• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Nasihat Kesalingan dalam Zakat sebagai Pilar Islam

Nasihat kesalingan dalam zakat sebagai pilar Islam menekankan rasa peduli. Di sisi lain, pesan kepedulian terhadap sesama ini menjadi penanda bahwa Islam hadir sebagai rahmat.

Thoah Jafar Thoah Jafar
02/05/2022
in Featured, Hikmah
0
nasihat kesalingan dalam zakat

nasihat kesalingan dalam zakat

82
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Nasihat kesalingan dalam zakat sebagai pilar Islam adalah keunggulan dari ibadah dalam rukun Islam yang ke-3 ini. Zakat menjadi pilar penting agama Islam. Perintah zakat kerap digandengkan dengan kewajiban mendirikan salat. Allah Swt senantiasa berfirman, “Dirikanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” Kalimat itu di antaranya tersirat dalam QS. Al Baqarah: 43, QS. Al-Baqarah: 110, dan QS. Al-Ma’idah: 55).

Banyak pakar tafsir memaknai kedekatan perintah salat dan anjuran berzakat tersebut sebagai pesan Islam secara mendalam tentang pentingnya menjaga hubungan vertikal dengan Allah Swt, dan secara horizontal dengan sesama manusia. Dengan kata lain, Islam tidak melulu menekankan hubungan hamba dengan Tuhannya, akan tetapi juga saling peduli dan bertanggung jawab sesama manusia.

Nasihat kesalingan dalam zakat sebagai pilar Islam menekankan rasa peduli. Di sisi lain, pesan kepedulian terhadap sesama ini menjadi penanda bahwa Islam hadir sebagai rahmat. Masing-masing penganutnya dianjurkan untuk selalu memberikan manfaat bagi keluarga, masyarakat, bangsa, hingga negara.

Nasihat Kesalingan dalam Zakat

Nasihat kesalingan dalam zakat sebagai pilar Islam adalah penekanan dalam ibadah sosial. Zakat merupakan wujud dari ibadah yang bersifat sosial. Zakat ditunaikan kepada sesama manusia agar dapat saling membantu dalam mengentaskan kemiskinan. Sebab, kemiskinan menjadi ancaman tersendiri di beberapa kasus tertentu. Dikarenakan kemiskinan, seorang muslim bia terjerumus pada kekufuran.

Atas konteks tersebut, bisa disimpulkan bahwa tiap-tiap muslim memiliki tanggung jawab untuk menjaga keimanan individu lainnya. Umat Islam pun disarankan untuk saling berwasiat dalam kebaikan. Saling membantu, saling mengingatkan pesan kebaikan, dan saling menjaga dan meneguhkan keimanan itu bisa dimulai dari antarindividu dalam hubungan yang terdekat, hingga terus meluas kepada mukmin lainnya.

Baca Juga:

Kisah Rumi, Aktivis, dan Suara Keledai

Menilik Masjid Ramah Musafir: Buka 24 Jam!

Tradisi Syawalan di Pekalongan, Meningkatkan Ukhuwah dan Perekonomian Masyarakat

Hari Kemenangan dan 11 Bulan Kemudian

Pengutamaan untuk saling peduli di circle terdekat ini pun digambarkan dalam amanat zakat atau pun sedekah. Setiap muslim tak elok menyalurkan zakatnya langsung kepada mustahik (penerima) yang jauh dan tak dikenal, sebelum memastikan di kanan kiri rumahnya sudah tak ada lagi tetangga yang merasakan lapar dan serba kekurangan.

Semangat ini bisa diambil dari kisah dalam sebuah hadis Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan Abu Sa’id Al-khudri berikut ini;

Suatu ketika Rasulullah keluar menuju masjid guna menunaikan ibadah salat Id. Sehabis salat, beliau menghadap warga sekitar, memberikan petuah-petuah dan menyuruh mereka untuk bersedekah.

“Wahai para manusia. Bersedekahlah!” Pesan Nabi. Ada beberapa perempuan yang tampak lewat, terlihat oleh Baginda Rasul. Rasul pun berpesan “Wahai para perempuan sekalian, bersedekahlah! Sebab saya itu melihat mayoritas dari kalian adalah penghuni neraka!”

