

Bahkan, Buya Husein melanjutkan, ketika dalam beberapa waktu kemudian Imam Syafi’i sakit parah, sahabat tersebut dimintanya kembali menemui Sayyidah Nafisah untuk keperluan yang sama. Mohon didoakan untuk sembuh. Kali ini, Sayidah Nafisah hanya mengatakan,

“Matta’ahu Allah bi al-Nazhr Ila Wajhih al-Karim” (Semoga Allah memberinya kegembiraan ketika berjumpa dengan-Nya).

Mendengar ucapan sahabat sekaligus gurunya itu, Imam Syafi’i segera paham bahwa waktunya sudah akan tiba. Sebentar lagi. Imam Syafi’i kemudian berwasiat kepada murid utamanya: Al-Buwaithi, meminta agar Sayyidah Nafisah menshalati di atas jenazahnya, jika kelak dirinya wafat. Ketika Imam Syafi’i kemudian wafat, jenazahnya dibawa ke rumah perempuan ulama tersebut untuk dishalatkannya. tukasnya (Rul).

Tags: belajarimam syafi'ikisahMengajinabi muhammadngajiSayyidah Nafisahulama perempuanwali perempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version