• Login
  • Register
Jumat, 23 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah

Music For Mental Health and Peace : Alasan Mengapa Musik Kian Penting di Masa Pandemi

Nadhira Yahya Nadhira Yahya
08/09/2020
in Khazanah, Pernak-pernik, Personal
0
125
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Masa pandemi yang tidak kunjung usai agaknya sudah cukup membuat kebanyakan orang merasa bosan. Protokol kesehatan untuk tetap di rumah saja bagi sebagian orang memang terasa sangat sulit karena sudah terbiasa menghabiskan waktu di luar rumah. Akhirnya, tidak sedikit pada masa ini orang-orang yang kemudian mengalami stres, cemas berlebih, dan berbagai perasaan lain yang cenderung mengganggu kesehatan mental.

Minggu kemarin saya mendengarkan materi tentang music for mental health and peace dari rangkaian agenda Muharram For Peace (MFP) yang diadakan oleh KUPI,  AMAN Indonesia, dan Mubadalah.id. Kali ini menghadirkan pemateri dari grup band yaitu Adjie Dygta Band yang merupakan vokalis dari Dygta Band dan juga Nyai Suniyya Ruhama, seorang pengajar Ponpes Tahfidzul Qur’an Al-Istiqamah, Weleri, Kendal. Diskusi ini kemudian dimoderatori oleh Sari Narulita, yang merupakan staff program Alimat-KUPI.

Dari pembahasan terkait tema tersebut, dikatakan bahwa musik bisa mengobati stres dan perasaan cemas yang sedang kita lalui. Bahkan, mas Adjie sendiri menjelaskan bahwa fungsi musik sebenarnya memang lebih terasa saat seseorang sedang mengalami mental down. Hal ini dikarenakan saat kita sedang mendengar musik, kita secara tidak langsung akan terarah untuk aware pada diri kita, sehingga kita bisa lebih merasakan dan mengambil pesan yang terkandung pada suatu lagu yang kita dengar.

Karena di dalam musik, ada energi yang disampaikan. Misalnya, ada lagu yang berusaha menghibur, seakan berbicara pada kita “kamu gak sendiri loh”. Dan justru memang rasa saat kita sedang dalam keadaan down seperti itu, musik bisa lebih ditangkap rasanya, karena kita cenderung memikirkan perasaan pada saat tersebut.

Musik merupakan sesuatu yang bisa kita rasakan. Ketika mendengarkan musik, seseorang dilatih untuk bisa fokus dan memantapkan pikiran pada satu titik. Musik sangat membantu seseorang menjaga kesehatan mentalnya. Dilihat dari sisi spiritual pun, misalnya lagu-lagu religi, tentu ia memiliki pengaruh yang sangat baik bagi jiwa manusia. Seperti kebanyakan kasus yang pernah kita alami saat mendengar lagu, lalu kita merinding, atau merasakan suatu energi tertentu, ini menandakan bahwa kita sebenarnya menikmati lagu untuk jiwa kita.

Baca Juga:

Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial

Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim

Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

Nyai Suniyya pun kemudian memberikan contoh mengenai tari sufi. Dikaitkan dengan kesehatan mental, yakni sebagaimana yang kita ketahui bahwa tari sufi merupakan bagian dari cara kita untuk terhubung dengan Tuhan. Dengan melakukan tari sufi, seseorang bisa menjadi lebih tenang. Bagaimana prosesnya sehingga dapat membuat seseorang menjadi tenang?

Hal ini dikarenakan saat seseorang melakukan tari sufi, ia dilatih untuk fokus pada satu titik, yakni Tuhan. “Ketika seseorang mengalami stres, pikirannya pasti akan bercabang, macem-macem lah pokoknya, dan dengan melatih pikiran untuk fokus kepada satu titik seperti ini, kita akan melupakan sejenak kelumit yang sedang terjadi, dan akan membuat batin kita menjadi jauh lebih tenang”. Jelas Nyai Suniyya.

Tari sufi adalah tariannya orang yang dimabuk cinta kepada Tuhan, yang manifestasinya adalah berbuat baik kepada manusia. Oleh karena itu, ketenangan batin adalah hal yang sangat penting bagi manusia. Allah SWT pun pernah berfirman dalam suratnya: “kembalilah pada Tuhanmu dalam keadaan ‘tenang’”.

Di sini, kita seakan diberitahu untuk bisa tenang, sehingga ketenangan sepertinya bukanlah suatu hal yang mudah didapatkan dan dicapai. Melihat konteks ayat tersebut, tenang atau damai, seakan-akan memiliki makna yang dijadikan tujuan dan harapan bagi akhir keadaan manusia. Jadi, sebegitu pentingnya ketenangan dan kedamaian bagi jiwa-jiwa manusia.

Sebagaimana yang kita ketahui juga, apabila jiwa seseorang tidak bisa merasa tenang dan mengalami mental illness, seperti depresi, dll, tentu tidak sedikit kasus atau hal-hal yang tidak diinginkan pun terjadi. Bahkan, angka kematian akibat bunuh diri karena depresi sepertinya bukan hal yang asing lagi di telinga kita, bukan?

Untuk itu, saya sangat berharap kita semua bisa saling menguatkan. Selalu berpikir positif, tidak panik berlebih, dan menjaga agar kondisi ini bisa menjadi lebih baik.  Salah satunya ya itu tadi, dengan menerapkan musik sebagai sarana untuk melatih pikiran kita agar lebih tenang dan damai. Jadi, bagi yang dikaruniai suara bagus dan bisa bernyanyi, atau bisa bermain musik, silahkan bisa digunakan untuk menghibur lho. Hehe. Tetap semangat ya! []

 

 

Nadhira Yahya

Nadhira Yahya

Terkait Posts

Filosofi Santri

Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial

23 Mei 2025
Obituari

Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim

23 Mei 2025
KB perempuan

Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

23 Mei 2025
Narasi Gender dalam Islam

Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

22 Mei 2025
KB dan Politik

KB dan Politik Negara

22 Mei 2025
KB Modern

5 Jenis KB Modern

22 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hj. Biyati Ahwarumi

    Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version