Mereka yang lewat pun menjadi heran, apa hubungannya antara menjadi penghuni neraka dengan bersedekah sehingga bertanya, “Kenapa harus dengan bersedekah, Ya Rasul?” Rasulullah menjawab, “Karena kalian sering melaknat dan kufur terhadap suami. Aku tidak pernah melihat seseorang yang akal dan agamanya kurang, namun, bisa sampai menghilangkan kecerdasan laki-laki cerdas kecuali hanya di antara kalian ini yang bisa, wahai para perempuan.”

Sehabis Rasulullah berkhutbah, beliau bergegas pulang ke kediaman. Setelah sampai rumah, Zainab, istri Abdullah bin Mas’ud meminta izin untuk diperbolehkan masuk, sowan kepada Baginda Nabi. Nabi pun mempersilakan.

Ada yang memperkenalkan, “Ya Rasulallah, ini Zainab.” Rasul balik bertanya, “Zainab yang mana?” “Istri Ibnu Mas’ud.” “Oh ya, suruh dia masuk!”

Zainab mencoba berbicara kepada Nabi, “Ya Rasul. Tadi Anda menyuruh untuk bersedekah hari ini. Ini saya punya perhiasan. Saya ingin mensedekahkan barang milikku ini. Namun Ibnu Mas’ud (suamiku) mengira bahwa dia dan anaknya lebih berhak saya kasih sedekah dari pada orang lain.”

Rasul pun menegaskan, “Loh, memang benar apa yang dikatakan Ibnu Mas’ud itu. Suami dan anakmu lebih berhak kamu kasih sedekah dari pada orang lain.” (HR. Bukhari)

Hikmah Kesalingan

Nasihat kesalingan dalam zakat sebagai pilar Islam tersirat dalam hadits. Selain keutamaan untuk menyalurkan bantuan, kepedulian, atau sedekah kepada orang terdekat, satu hal yang penting disorot dan dipahami lebih mendalam dari hadis di atas adalah kalimat dari sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa kaum perempuan mendominasi sebagai penghuni neraka.

Kalimat ini tidak cuma sekali yang termaktub dalam hadis Nabi. Dalam hadis lain, Rasulullah Saw bersabda;

“Aku melihat ke dalam surga, maka kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka, maka kebanyakan penduduknya adalah perempuan.” (HR Bukhari dan Muslim).

Akan tetapi, Imam Qurthubi dalam  At-Tadzkirah-nya lebih menekankan pemaknaan kata “wanita atau perempuan” ke soal penyebab, bukan pada jenis kelamin.

Menurut Imam Qurtubi, penyebab banyaknya “perempuan” yang masuk neraka adalah karena hawa nafsu yang mendominasi dan kecondongan mereka pada kesenangan-kesenangan duniawi sehingga berpaling dari kepentingan memburu bekal untuk kehidupan akhirat. Sementara potensi kelalaian itu tak bersifat kodrati, melainkan bisa dipertukarkan. Dalam arti, dominasi hawa nafsu itu juga berpeluang besar menjebak para kaum pria.

Hikmah lain dari kisah bertamunya Zainab ke kediaman Rasulullah adalah kian kuatnya perintah untuk kesalingan, yakni menjaga keimanan itu dimulai dari pasangan atau keluarga. Sedekah yang bernilai sunah telah mengamanatkan umat Islam agar memiliki rasa saling peduli kepada pasangan untuk tetap menjaga keimanannya, terlebih lagi dalam ibadah zakat yang merupakan sebuah kewajiban.

Suami dan istri, berkewajiban setara untuk saling membantu, mengingatkan, dan saling menjaga untuk tetap pada penghambaan yang sempurna kepada Allah Swt. Dalam QS. An-Nahl: 97, Allah Swt berfirman, “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.”

Demikian nasihat kesalingan dalam zakat sebagai pilar Islam. Semoga bermanfaat.[]

Tags: Hari Raya Idulfitri 1443 HHikmahlebaranMembayar ZakatZakat fitrah
Thoah Jafar

Thoah Jafar

Pengasuh Ponpes KHAS Kempek Cirebon

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version