• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Penting Hadapi Trust Issue Untuk Bangun Relasi Lebih Baik

Kepercayan bisa muncul dalam berbagai konteks, termasuk dalam hubungan pribadi, pekerjaan, dan banyak aspek kehidupan sehari-hari

Ni'am Khurotul Asna Ni'am Khurotul Asna
15/06/2024
in Personal
0
trust issue

trust issue

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id –  Trust issue atau ketidakmampuan seseorang untuk sepenuhnya percaya kepada orang lain sangat lumrah terjadi di masing-masing kita saat menjalin relasi. Dalam situasi kebanyakan, ketidakpercayaan ini menjangkiti terhadap niat, integritas, atau kemampuan seseorang memenuhi janji atau kewajiban mereka.

Trust issue sangat penting kita ketahui dan pahami sebagai upaya untuk mengontrol dan menangani masalah relasi supaya tidak merugikan diri sendiri.

Hilma Hasa dalam tulisannya berjudul Trust Issue Menjadi Penyebab Anak Muda Menunda Pernikahannya, Apa Benar?, membahas persoalan trust issue yang menjadi masalah quarter life crisis anak muda utamanya dalam membangun hubungan dalam pernikahan.

Banyaknya masalah dari kasus perceraian maupun perselingkuhan menciptakan keraguan bagi anak muda. Sehingga keraguan anak muda tersebut sebagai antisipasi menjauhkan diri dari dampak buruk yang diterima.

Dari pembahasan tersebut menawarkan solusi umum mengatasi trust issue di antaranya adalah dengan memahami konsep kepercayaan, menjalin komunikasi dengan baik, dan meningkatkan kepercayaan.

Baca Juga:

Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Dalam konteks pembahasan ini, saya akan mencoba mengeksplorasi solusi memahami sekaligus menyadari untuk mengharuskan diri keluar dari trust issue dengan upaya pengendalian diri yang nantinya berdampak positif pada kebaikan diri sendiri.

Alasan Harus Keluar Dari Trust Issue

Falcone & Castelfranci dalam Trust dynamics menjelaskan bahwa trust (kepercayaan) merupakan sesuatu yang rapuh. Trust juga dapat berubah dari waktu ke waktu karena orang yang terlibat di dalam trust tersebut pasti akan mengalami perubahan.

Kepercayaan dibangun bukan dengan upaya sekejap mata, melainkan melalui hubungan intens yang memerlukan keterbukaan, kejujuran, dan keintiman dalam waktu dan pertimbangan yang tidak sebentar.

Kepercayan bisa muncul dalam berbagai konteks, termasuk dalam hubungan pribadi, pekerjaan, dan banyak aspek kehidupan sehari-hari. Jika seseorang mengalami trust issue pada akhirnya bisa memiliki dampak negatif pada hubungan, produktivitas, maupun kesejahteraan dan kebermanfaatan secara keseluruhan.

Lagi-lagi, kita harus mengenali apa saja tanda-tanda seseorang mengalami trust issue. Seseorang bisa mengalami beberapa gejala dalam masalah kepercayaan apabila seseorang hanya berfokus pada keburukan tanpa menimbang dan melihat kebaikan serta maksud orang lain.

Sering curiga berlebihan yang seakan itu bisa mempersiapkan diri untuk kekecewaan. Menyimpan dendam pada orang yang merusak kepercayaan sehingga tidak akan pernah melupakannya. Menghindari komitmen, terus menerus stalking dengan upaya mencari pembuktian seseorang tersebut jujur atau tidak.

Apabila seseorang merasa gejala trust issue seperti di atas, pastinya akan merasakan dampak negatif baik untuk diri sendiri maupun pengaruh terhadap sekitar. Kurangnya keyakinan terhadap diri sendiri, cenderung overthinking terhadap hasil yang telah dia lakukan, dan tidak mendapatkan kebebasan, adalah beberapa dampak dari trust issue.

