• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Perhatikan 9 Hal Ini dalam Mendidik Anak

Kita bukan hanya sedang mendidik seorang anak manusia, tapi kita sedang mendidik generasi penerus bangsa dan agama

Raehanun Raehanun
08/01/2024
in Buku
0
Mendidik Anak

Mendidik Anak

14.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dear para orang tua, mendidik anak memang bukanlah perkara yang mudah. Kita bukan hanya sedang mendidik seorang anak manusia, tapi kita sedang mendidik generasi penerus bangsa dan agama. Untuk itulah dalam mendidik kita harus memperhatikan banyak hal dalam tahap tumbuh kembang anak.

Tujuannya agar tumbuh kembangnya berjalan dengan optimal serta sesuai dengan tahapan perkembangannya. Berikut 9 hal yang harus kita perhatikan dalam mendidik anak. Di mana catatan ini saya rangkum dari buku “Parenting Berbasis Pendidikan Karakter (Konsep, Program dan Evaluasi)” oleh Prof. Hj Warni Djuwita, M.Pd (seorang guru besar di UIN Mataram).

Sembilan Hal yang Harus Diperhatikan dalam Mendidik Anak

Pertama, Orangtua Harus Mengenal Anak dengan Baik

Dalam mendidik anak, orang tua harus memperlakukan anak sesuai dengan karakternya. Misalnya pemalu, periang dan sebagainya. Jangan pernah memaksa anak untuk menjalani karakter lain. Kenali pula bagaimana karakter anak ketika ia sedang memiliki masalah. Hal ini bisa kita lakukan dengan berempati pada anak. Selain itu, orang tua juga harus mengenali tahapan perkembangan anak sesuai dengan usianya.

Kedua, Hargai Perilaku Baik Anak

Orang tua harus menerapkan positif parenting dalam mendidik anak. Yaitu dengan menghargai perilaku baik anak sebanyak-banyaknya dan menghukum sesedikit mungkin. Jangan pernah menunggu anak melakukan hal yang spesial dulu baru menghargainya.

Orang tua hendaknya memberikan sesuatu yang menyenangkan anak secara berkala. Misalnya memberikan sesuatu yang ia senangi bila anak melakukan tugasnya dengan baik atau menambah waktu untuk mengembangkan perilaku baik anak.

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

Peran Penting Ayah di Masa Ibu Menyusui

Ketiga, Melibatkan Anak

Usahakan untuk selalu melibatkan anak dalam kegiatan dan keputusan keluarga. Contohnya, saat merencanakan liburan bersama dan melibatkan anak dalam tugas rumah sehari-hari sesuai dengan usianya.

Keempat, Selalu Mendekatkan Diri dengan Anak

Gunakanlah setiap kesempatan untuk mendekatkan diri dengan anak. Hal ini sangat penting dalam proses melakukan pendidikan. Misal, saat sedang santai di rumah ajaklah anak untuk berdiskusi mengenai berbagai hal terutama kegiatan yang anak lakukan pada hari itu.

Karena biasanya anak akan lebih terbuka dalam situasi seperti itu. Kemudian saat sedang menonton televisi, orang tua sebagaiknya mendampingi anak. Kesempatan itu bisa kita gunakan untuk menanamkan nilai-nilai baik ataupun buruk, penting atau tidak penting.

Kelima, Sediakan Waktu Khusus

Sediakan waktu khusus berdua saja dengan anak. Bila memiliki anak lebih dari satu, maka sediakan waktu khusus secara bergiliran. Sediakan juga waktu khusus untuk melakukan kegiatan bersama.

Keenam, Tegakkan Disiplin

Menerapkan positif parenting dalam hal mendidik bukan berarti orangtua mendiamkan sesuatu yang salah dilakukan oleh anak. Anak perlu belajar mengenai perilaku yang bisa kita terima, sehingga pendisplinan bisa kita terapkan.

Disiplin perlu kita tegakkan segera setelah perilaku yang tidak baik ia lakukan. Cara pendisplinan yang disarankan dapat menggunakan teknik time out dan grounded, yang bisa efektif jika kita terapkan dengan benar dan tepat.

Teknik time out bisa kita berikan dengan mendiamkan anak atau orang tua tidak memberikan reaksi apa-apa kepada anak. Tindakan ini merupakan respon terhadap perilaku anak yang tidak diinginkan. Biarkan atau tinggalkan anak sendiri agar dapat berpikir tentang perbuatannya.

Teknik grounded, anak kita haruskan menyelesaikan satu tugas untuk bisa mendapat kesenangannya lagi. Misalkan bila anak suka nonton film spongebob dan ia tidak mau mandi, orang tua bisa melakukan grounded dengan cara melarangnya nonton film tersebut jika anak belum mandi.

Pendisplinan ini perlu kita lakukan secara konsisten dan harus berdasarkan pada perilaku anak. Orangtua sebaiknya tidak langsung memberikan sanksi apabila anak baru melakukan perilaku tidak baik pertama kali dan belum pernah kita beritahukan sebelumnya bahwa perilakunya itu buruk.

Tujuh, Panutan Bagi Anak

Anak adalah peniru ulung, segala gerak-gerik yang orangtua lakukan akan ditirunya. Anak belajar cara bereaksi terhadap berbagai hal melalui pengamatannya pada perilaku orangtua. Agar anak dapat menerapkan perilaku yang baik, dalam hal mendidik orangtua dapat mencontohkannya terlebih dahulu dalam kehidupan sehari-hari pada anak-anaknya.

Contoh kecil dari video yang sempat viral beberapa hari yang lalu, di mana terlihat seorang ayah yang sering membantu istrinya beberes rumah dan itu disaksikan oleh putranya setiap hari. Lambat laun anaknya pun mengikuti perilaku ayahnya untuk ikut membantu ibu membereskan rumah.

Delapan, Say “I love You”

Kasih sayang harus kita ungkapkan secara terang-terangan. Disarankan bagi orang tua untuk mengungkapkan kasih sayangnya dengan kata-kata seperti I love you, ibu/ayah sayang kamu, belaian, ciuman, pelukan, atau gambar bunga dan hati.

Sembilan, Komunikasi dengan Tepat

Saat berbicara dengan anak, orang tua harus melakukan kontak mata dengan mereka serta mensejajarkan tinggi dengan anak. Bila ingin menyampaikan perintah, sampaikan dengan cara spesifik sehingga anak lebih mudah untuk memahaminya. Hindarkan perilaku membentak, mengomel, berteriak atau berceramah panjang lebar kepada anak.

Tidak ada orang tua yang sempurna, yang penting untuk menjadi orang tua efektif  yang mendidik anak  sejalan dengan waktu dan kondisi yang ada. Artinya dalam penerapan hal-hal tersebut tetap harus luwes dan bersifat kontekstual.

Jika penerapannya tepat, itu pertanda baik bahwa orangtua tidak hanya berhasil dalam penyelenggaraan pendidikan informal, tetapi ia pun dianggap berhasil dalam menerapkan hak-hak anak dalam pengasuhannya. []

 

 

 

 

 

 

 

Tags: anakmendidikorangtuaparentingpengasuhanRelasi
Raehanun

Raehanun

Terkait Posts

Herland

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

16 Mei 2025
Neng Dara Affiah

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

10 Mei 2025
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

25 April 2025
Buku Sarinah

Perempuan dan Akar Peradaban; Membaca Ulang Hari Kartini Melalui Buku Sarinah

23 April 2025
Toleransi

Toleransi: Menyelami Relasi Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keberagaman

23 Maret 2025
Buku Syiar Ramadan Menebar Cinta untuk Indonesia

Kemenag RI Resmi Terbitkan Buku Syiar Ramadan, Menebar Cinta untuk Indonesia

20 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version