Mubadalah.id – Akhir-akhir ini, banyak sekali bermunculan podcats-podcast tentang kesehatan mental, salah satunya podcatsnya dr. Andreas dan Sora Tan yang bernama ‘Ruang Tunggu’.
Podcast ini tayang setiap hari sabtu di youtube. Dalam episode 11-15 di musim pertama, ruang tunggu selalu mengangkat topik tentang relationship, salah satunya adalah love bombing. Istilah yang mungkin terdengar asing, namun sering kali terjadi kepada orang sekeliling kita.
Love bombing adalah bentuk pelecehan (abuse) psikologis dan emosional yang seseorang berikan secara berlebihan, sebagai upaya untuk memanipulasi orang lain agar bersedia menjalin hubungan dengannya.
Bentuk pelecehannya bisa berbeda-beda pada tiap orang, tapi biasanya awalnya sekilas tampak lebih mengesankan, seperti memberikan pujian yang berlebihan, memberikan berbagai jenis hadiah yang tidak dibutuhkan, tidak berhenti menelepon atau mengirimkan pesan singkat sebagai bentuk perhatian dan lain sebagainya.
Love bombing ini bisa terjadi secara disengaja maupun tidak disengaja. Orang-orang yang menunjukkan perilaku love bombing biasanya memiliki penyebab mendasar yang berasal dari gaya keterikatan cemas atau tidak aman dalam sebuah hubungan, serta pengidap gangguan Narcissistic Personality Disorder (NPD).
Mencintai itu tentang memberi ruang bukan menutupnya
Sejatinya, tujuan dari love bombing itu sendiri bukan untuk mencintai melainkan untuk mengontrol atau mengendalikan pasangannya. Kata-kata cinta yang diutarakan dan perlakuan-perlakuan romantis yang pelaku love bombing berikan merupakan senjata tajam untuk mengelabui korban.
Pelaku akan berusaha mendapatkan kepercayaan dan ketergantungan pasangan sehingga dengan cepat dia menjadi orang terpenting dalam hubungan tersebut.
Setelah korban berhasil terkelabui, dia akan sangat mudah merendahkan dan mengabikan pasangannya. Dari situ muncullah sikap agresif dan posesif. Pelaku mulai mengisolasi korban dari orang-orang sekitar, mempersempit pertemanan korban, membatasi aktivitas-aktivitas keseharian korban, bahkan bisa saja menutup masa depan korban secara perlahan.
Dalam hal ini, korban biasanya akan cenderung menuruti semua kemauannya pelaku sampai rela melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak ingin ia lakukan hanya untuk ‘merebut kembali’ cintanya si pelaku. Bukankah mencintai adalah memberi ruang terbuka yang nyaman, bukan malah menutupnya?
Pelecehan psikologis dan emotional ini memang tidak meninggalkan bekas luka secara fisik, namun secara mental korban akan terpenuhi dengan rasa takut dan mudah terkendalikan. Bom cinta seperi ini sangat berbaya dalam relationship karena sangat merugikan salah satu pihak. Oleh karena itu, istilah love bombing ini termasuk dalam fenomena toxic relationship.
“…When you met my friends, didn’t even try with them
I should’ve known right then
That you were jealous and possessive
So manipulatin’
Honestly, impressive
You had me participatin’…”
Potongan dari lagu ‘Toxic Till the End’ yang dinyanyikan oleh Rose mewakili semua perasaan yang dirasakan oleh korban love bombing. Rose mampu mengedukasi para pendengar lagunya bahwa sifat cemburu, posesif dan manipulatif adalah sinyal awal yang seharusnya setiap orang mewaspadainya dalam sebuah hubungan. Sayangnya, kesadaran manusia terhadap hal tersebut sering kali datang terlambat.
Setara tidak harus dengan porsi yang sama
Dalam segmen mencintai mungkin tidak semuanya setara. Dan dalam ruang lingkup hubungan romantis, bisa jadi kapasitas cinta seorang laki-laki lebih besar daripada seorang perempuan atau mungkin sebaliknya.
Kapasitas yang menurut kita tidak setara bisa menjadi setara kalau keduanya bisa bersikap kesalingan. Saling menghormati satu sama lain, saling memahami satu sama lain, saling mendukung mimpi-mimpinya satu sama lain, dan saling memberikan rasa aman dan nyaman satu sama lainnya.
Jika dalam relationship sudah tidak ada rasa aman dan nyaman, artinya hubungan mereka sudah berada di lampu kuning atau mungkin sudah di lampu merah. Itu tandanya hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja. Mengakhiri hubungan bisa jadi adalah satu-satunya solusi terbaik demi kenyamanan bersama daripada melanjutkannya.
Love bombing tidak hanya timpang dalam porsi mencintai tapi juga tidak menjunjung kesetaraan dalam hal kesalingan. Bertahan dalam hubungan di bawah bayang-bayang love bombing adalah sebuah ketimpangan nyata dalam sebuah hubungan. Akhiri sekarang juga atau kamu akan terluka selamanya. []