Pengendalian Diri dengan Utuh Dan Sadar

Dampak trust issue pada seseorang hanya akan menjadi masalah yang berlarut bagi diri sendiri. Menimbulkan rasa takut untuk melangkah dalam hubungan, interaksi, maupun kerja sama. Maka dari itu, satu hal yang bisa menjadi kunci pemulihan trust issue adalah berlatih mengendalikan diri dengan utuh dan sadar sehingga memunculkan upaya untuk berpikir dan bertindak positif.

Latih diri untuk memahami makna dan nilai penting dari diri dengan kesadaran bahwa manusia adalah mahkluk sosial secara hakikat. Mulai mempercayai orang lain dari hal-hal kecil dengan berpegang pada kesadaran bahwa kepercayaan adalah sesuatu yang rapuh dan dapat berubah. Dan hal penting lainnya adalah bagaimana kita bisa menyikapi dan mengkomunikasikan dari adanya perubahan yang terjadi sebagai suatu proses untuk membenahi hal tersebut.

Kontrol diri kita sangat penting dalam mengendalikan sesuatu kemudian membenahinya sedikit demi sedikit dengan kehadiran dan kesadaran yang utuh. Melalui kesadaran utuh inilah akan membantu mengurangi rasa kekecewaan yang timbul dan perlahan beralih pulih. Hal ini akan membantu kita untuk mengidentifikasi pola pikiran negatif dan menggantinya dengan yang positif.

Komunikasi Interpersonal Sebagai Solusi

Selain pengendalian diri, efektivitas komunikasi menjadi salah satu bentuk dalam membangun kepercayaan. Sebab melalui komunikasi melibatkan berbagai aspek kehidupan dan perilaku manusia secara keseluruhan.

Komunikasi interpersonal memungkinkan komunikasi yang melibatkan orang-orang secara tatap muka dan paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang. Sebab sifatnya yang dialogis berupa percakapan yang baik untuk memperbaiki relationship, kerja sama, koordinasi,

Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mencapai efektivitas komunikasi interpersonal. Pertama, keterbukaan. Komunikasi harus terbuka dan jujur dengan kesediaan membuka diri atas apa yang penting diungkapkan. Kedua, empati. Dengan merasakan perasaan yang sama dan konsentrasi terhadap kontak fisik dapat membantu komunikasi semakin terbuka.

Ketiga, sikap mendukung. Komunikasi yang terbuka dan empatik dapat tercapai dengan adanya suasana yang mendukung. Keempat, sikap positif. Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri dan perasaan yang baik memungkinkan komunikasi juga bisa berjalan efektif.

Kelima, kesetaraan. Dalam kesetaraan, beberapa hal seperti ketidak-sependapatan dan konflik lebih dilihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada untuk menjatuhkan pihak lain. Maka, kesetaraan itu artinya kita menerima pihak lain sehingga kepercayaan akan terbentuk lagi pada seseorang dengan adanya keterbukaan komunikasi.

Maka, penting bagi kita untuk memulihkan keadaan dan kondisi diri dengan kesadaran menjemput kebaikan untuk diri sendiri dan sekitar. Sebab dari kita masing-masing berharga terlepas dari pengalaman yang timbul di luar kontrol diri dan telah terjadi. Manfaatkan energi dengan baik sehingga memungkinkan perjalanan hidup sebagai proses belajar yang bermakna. []

 

 

 

 

 

 

 

 

Tags: kebaikanKepercayaanKesalinganpernikahanRelasiTrust Issue
Ni'am Khurotul Asna

Ni'am Khurotul Asna

Ni'am Khurotul Asna. Mahasiswa pendidikan UIN SATU Tulungagung. Gadis kelahiran Sumsel ini suka mendengarkan dan menulis.

Terkait Posts

Catcalling

Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

21 Mei 2025
Berpikir Positif

Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat

21 Mei 2025
Puser Bumi

Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

21 Mei 2025
Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Aeshnina Azzahra Aqila

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

20 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pengepungan di Bukit Duri

    Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB dalam Pandangan Fiqh
  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl
  • Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan
  • Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version