• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Membincang Beban Ganda Perempuan dan Dilema Ibu Bekerja

Ketika harus menjadi Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Bekerja, maka tugas kita memastikan tidak ada perempuan yang mengalami beban ganda

fatmi isrotun nafisah fatmi isrotun nafisah
16/01/2025
in Personal
0
Beban Ganda Perempuan

Beban Ganda Perempuan

682
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di media sosial Threads, saya menemukan banyak akun-akun yang memposting hasil seleksi CPNS. Ada yang begitu senang dan bahagia karena perjuangan panjangnya membuahkan hasil yang baik dan lulus menjadi CPNS. Ada juga yang tengah sedih dan kecewa dengan hasil yang kurang baik, meskipun harus tetap yakin bahwa ada banyak jalan rezeki lainnya.

Kemudian saya menjadi ingat, beberapa waktu lalu saya juga pernah melihat postingan seorang perempuan PNS di sebuah kota yang pada akhirnya memilih resign atau berhenti bekerja.

Dalam postingan tersebut, banyak komentar yang menyayangkan keputusannya untuk resign, sebab menjadi PNS adalah impian sebagian orang. Untuk mendapatkannya butuh perjuangan dan usaha yang keras. Meski demikian, perempuan tersebut tetap memilih berhenti bekerja demi menjadi seorang istri yang baik untuk suaminya dan ibu bagi anak-anaknya.

Sebagai seorang perempuan, tentu tidak mudah untuk mengambil keputusan, terlebih untuk memilih salah satu di antara dua hal yang kita anggap sama penting dan prioritas. Di era sekarang ini, satu contoh di atas sebenarnya banyak kita temui atau jumpai di kehidupan sekitar kita.

Ada perempuan yang harus merelakan karirnya demi mengurus dan menjadi Ibu Rumah Tangga, ada perempuan yang harus tetap bekerja demi mencukupi kebutuhan ekonomi dalam keluarganya. Di mana meskipun telah bekerja, perempuan juga harus mengurusi urusan domestik/rumah tangga.

Baca Juga:

Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

#JusticeForArgo: Melawan Privilese Dalam Menegakkan Keadilan Korban

Kafa’ah yang Mubadalah: Menemukan Kesepadanan dalam Moral Pasutri yang Islami

Beban Ganda Perempuan

Di era sekarang, mayoritas perempuan mulai diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan berkarir. Ada yang memang harus bekerja untuk membantu suami mencari tambahan penghasilan. Selain dari alasan ekonomi, semakin banyaknya perempuan bekerja di ranah publik juga karena keinginan mereka untuk bekerja, terlibat aktif, mengisi waktu, menikmati hidup, mengembangkan ilmu dan menjadi manusia yang lebih bermanfaat.

Meski demikian, kita mengenal beban ganda perempuan. Beban ganda (double burden) adalah beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak daripada jenis kelamin lainnya.

Itu artinya, ketika perempuan masuk dalam ruang publik, memiliki pekerjaan dan berkarir, tidak lantas melepas pekerjaan-pekerjaan domestik yang sejak dulu hanya dilekatkan terhadap perempuan saja. Beban pekerjaan dan beban domestik inilah yang dikatakan sebagai beban ganda bagi perempuan.

Beban ganda perempuan adalah masalah yang sering perempuan bekerja hadapi. Perempuan seringkali harus memilih antara berhenti bekerja dan menjadi Ibu Rumah Tangga atau perempuan karir dengan segala beban gandanya.

Adanya beban ganda, perempuan seringkali mengalami perubahan dalam perilaku dan nilai-nilai sehari mereka. Perempuan harus melakukan banyak tugas sekaligus dan menyesuaikan waktu tidur. Sehingga seringkali perempuan dengan beban ganda akan merasa lebih lelah dan mudah stress.

Saling Mendukung

Beban ganda perempuan adalah salah satu permasalahan ketidakadilan gender, di mana kebanyakan orang khususnya dalam budaya patriarki beranggapan pekerjaan rumah tangga merupakan pekerjaan wajib bagi perempuan. Sehingga ketika terdapat perempuan yang bekerja di ranah publik masih harus mengerjakan pekerjaan domestiknya karena pekerjaan domestik dianggap sebagai kewajiban yang harus seorang perempuan lakukan.

Untuk menumpas pandangan lama dalam budaya patriarki ini, kita perlu terus meningkatkan kesadaran dan pendidikan masyarakat. Suami dan anggota keluarga lainnya perlu terlibat aktif, saling mendukung dan bertanggung jawab terhadap urusan rumah tangga dan pengasuhan anak.

Suami juga harus memberikan dukungan emosional kepada perempuan, saling bekerja sama dalam setiap urusan domestik adalah kunci utama agar perempuan tidak merasa menjadi beban ganda. Penting untuk kita sadari bahwa rumah tangga dengan segala pekerjaan domestik adalah tanggung jawab bersama, yaitu suami dan istri.

Pada intinya, kita harus menghormati dan tidak boleh saling memandang rendah setiap keputusan yang seorang perempuan pilih dalam hidupnya. Meski memilih untuk menjadi Ibu Rumah Tangga saja, itu adalah peran yang sangat mulia. Ataupun ketika harus menjadi Ibu Rumah Tangga dan sekaligus Ibu Bekerja, maka tugas kita memastikan tidak ada perempuan yang mengalami beban ganda. Tiap-tiap peran perempuan adalah kebaikan dan kebermanfaatan untuk hidup dan keluarganya. Wallahu A’lam bi ash-Shawab. []

Tags: Beban Ganda PerempuanGenderIbu Bekerjaibu rumah tanggakeadilanKesetaraanRelasi
fatmi isrotun nafisah

fatmi isrotun nafisah

Fatmi Isrotun Nafisah adalah perempuan kelahiran Purbalingga, dan baru saja lulus dari Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo pada program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2022

Terkait Posts

Pandangan Subordinatif

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

31 Mei 2025
Joglo Baca SUPI

Joglo Baca SUPI: Oase di Tengah Krisis Literasi

31 Mei 2025
Disabilitas dan Seni

Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

31 Mei 2025
Difabel di Dunia Kerja

Menjemput Rezeki Tanpa Diskriminasi: Cara Islam Memandang Difabel di Dunia Kerja

30 Mei 2025
Memahami AI

Memahami Dasar Logika AI: Bagaimana Cara AI Menjawab Permintaan Kita?

30 Mei 2025
Kehendak Ilahi

Kehendak Ilahi Terdengar Saat Jiwa Menjadi Hening: Merefleksikan Noble Silence dalam Perspektif Katolik

29 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jilbab

    Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an
  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID