Membangun Keluarga Sakinah: Telaah Buku Saku Keluarga Berkah

Pernikahan bukan sekadar tempat menyalurkan kebutuhan biologis saja. Lebih dari itu, pernikahan adalah sarana untuk membangun relasi yang setara, penuh kasih sayang

Buku Saku Keluarga Berkah

Buku Saku Keluarga Berkah

Judul Buku : Buku Saku Keluarga Berkah: Bimbingan Islam Mulai Pranikah Hingga Mendidik Anak Sebagai Generasi Bermoral
Penulis : KH. Mahsun Muhammad, M.A
Jumlah halaman : 219 Hlm
Penerbit : QAF Jakarta
Cetakan : 1, Desember 2022
ISBN : 978-623-6219-42-3

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu, saya berkunjung ke perpustakaan ISIF untuk mencari bahan bacaan. Di antara deretan buku sejarah, sastra, dan ensiklopedia, saya menemukan sebuah buku kecil berjudul Buku Saku Keluarga Berkah: Bimbingan Islam Mulai Pranikah Hingga Mendidik Anak Sebagai Generasi Bermoral, karya KH. Mahsun Muhammad, M.A. Buku ini diterbitkan oleh QAF Jakarta pada Desember 2022, dengan tebal 219 halaman.

Ketika melihat buku ini, saya langsung tertarik. Bukan, bukan karena saya lagi ngebet pengen menyiapkan pernikahan. Tetapi pengetahuan ini mungkin saja akan sangat berguna bagi saya di kemudian hari.

Karena itu, saya memutuskan untuk membaca buku tersebut hingga tuntas. Benar saja, ada banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan dari buku ini, salah satunya ialah tentang pernikahan yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

Dalam penjelasannya KH. Mahsun menyampaikan bahwa membangun rumah tangga itu bukan hanya sekadar menyatukan dua orang yang saling mencintai. Tetapi juga menyatukan dua keluarga, dua latar belakang, bahkan dua cara berpikir yang mungkin berbeda.

Karena itu, kesiapan mental, emosional, dan spiritual menjadi hal yang penting bagi seseorang yang memutuskan untuk menikah.

Pernikahan adalah Ibadah Terpanjang

Bahkan KH. Mahsun juga menyebutkan bahwa pernikahan itu adalah ibadah yang panjang. Oleh sebab itu, persiapannya harus betul-betul matang. Tidak bisa asal-asalan, apalagi hanya karena ikut trend saja.

Sebab menurut pemaparan beliau, dalam kehidupan pernikahan pasti terdapat rintangan, masalah bahkan bisa saja konflik. Maka dari itu keduaanya, suami dan istri mesti terus merawat tiga nilai penting, yaitu mawaddah (cinta), wa rahmah (kasih sayang), dan sakinah (ketenangan).

Mawaddah berarti mencintai pasangan dengan tulus, bukan sekadar cinta yang bersifat romantis atau emosional, tetapi cinta yang diiringi tanggung jawab dan komitmen. Rahmah berarti kasih sayang yang lahir dari keinginan untuk saling memahami dan mendukung. Sedangkan sakinah adalah rasa tenang yang muncul ketika ada keterbukaan, komunikasi yang baik, dan kesediaan untuk saling memaafkan.

Pentingnya Komunikasi

Buku Saku Keluarga Berkah Bimbingan Islam Mulai Pranikah Hingga Mendidik Anak Sebagai Generasi Bermoral juga mengingatkan kita betapa pentingnya komunikasi dalam rumah tangga.

Banyak pasangan yang awalnya saling mencintai, tetapi hubungannya rusak karena komunikasi yang buruk. Tidak ada kejujuran, tidak ada keterbukaan, tidak ada usaha untuk saling mendengarkan. Padahal, komunikasi yang baik adalah dasar penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga.

Pernikahan juga bukan sekadar tempat menyalurkan kebutuhan biologis saja. Lebih dari itu, pernikahan adalah sarana untuk membangun relasi yang setara, penuh kasih sayang dan juga saling mendukung satu sama lain untuk tetap bertumbuh dan melakukan hal-hal baik.

Oleh sebab itu, nabi mengingatkan umatnya untuk segera menikah jika sudah mmapu, namun jika belum, maka berpuasalah. Hal ini bisa kita lihat dalam sebuah hadis beliau yang berbunyi:

Wahai para pemuda, barang siapa yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena pernikahan dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan siapa yang belum mampu, maka berpuasalah, karena puasa itu adalah perisai baginya.

Hadis ini menegaskan pentingnya kesiapan sebelum menikah. Jika sudah siap secara fisik, mental, emosional, dan finansial, maka menikahlah. Tetapi jika belum, lebih baik menahan diri dan mempersiapkan diri lebih dulu, agar tidak memberatkan diri sendiri dan juga pasangan.

Menuju Rumah Tangga yang Diridhai Allah

Buku saku ini mengingatkan kembali tentang tujuan utama pernikahan dalam Islam bukan semata untuk memenuhi keinginan pribadi, tetapi untuk membentuk keluarga yang diridhai Allah. Pernikahan bukan garis akhir dari perjalanan hidup, melainkan awal dari fase baru yang penuh dengan tanggung jawab.

Setelah menikah, banyak hal yang harus dipelajari. Memahami pasangan, mendidik anak, menghadapi masalah bersama. Semua itu menjadi bagian dari proses yang harus dijalani dengan komitmen, kesabaran, dan kemauan untuk saling mendukung. Pernikahan bukan hanya soal cinta, tetapi juga tentang kesiapan untuk menghadapi realitas kehidupan rumah tangga.

Buku ini menyampaikan pesan penting bahwa rumah tangga yang baik bukanlah rumah tangga yang tanpa masalah. Justru, rumah tangga yang mampu menghadapi masalah dengan kesabaran, saling mendukung, dan terus berusaha menjadi lebih baik setiap hari adalah rumah tangga yang kokoh. []

Exit mobile version