• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

4 Bekal Hadis Untuk Perempuan Korban KDRT

Berikut penulis berikan rangkuman 4 hadis yang kita harapkan bisa menjadi bekal bagi para perempuan korban KDRT

Wafiroh Wafiroh
10/10/2022
in Keluarga
0
Korban KDRT

Korban KDRT

445
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sejak kemarin, viral pemberitaan tentang Lesti Kejora, seorang aktris berprestasi melaporkan kekerasan dalam rumah tangga yang suaminya lakukan. Ia menjadi korban KDRT tersebut terjadi karena sang suami ketahuan berselingkuh. Artis multitalenta ini lantas pelaku banting dan cekik. Netizen pun ramai membincangkan hal ini.

Syukurnya, mayoritas mendukung tindakan cerdas dan berani yang Lesti lakukan dengan melapor kepada pihak berwajib. Meski sebagian yang masih berpikiran picik, justru menjadikan peristiwa ini sebagai bahan cacian, olok-olok hingga candaan.

Dari peristiwa ini, muncul pertanyaan: bagaimana Islam memandang tindakan KDRT? Bagaimana tuntunan hadis tentang perilaku ini? Serta bagaimana penanganan korban KDRT pada zaman Nabi saw? Berikut penulis berikan rangkuman 4 hadis yang kita harapkan bisa menjadi bekal bagi para perempuan korban KDRT.

Semoga, tulisan ini bisa menjadi bagian dari arus perlawanan terhadap kekerasan kepada perempuan. Dan tergabung menjadi bagian dari gerakan menolak diskriminasi terhadap perempuan manapun. Entah dia publik figur atau rakyat jelata sekalipun.

Memukul Pasangan, Bolehkah dalam Islam?

Dalam sunan Abi Daud, tepatnya pada hadis ke- 2146 terdapat sebuah hadis tentang hukum memukul pasangan (baca: istri). Hadis ini secara eksplisit rentan untuk dibaca dari dua sudut pandang yang berbeda. Mereka yang misoginis, dengan seenaknya mengklaim bahwa hadis ini adalah dalil legalitas memukul perempuan. Padahal, dari sudut pandang lain, hadis ini justru mengecam para pelaku KDRT. Berikut bunyi hadisnya:

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

“Janganlah kalian pukul para hamba Allah yang perempuan!” lalu Sahabat Umar datang dan berkata: “banyak perempuan yang membangkang pada suaminya!” lalu Rasulullah saw. memberikan keringanan untuk boleh memukul perempuan  (yang membangkang). Tak lama berselang, banyak perempuan yang berkumpul di sekitar Ummahatul Mukminin untuk mengadukan perilaku suami mereka yang sembarangan memukul perempuan. Rasulullah saw. pun bersabda: “sudah banyak perempuan yang mengadu kepada para Ummahatul Mukminin tentang suami mereka (yang sembarangan memukul). Mereka itu bukanlah laki-laki baik di antara kalian!”.

Andai kita cermat membaca hadis di atas, kita dapat menarik sejumlah pemahaman. Pertama, sabda pertama dari Nabi justru melarang memukul. Bukan menyuruh memukul. Kedua, memukul boleh untuk mereka yang membangkang (rincian hal ini dalam tulisan lain: Insya Allah). Ketiga, mereka yang memukul bahkan dengan alasan benar sekalipun, bukanlah laki-laki yang baik. Jelas bukan laki-laki pilihan!

Perlindungan Penuh Terhadap Korban

Menjadi korban sebuah kekerasan, tentu tak mudah. Apalagi perempuan yang mengalaminya. Ada trauma yang harus dia hadapi. Belum lagi sjumlah stigma negatif yang mungkin diberikan lingkungan sekitar bahkan meski perempuan tersebut menjadi korban sekalipun. Apakah Islam tidak ada perlindungan khusus untuk korban? Oh, tentu saja ada. Bahkan, Islam dengan sangat ramah memosisikan diri berada di pihak perempuan korban KDRT.

Hadis nomor 1304 dalam Musnad Ahmad di bawah ini buktinya.

Diriwayatkan dari Sahabat Ali, bahwa istri Walid bin Uqbah mendatangi Nabi saw. dan mengadu bahwa Walid memukul dirinya. Lalu Rasulullah saw. bersabda: “katakanlah! Nabi Muhammad saw. sudah melindungiku”. Tak berselang lama, perempuan itu kembali lagi sembari berkata: “Walid makin menjadi-jadi (dalam memukul)!” Nabi saw. menjawab lagi: “katakan padanya: Rasulullah telah melindungiku!”. Tak lama, kejadikan tersebut terulang lagi. Lalu Rasulullah saw. mengangkat kedua tangannya dan berdoa: “Ya Allah, aku serahkan Walid kepada-Mu. Dia telah berdosa dua kali kepadaku”. Nauzubillah.

