• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Do'a

Doa Nabi di Thaif Ketika Dilukai

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
06/11/2020
in Do'a, Hikmah
0
Makna Hijrah dalam Lingkup Keluarga

Makna Hijrah dalam Lingkup Keluarga

7.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Malam ini, 05.11.20, dalam acara maulud Nabi Saw di masjid “Al-Amin”, 100 m dari kantorku Fahmina, aku menyampaikan ceramah, meski sesungguhnya tak ahli. Salah satunya aku bercerita tentang doa Nabi saat dikejar dan dilukai pemuda-pemuda di Thaif.

Usaha kaum kafir Quraisy Makkah menghentikan dakwah Nabi terus dilakukan dengan segala cara. Penghinaan dan caci maki terhadap beliau tak pernah berhenti. Tekanan dan intimidasi terus dilancarkan. Tetapi Nabi tak pernah putus harapan. Ia tak hendak menghentikan ajakannya dengan cara yang jujur dan lembut.

Manakala orang-orang kafir Makkah tak ada lagi menyambut ajakan Nabi, beliau mengalihkan dakwahnya ke Thaif, sebuah kota di dataran tinggi yang sejuk. Beliau berharap di sana akan ada yang bersedia menerima ajakannya untuk memeluk Islam. Tetapi tak disangka, di kota itu tak seorangpun peduli, bahkan justru Nabi dilecehkan hina dan diusir.

Orang-orang tua di kota itu menyuruh anak-anak muda mengusir Nabi. Nabi Muhammad dicaci maki, dihina, dilukai, dikejar-kejar dan dilempari batu oleh para pemuda berandalan itu sampai beliau harus keluar dari kota itu. Nabi lalu memasuki kebun kurma milik Utbah bin Rabi’ ah, seorang Nasrani. Beliau duduk di bawah sebuah pohon.

Melihat kekasih Allah itu diperlakukan sedemikian rupa, Jibril menawarkan bantuannya. “Jika engkau berkenan, O, Muhammad, sang kekasih Tuhan, aku akan jungkirbalikkan bumi ini dan menimpakan dua gunung itu ke atas punggung mereka yang terus melukaimu”, kata Jibril.

Baca Juga:

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

Dengan tenang Nabi menjawab, “Oh, Jibril, Tidak, Jangan!. Jangan lakukan itu!. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang belum mengerti saja. Semoga Tuhan, memberi mereka petunjuk dan semoga kelak dari mereka akan lahir orang-orang yang meng-Esa-kan-Mu.” Usai menjawab demikian, sambil tetap duduk di bawah pohon kurma itu, Nabi memanjatkan doa di Thaif dengan seluruh hatinya.

اَللَّهُمَّ إٍنِّى أَشْكُو إِلَيْكَ ضُعْفَ قُوَّتِى وَقِلَّةَ حِيْلَتِى وَهَوَانِى عَلَى النَّاسِ, يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. أَنْتَ رَبُّ المُستَضْعَفِيْنَ وَأَنْتَ رَبِّى. إِلىَ مَنْ تَكِلُنِى؟ إِلَى بَعِيْدٍ يَتَجَهَّمُنِى أَوْ إِلَى عَدُوٍّ مَلَّكْتَهُ أَمْرِى إِنْ لمَ يَكُنْ بِكَ عَليَّ غَضَبٌ فَلَا أُبَالِى
وَلَكِنْ عَافِيَتُكَ أَوْسَعُ لِى أَعُوْذُ بِنُوْرِ وَجْهِكَ الَّذِى أَشْرَقَتْ لَهُ الظُّلُمَاتُ وَصَلُحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ مِنْ أَن يَنْزِلَ بِى غَضَبُكَ أَوْ تَحِلُّ عَليَّ سَخَطُكَ لَكَ الْعُتْبَى حَتَّى تَرْضَى. وَلَا حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ.

Wahai Tuhan,
Kepada-Mu jua aku mengadukan kelemahanku
Kurangnya kemampuanku
Hinaku di hadapan manusia

O, Tuhan Maha Pengasih, Maha Penyayang
Engkaulah Yang melindungi orang-orang yang lemah
Engkaulah Pelindungku

Kepada siapakah Engkau akan menyerahkan diri hamba-Mu ini?
Kepada yang jauh yang melihatku dengan muka kusam muramkah,
atau kepada mereka yang membenci aku?

Jika saja Engkau tiada memurkaiku, aku tak peduli
Tetapi maaf-Mu Yang maha luas lah yang sangat aku dambakan.
Kami berlindung di bawah Cahaya Kasih-Mu
Yang menerangi semua kegelapan,
Dan atasnyalah semua urusan kehidupan di dunia dan akhirat
Akan menjadi baik.

Janganlah Engkau turunkan murka-Mu kepadaku
Atau Engkau timpakan kepadaku
Engkaulah yang berhak menegurku
Hingga Engkau rela padaku
Tiada daya, tiada upaya,
Selain karena Engkau jua []

Tags: islamkemanusiaanPerdamaianSejarah Nabi
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version