• Login
  • Register
Senin, 21 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

Bagi Dr. Faqih, inilah saatnya para lulusan Ma’had Aly tampil bukan hanya sebagai yang menguasai ilmu pesantren. Tapi juga memahami nilai-nilai keislaman yang progresif, adil, dan membebaskan.

Redaksi Redaksi
21/07/2025
in Aktual
0
Ma'had Aly Kebon Jambu

Ma'had Aly Kebon Jambu

724
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Mudir Ma’had Aly Kebon Jambu, Dr. Faqihudin Abdul Kodir, menyampaikan refleksi penting tentang arah masa depan pendidikan Ma’had Aly Kebon Jambu dan distingsinya di tengah peta keilmuan nasional.

“Ma’had Aly Kebon Jambu tidak hanya mencetak lulusan, tapi mencetak identitas keilmuan yang khas,” ujar Dr. Faqih. Bahkan, ia mengamini apa yang sebelumnya disampaikan oleh Pengasuh Pesantren, Nyai Hj. Awanilah Amva, tentang pentingnya menjaga almamater, memperkuat komitmen belajar, serta mempersiapkan diri menghadapi tantangan zaman.

Namun, di balik itu semua, ada satu informasi penting yang ia sampaikan kepada para wisudawan yaitu gelar akademik baru. “Gelar resmi kalian adalah S.Fu (Sarjana Fikih dan Ushul Fikih). Ini adalah kebijakan baru dari Kementerian Agama atas rekomendasi Dewan Masyayikh,” terang Dr. Faqih.

Gelar ini memang belum begitu dikenal. Bahkan, menurut Dr. Faqih, ada beberapa lulusan yang masih “galau” memperkenalkannya saat mendaftar program pascasarjana atau saat dikenalkan kepada calon mertua.

Namun bagi dirinya, justru di situlah letak tantangan intelektual generasi baru Ma’had Aly.

“Kalian harus bisa menjelaskan apa itu S.Fu. Ini bukan sekadar singkatan, tetapi representasi dari kekhususan keilmuan yang kalian pelajari—yakni fikih dan ushul fikih dalam pendekatan khas lembaga kita: musyarakah dan mubadalah,” tegasnya.

Baca Juga:

Mudir Ma’had Aly Kebon Jambu Soroti Fiqh al-Usrah dan SPS sebagai Distingsi Wisuda ke-5

Dr. Faqih: Ma’had Aly Kebon Jambu akan Menjadi Pusat Fiqh Al-Usrah Dunia

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

Tanggung Jawab Pasangan Suami Istri dalam Menjaga Perkawinan

Bagi Dr. Faqih, inilah saatnya para lulusan Ma’had Aly tampil bukan hanya sebagai yang menguasai ilmu pesantren. Tapi juga memahami nilai-nilai keislaman yang progresif, adil, dan membebaskan.

Pegon dan Arab: Bahasa sebagai Distingsi Akademik

Tidak berhenti di situ, Ma’had Aly Kebon Jambu pun terus memperkuat distingsi akademiknya. Salah satunya melalui kebijakan baru yaitu kewajiban penulisan risalah akhir atau skripsi dalam bahasa Arab. Bila belum memungkinkan, maka akan ia tulis dalam huruf Arab Pegon.

“Kita butuh pembeda, ciri khas. Ini yang akan memperkuat keilmuan kita, dan membedakan lulusan Ma’had Aly dari lembaga lain. Kalau nanti masuk jenjang S2 atau S3, bahasa Arab akan menjadi kewajiban mutlak,” ujarnya.

Kebijakan ini lahir dari kesadaran bahwa di tengah era kompetisi global. Karena lulusan pesantren tidak cukup hanya mengandalkan nilai-nilai tradisional semata. Tetapi juga perlu memiliki kapasitas akademik, kredibilitas, serta kepercayaan diri untuk tampil di ruang publik.

Warisan KUPI: Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin

Lebih dalam lagi, Dr. Faqih menekankan bahwa seluruh pendekatan ini tidak bisa dilepaskan dari semangat Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI). Fikih yang dikembangkan Ma’had Aly Kebon Jambu adalah fikih berbasis keadilan dan kesalingan.

“Maka gelar S.Fu yang kalian sandang hari ini bukan sekadar simbol akademik, tapi juga tanggung jawab intelektual dan sosial. Di pundak kalianlah masa depan Islam yang rahmatan lil ‘alamin disandarkan,” ungkapnya.

Wisuda ini, bagi Dr. Faqih, bukanlah titik akhir. Ia adalah permulaan baru. Sebuah momen transisi di mana para mahasantri berubah menjadi pelayan ilmu dan nilai dalam kehidupan sosial yang nyata.

“Jagalah kehormatan gelar ini, dan jadikan ia alat perjuangan. Jangan tunggu menjadi terkenal untuk berbuat baik. Jadikan ilmu kalian jalan dakwah yang lembut, yang adil, dan yang menyejukkan,” pungkasnya.

Tags: gelarLulusanMa'had Aly Kebon JambuS.Futanggung jawab
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Wisuda Ma'had Aly Kebon Jambu

Mudir Ma’had Aly Kebon Jambu Soroti Fiqh al-Usrah dan SPS sebagai Distingsi Wisuda ke-5

21 Juli 2025
Fiqh al-Usrah

Dr. Faqih: Ma’had Aly Kebon Jambu akan Menjadi Pusat Fiqh Al-Usrah Dunia

20 Juli 2025
Ma'had Aly Kebon Jambu

Nyai Awanillah Amva: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Kiprah Mahasantri di Tengah Masyarakat

20 Juli 2025
Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fiqh al-Usrah

    Dr. Faqih: Ma’had Aly Kebon Jambu akan Menjadi Pusat Fiqh Al-Usrah Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Low Maintenance Friendship: Seni Bersahabat dengan Sehat, Bahagia, dan Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Awanillah Amva: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Kiprah Mahasantri di Tengah Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mazmur dan Suara Alam: Ketika Bumi Menjadi Mitra dalam Memuji Tuhan
  • Mengapa Istri Paling Rentan secara Ekonomi dalam Keluarga?
  • Dari Erika Carlina Kita Belajar Mendengarkan Tanpa Menghakimi
  • S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu
  • Tren S-Line: Ketika Aib Bukan Lagi Aib

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID