• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Pemberdayaan Warga Binaan Perempuan Rutan Lodji Pekalongan

Warga binaan perempuan tetaplah manusia biasa. Naluri keibuan tetap mengalir dalam nadinya

Siti Nisrofah Siti Nisrofah
14/11/2024
in Pernak-pernik
0
warga binaan perempuan

warga binaan perempuan

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pemberdayaan harus bersifat adil, gak boleh tebang pilih. Merata hingga kelompok Masyarakat yang paling rentan, yaitu warga binaan perempuan.

Selayang Pandang Warga Binaan Perempuan Rutan Lodji Pekalongan

Sekarang, istilah narapidana sudah berganti menjadi warga binaan. Tentunya agar lebih humanis sekaligus melindungi harkat martabat manusia yang pernah masuk penjara. Mereka termasuk kelompok yang rentan akan stigma negatif di Masyarakat.

Istilah warga binaan mengandung makna bahwa mereka adalah dan masih tetap warga Negara Indonesia. Yang pada kesempatan tersebut membutuhkan pembinaan khusus dari lembaga hukum berwenang. Meskipun pernah berbuat kesalahan pidana, mereka tetaplah manusia yang memiliki hak untuk memperbaiki diri di masa mendatang.

Warga binaan Perempuan di Rutan Lodji Pekalongan berjumlah enam orang. Ada yang masih menjalani proses sidang, ada juga yang sudah mendapat putusan hukuman. Kasus yang menyandung mereka cukup beragam, mulai dari penggelapan dana, pencurian, narkoba, dan lain sebagainya.

Pemberdayaan Warga Binaan Perempuan Rutan Lodji Pekalongan

Belum lama ini, saya dan sahabat Kopri Pekalongan berkunjung ke Rutan Lodji Pekalongan untuk berkolaborasi. Agenda yang bertajuk “Community Empowerment” ini melakukan pemberdayaan kepada warga binaan Perempuan di Rutan Lodji Pekalongan.

Baca Juga:

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Kemanusiaan sebelum Aksesibilitas: Kita—Difabel

Pemberdayaan perempuan yang kami lakukan melalui pelatihan pembuatan buket. Selain dari segi ekonomis, buket memiliki angka pemasaran yang cukup tinggi di Masyarakat. Dalam beberapa acara, buket cukup eksis sebagai pilihan hadiah. Misalnya dalam acara wisuda, perayaan hari kelahiran, tunangan, lamaran, pernikahan, dan agenda istimewa lainnya.

Buket dinilai sebagai simbol cinta dan representasi segala hadiah. Desainnya inovatif serta menarik. Bisa menggunakan jajan, uang, kerudung, rokok, dan lain sebagainya sesuai dengan kesukaan orang yang akan menerimanya. Buket tidak memiliki jenis kelamin. Artinya, buket dapat dinikmati oleh seluruh kalangan. Baik perempuan, laki-laki, anak-anak, dewasa, hingga lansia.

Harapannya, setelah selesai masa tahanan, warga binaan Perempuan Rutan Lodji mampu beradaptasi secara cepat terhadap tantangan modern yang berkembang di masyarakat. Tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama, melainkan aktif mengembangkan potensi diri yang mampu meningkatkan perekonomian keluarga.

Warga Binaan Perempuan tetaplah Manusia Biasa

Ada beberapa kejadian yang cukup menyentuh hati. Di sela-sela pembuatan buket, salah seorang tahanan berkata “Saya mau membuat buket yang bagus untuk kado ulang tahun anak saya, dua hari lagi”. Kabar baiknya, keluarga mereka tetap memberikan support (dukungan) melalui kunjungan berkala sesuai dengan prosedur yang ada.

Warga binaan perempuan tetaplah manusia biasa. Naluri keibuan tetap mengalir dalam nadinya. Mereka sepakat, bahwa buket yang sudah selesai akan menjadi hadiah untuk sang anak. Awalnya, setiap warga binaan hanya mendapat kesempatan membuat satu buket. Namun, ada yang meminta dua buket karena untuk diberikan kepada dua anaknya.

Satu persatu buket hampir selesai. Terlihat satu warga binaan meminta secarik kertas dan pensil untuk menulis ungkapan rindu, permintaan maaf, sekaligus kasih sayang. Anggap saja seperti kartu ucapan yang tersemat indah di dalam buket.

Tawa mereka memenuhi ruangan. Bahkan, satu sama lain saling bersahut candaan. Bel terus berbunyi, waktunya mereka istirahat. Usai sudah pertemuan pada hari itu. Kami saling berpamitan. Masih terngiang sekali raut wajah mereka yang menunjukkan rasa bahagia.

Kami membawa hasil buket mereka ke tempat khusus untuk disimpan. Berdasarkan prosedur keamanan, buket tersebut tidak boleh berada di kamar tahanan, karena memiliki unsur benda tajam yaitu lidi yang runcing.

Sebagai makhluk sosial, memanusiakan manusia adalah tugas bersama. Bagaimanapun kesalahan seseorang tidak lantas menjadikan kita lupa akan nilai-nilai kemanusiaan. Saya yakin, jika diberi pilihan, mereka tidak akan memilih posisi tersebut. Namun, keadaan sering kali mendorong mereka untuk melakukannya.

Jika tidak bisa membantu, jangan menghakiminya. Latih diri sendiri untuk merangkul kelompok yang rentan dan memberdayakan satu sama lain. []

Tags: kemanusiaanKopri PMIImanusiaRumah TahananRutan Lodji PekalonganWarga Binaan Perempuan
Siti Nisrofah

Siti Nisrofah

Hanya orang biasa :')

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version