Salah satu ajaran Islam mengenai relasi laki-laki dan perempuan adalah ghaddul bashor. Secara sederhana ia biasa diartikan dengan menundukkan pandangan ketika berjalan. Sehingga mata tidak jelalatan menangkap obyek-obyek yang bisa membangkitkan birahi.
Biasanya, jika birahi naik di jalanan, atau di luar rumah, maka bisa berakibat buruk jika tidak mampu dikontrol dengan baik.
Jika jalan kaki yang singkat dan pendek, mungkin mudah menundukkan pandangan. Tetapi jika dalam jarak jauh, masih belum kenal tempat, perlu paham situasi, jalan sambil menundukkan pandangan tentu saja susah.
Apalagi sekarang berjalan sudah menggunakan kendaraan, sepeda, motor, atau mobil. Menyetir kendaraan, tentu saja, sangat tidak mungkin dengan cara menundukkan pandangan.
Karena itu, lebih tepat, jika ghaddul bashor diartikan dengan menundukkan “cara pandang”, atau perspektif. Cara pandang berada di dalam otak dan pikiran.
Menundukkan “cara pandang” artinya tidak memandang lawan jenis sebagai obyek seks untuk dimanfaatkan, dikuasai, dan dihegemoni. Tetapi memandangnya tanpa bermaksud menjadikannya sebagai obyek seks, tanpa rasa kesombongan, sebagai manusia yang bermartabat dan terhormat.
Cara pandang ini akan melahirkan sikap kerjasama dan kemitraan, bukan hegemoni dan penguasaan.
Anjuran “menundukkan mata” ketika memandang lawan jenis hanya tehnis saja, dan harus dilandasi penghormatan, bukan ketakutan.
Substansinya, bahwa lawan jenis bukan obyek seks yang harus dipandang dengan mata birahi, untuk kepuasaan libido diri, tetapi mitra kehidupan yang harus dipandang dengan perspektif kerjasama dan kebersamaan.
Lebih dari itu, ghaddul bashor adalah sikap hormat kepada orang lain, tidak memandang rendah, apalagi hina.
Ghaddul bashor adalah sikap ketika seseorang tidak menggunakan identitas dirinya, untuk menyombongkan diri, merasa lebih tinggi, atau lebih mulia.
Ghaddul bashor itu menundukkan kesombongan-kesombongan diri. Pada saat yang sama juga mengurangi ketakutan-ketakutan pada orang lain.
Ghaddul bashor mengajak hijrah dari cara pandang kesombongan pada orang lain ke kerendah-hatian. Dari hegemoni ke kerjasama. Dan dari penguasaan ke pemberdayaan.
Baik antar individu maupun antar golongan dan kelompok-kelompok masyarakat. Baik dalam kehidupan ranah domestik antar anggota keluarga, maupun dalam ranah publik antar warga komunitas dan negara.
Dalam Surat an-Nur (QS. 24: 30-31), al-Qur’an mengawali menyapa para laki-laki agar menundukkan cara pandang mereka dalam memperlakukan perempuan.
Tidak menganggap mereka sebagai obyek seksual yang dipandang dan diperlakukan dengan mata birahi. Tapi memandang mereka sebagai manusia yang terhormat dan bermartabat.
Al-Qur’an juga, di ayat sesudahnya, meminta perempuan hal yang sama, menundukkan cara pandang mereka kepada laki-laki. Agar terhindar dari jerat mata birahi yang haram, buruk, dan merusak kehidupan.
Mata birahi, dan segala aktivitas turunannya, diperbolehkan al-Qur’an jika kedua insan, laki-laki dan perempuan, sudah melakukan akad pernikahan. Akad kesepakatan untuk hidup bersama, dengan menanggung segala akibatnya bersama dan menikmati segala manfaatnya bersama.
Bahkan, pelampiasan birahi dalam relasi pernikahan tidak hanya halal, lebih dari itu dianggap ibadah, selama dilakukan dengan cara yang baik (thayyib), dan saling memberi kepuasan (mu’āsyarah bil ma’rūf), satu sama lain antara suami dan istri.
Dalam konteks pasutri ini, ghaddul bashor adalah konsep pengendalian diri agar kesenangan birahi ditumpahkan, hanya di antara mereka, bukan orang lain. Agar relasi lebih sehat, baik secara fisik, psikis, dan spiritual.
Lebih dari itu, ghaddul bashor adalah konsep mengenai cara pandang terhadap orang lain yang tidak meninggikan diri dan kesombongan, tetapi kemitraan dan kerjasama, atau mubadalah.
Laki-laki tidak menyudutkan perempuan sebagai biang fitnah (penggoda), kurang akal dan kurang agama. Tetapi memandang mereka sebagai manusia bermartabat, setara, dan mitra kehidupan. Baik dalam rumah tangga, maupun kehidupan publik secara umum. Begitupun cara pandang perempuan terhadap laki-laki, seharusnya demikian.[]
Discussion about this post