• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah: Kontribusi Ulama Perempuan dalam Khazanah Islam

Syekh Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya Sifat as-Shafwah berisi kurang lebih 1000 biografi ulama dari berbagai belahan dunia.

Rasyida Rifa'ati Husna Rasyida Rifa'ati Husna
10/04/2025
in Personal
0
Ulama Perempuan

Ulama Perempuan

584
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ketika mendengar kata ulama, dalam pikiran kita langsung terbesit bahwa ulama adalah seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan agama dan beragama. Perempuan seolah tidak pernah menjadi bagian dari kata ulama ini. Hal ini, sebab konstruksi sosial yang sudah berlangsung selama ratusan tahun atau bahkan berabad-abad dan bertahan sampai saat ini.

Masyarakat, bahkan juga para sarjana berasumsi bahwa kaum perempuan tidak memiliki peran signifikan di dalam dunia keulamaan. Bbahkan di bidang keilmuan selain agama, hingga peran ulama perempuan cenderung tidak terdokumentasikan atau bahkan terabaikan dalam catatan sejarah.

Ulama Perempuan Dalam Lintasan Sejarah Islam

Padahal cendekiawan muslimah sangat banyak, pun dengan peran mereka dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Bahkan dalam literatur sejarah peradaban Islam, keulamaan perempuan sesungguhnya sudah ada sejak zaman Rasulullah. Sayyidah Aisyah misalnya, beliau di masa itu membuka kuliah di majelis ilminya. Beliau menjadi rujukan para sahabat serta sahabiyat dalam hal agama.

Dalam penelitiannya tentang ulama perempuan, Prof. Azyumardi Azra mengatakan bahwa di antara kamus biografi yang hampir tak terhitung, terdapat jilid khusus tentang tokoh-tokoh perempuan yang ahli dan terkenal dalam pelbagai bidang kehidupan.

Salah satunya dalam Kitab an-Nisa’, sejarawan Ibnu Abdurrahman as-Sakhawi yang menulis beberapa kamus biografi tokoh-tokoh muslim abad 15. Beliau mencatat biografi 1075 perempuan, dan 411 orang di antara mereka mempunyai pendidikan agama yang cukup tinggi.

Baca Juga:

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Pesan Nyai Alissa Wahid di Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Islam adalah Agama Kasih: Refleksi dari Buku Toleransi dalam Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence Pada Ayat-ayat Shirah Nabawiyah (Part 2)

Syekh Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya, Sifat as-Shafwah yang berisi kurang lebih 1000 biografi ulama dari berbagai belahan dunia, juga mencatat sekitar 200-an tokoh perempuan.

Minimnya Kajian Tentang Ulama Perempuan

Kedua tokoh tersebut merupakan dari sedikit sejarawan Islam yang mempunyai kesadaran akan pentingnya peran cendekiawan muslimah di tengah minimnya perhatian terhadap tokoh-tokoh muslimah. Padahal, sangat banya sosok ulama perempuan yang jalan hidupnya bisa menjadi motivasi, uswah, suri teladan untuk generasi selanjutnya.

Dalam kitabnya Sifat as-Shafwah, Syekh Ibnu Qayyim juga menegaskan bahwa menulis sejarah peran para ulama perempuan amatlah penting. Dalam realitanya, peradaban patriarki yang kental di dalam masyarakat Muslim menempatkan perempuan lebih banyak dalam urusan-urusan privat dan domestik.

Sebaliknya, ranah publik seolah-olah hanya menjadi previlese bagi laki-laki. Termasuk dalam pendidikan, masyarakat biasanya lebih mendahulukan laki-laki ketimbang perempuan untuk masuk ke sekolah-sekolah formal.

Akan tetapi dengan keterbatasan dan perhatian pendidikan pada perempuan, ternyata para ulama perempuan tersebut masih bisa survive dan mempunyai kontribusi serta peran yang cukup signifikan di tengah umat.

Sebagaimana Ibnu Qayyim menyampaikan dalam kitabnya,

لِأََنَّ ذِكْرَ الْعَابِدات مع قُصُورِ الُانُثِيّة  يُثِيْبُ المُقَصِّر من الذُّكُور

“Karena dengan menyebutkan keberhasilan para cendekiawan perempuan tadi (dalam bidangnya masing-masing), padahal mereka punya keterbatasan (dibandingkan laki-laki).”

Oleh sebab itu, beliau ingin menyampaikan bahwa peran para cendekiawan muslimah tersebut tidak kalah pentingnya dengan peran tokoh laki-laki. Terlebih lagi melihat keterbatasan gerak-gerik perempuan di masa itu. Wallah a’lam.[]

Tags: Ibnu Qayyim al Jauziyahislamperadabansejarahulama perempuan
Rasyida Rifa'ati Husna

Rasyida Rifa'ati Husna

Terkait Posts

Pandangan Subordinatif

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

31 Mei 2025
Joglo Baca SUPI

Joglo Baca SUPI: Oase di Tengah Krisis Literasi

31 Mei 2025
Disabilitas dan Seni

Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

31 Mei 2025
Difabel di Dunia Kerja

Menjemput Rezeki Tanpa Diskriminasi: Cara Islam Memandang Difabel di Dunia Kerja

30 Mei 2025
Memahami AI

Memahami Dasar Logika AI: Bagaimana Cara AI Menjawab Permintaan Kita?

30 Mei 2025
Kehendak Ilahi

Kehendak Ilahi Terdengar Saat Jiwa Menjadi Hening: Merefleksikan Noble Silence dalam Perspektif Katolik

29 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jilbab

    Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tren Mode Rambut Sukainah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an
  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID