Mubadalah.id – Guru Besar bidang Filsafat dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta, Prof. Fransisco Budi Hardiman mengatakan walaupun teknologi sudah sangat berkembang begitu maju, namun tetap, manusia masih memerlukan agama.
Agama, bagi Prof. Fransisco, masih memiliki peran-peran yang sangat strategis di dalam kehidupan seluruh umat manusia.
“Agama memiliki jangkar metafisis bagi masyarakat digital yang cenderung pragmatis, materialistis, fungsionalistis, dan instrumentalistis,” kata Franky sapaan akrabnya, saat sesi panel I: Imagining The Future Society, pada Muktamar Pemikiran NU ke-2 di di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Menurut Franky, fungsi agama adalah untuk merawat makna kehidupan ketika saintifikasi, teknologisasi, dan digitalisasi menanduskan makna kehidupan.
Bahkan, ia menambahkan, bahwa fungsi agama juga untuk menjaga misteri di tengah-tengah peradaban ilmiah yang cenderung mengobservasi segalanya dan merakit segalanya secara artifisial.
“Kebenaran yang berbeda masih mungkin ada dalam agama,” paparnya.
Selain itu, Franky juga menjelaskan tentang perkembangan digital saat ini sudah ironis. Ia menyebutkan bahwa sudah banyak manusia saat ini yang mirip dengan mesin. Sedangkan mesin justru lebih mirip dengan manusia.
“Perilaku kita semakin dikendalikan oleh mesin,” tegasnya.
Bahkan dalam kehidupan sehari-hari kita rasakan sendiri, yaitu bagaimana semua pekerjaan sudah bisa dikendalikan oleh mesin. Semua kebutuhan kita, sudah bisa terbaca oleh mesin.
“Sistem digital pada dasarnya adalah satu sistem organisasi yang berdasarkan pada statistik dan algoritma,” jelasnya.
Oleh sebab itu, kehadiran mesin tersebut, baginya, memiliki kelebihan dan juga kelemahannya. Kelebihannya, lanjutnya, manusia saat ini diberikan kemudahan untuk mengakses semua informasi. Belum lagi dengan kehadiran Artificial Intelligence (AI). Ia menjadi alat untuk terus menunjang kebutuhan manusia.
“Nah manusia-manusia itu mengidamkan manusia sempurna. Taapi untuk mencapai kesempurnaan, manusia ini harus kita pompa secara teknologis dengan suplemen, yaitu teknologi AI, robot, dan seterusnya,” tukasnya. []