Jangan Takut untuk Speak Up!

Apakah melaporkan tindak KDRT suami adalah sebuah tindakan tidak tahu malu? Apakah ini berarti bahwa perempuan tersebut tidak pandai menjaga aib keluarga? Jawabannya adalah tidak! Bahkan pada zaman Rasulullah, 1400 th silam, sudah ada perempuan yang dengan berani melaporkan kekerasan yang dialaminya untuk mendapatkan keadilan dan kenyamanan dalam hidupnya.

Dia adalah Habibah binti Sahl. Seorang perempuan pemberani yang Tsabit bin Qais bin Syammas nikahi. Berdasarkan pengakuannya, dulunya Habibah yang merupakan tetangga Nabi saw. ini pernah hendak beliau nikahi Kisah keberanian Habibah melaporkan KDRT terdapat dalam Sunan Darimi hadis no. 2171.

Suatu ketika Tsabit memukulnya. Tepat pada waktu fajar ketika gelap masih pekat, dia berada di depan pintu Rasulullah saw. Ketika Rasulullah keluar, beliau bertanya: “Siapakah ini?” Habibah menjawab: “Aku Habibah binti Sahl”. Beliau bersabda: “Apa keperluanmu? ” Habibah berkata: “Tidak mungkin aku dan Tsabit berkumpul.” Kemudian Tsabit datang kepada Rasulullah. Lalu Rasulullah bersabda: “Ambillah dari isterimu (mahar yang telah kamu berikan) dan lepaskanlah dia”. Habibah berkata: “Wahai Rasulullah, segala yang ia berikan, ada padaku”. Kemudian Tsabit mengambil darinya, dan Habibah tinggal bersama keluarganya”.

Apakah yang Habibah lakukan adalah sebuah cela? Tidak! Justru, Habibah sedang memperjuangkan hak dirinya untuk dihormati, dihargai dan diperlakukan secara manusiawi. Terlebih dia berada pada posisi benar dan menjadi korban. Dengan demikian, mari kita hentikan stigma dan klaim negatif pada perempuan yang berani angkat suara melaporkan kekerasan yang dilakukan oleh pasangannya. Dia tidak sedang membuka aib. Dia hanya tidak rela ditindas dan diperlakukan semena-mena.

Perempuan Berhak Menggugat Cerai

Benar, bahwa ucapan cerai adalah hak suami. Namun tidak berarti perempuan tidak memiliki peluang untuk melepaskan diri dari hubungan toxic yang mengikatnya. Dalam fikih tindakan ini kita sebut dengan khuluk. Yaitu gugatan cerai seorang perempuan melalui hakim daerah setempat (saat ini: pengadilan agama) dengan membayar sejumlah harta.

Dalam sirah Nabi saw., perempuan yang terkenal dengan keberaniannya untuk menggugat cerai suaminya melalui Nabi saw. adalah istri seorang laki-laki yang bernama Tsabit bin Qais. Kisahnya tersebutkan dalam Shahih Bukhari hadis nomor 5273.

Dia berkata: “wahai Rasulullah, aku tidak mencela dia (Tsabit) dalam hal perilaku maupun agama. Namun aku tidak senang melakukan kekufuran dalam Islam (kufur yang dimaksud adalah antonim syukur). Dia tidak mau kehilangan rasa syukur dengan terus bertahan dengan Tsabit. Nabi saw. menjawab: “apakah engkau rela mengembalikan kebun (mahar) dari Tsabit?” dia menjawab: “iya!” Rasulullah lalu bersabda kepada Tsabit: “terimalah kebun itu dan ceraikanlah dia satu kali”.

Dalam Irsyadus Sari karya Al-Qasthalani, terdapat sebuah riwayat dari Imam Nasa’i bahwa sebenarnya perempuan tersebut dipatahkan tangannya oleh Tsabit. Namun dengan kesabarannya, dia menyembunyikan kejadian tersebut dan hanya ingin berpisah dari Tsabit. Kisah ini juga menunjukkan bahwa perempuan bahkan dalam kondisi menjadi korban sekalipun, tetap bisa bersabar dengan tidak mengungkap keburukan pasangannya dan hanya menuntut untuk bercerai baik-baik. Luar biasa. Allahu A’lam. []

 

Tags: Hak istriHak SuamiKDRTkeluargaperceraianRelasirumah tangga
Wafiroh

Wafiroh

Alumni Ma'had Aly Situbondo - Perintis Pesantren Anak Tarbiyatul Quran wal Kutub

Terkait Posts

Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Mengirim Anak ke Barak Militer

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

10 Mei 2025
Menjaga Kehamilan

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

8 Mei 2025
Ibu Hamil

Perhatian Islam kepada Ibu Hamil dan Menyusui

2 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version