Mubadalahnews.com,- Ketidakadilan gender masih memberikan pengaruh yang besar di masyarakat. Sebab, hal itu terus-menerus dikonstruksi oleh semua aspek kehidupan, baik agama, budaya, politik, pendidikan, hukum, kebijakan pemerintah dan lain aspek lainnya.
Founder Cherbon Feminist Nurul Bahrul Ulum S.Sos mengatakan, sebetulnya gender itu tidak perlu dipermasalahkan jika perempuan dan laki-laki sama-sama mendapatkan keadilan. Namun bermasalah jika ada ketidakadilan gender dan dalam hal ini perempuan selalu menjadi korban.
“Hal ini yang menyebabkan bahwa pendidikan adil gender itu sangat penting untuk diberikan. Maka untuk mengubahnya, setiap orang harus berperan dan mempunyai perspektif adil gender. Kalau politik berarti politisinya yang harus punya perspektif gender,” kata Nurul saat ditemui Mubadalahnews setelah Sekolah Gender Dasar (SGD), belum lama ini.
Menurutnya, pendidikan adil gender sangat penting, karena membutuhkan regenerasi lebih banyak lagi yang memiliki perspektif adil gender. Jadi semakin banyak orang, tokoh agama dan lain sebagainya melakukan dakwah-dakwah semacam ini di masyarakat.
“Paling tidak banyak juga orang yang memiliki kesadaran sensitifitas gender. Paling tidak bisa mengikis ketidakadilan gender,” ucapnya.
Sebab, ia melihat budaya patriarkhi masih menyebabkan ketidakadilan gender. Karena sering kali perempuan dan laki-laki dilakukan secara berbeda. Padahal dalam gender, menurutnya, sama sekali tidak ada pembedaan antara laki-laki dan perempuan.
“Laki dan perempuan berbeda secara biologis. Tapi diluar itu semua tidak bisa dibeda-bedakan. Karena diluar itu semua bisa ditukarkan (dan) bisa berubah,” tegas Nurul.
Jadi, lanjut dia, yang menyebabkan ketidakadilan itu karena dikonstruksi dan diciptakan oleh manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, mengenal dan sadar gender ini penting agar bisa mengetahui bahwa masih banyak ketimpangan-ketimpangan gender disekitar lingkungan ini.
“Keadilan gender itu memang sangat dibutuhkan,” ucapnya.
Dari sini teman-teman bisa mengetahui bahwa perbedaan fisik perempuan dan laki-laki itu disebut kodrati. Jadi memang laki-laki dan perempuan itu beda, tapi sedikit perbedaannya, yaitu di organ reproduksinya saja.
Oleh sebab itu, kata dia, di dalam SGD, teman-teman diajak untuk mengenal gender. Sebab dari tahap mengenal itu maka akan terbangun dengan sendirinya kesadaran gender.
“Saya ajak teman-teman untuk belajar gender, (karena) itu penting. Dari situ teman-teman bisa memahami perbedaan secara fisik antara laki-laki dan perempuan,” tandasnya. (RUL)