• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

5 Hal yang Patut Gen Z Teladani dari Munir Said Thalib

Munir tidak pernah mengorbankan prinsip-prinsipnya demi kepentingan pribadi atau tekanan dari pihak lain.

Miranti Miranti
10/09/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Gen Z

Gen Z

1.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebagai perempuan yang lahir sebagai generasi Z (Gen Z) rasanya ada banyak sekali sejarah serta pahlawan Indonesia yang masih perlu aku pelajari. Salah satunya tentang sosok Munir Said Thalib.

Melansir dari Ensiklopedia Dunia, Munir Said Thalib adalah salah satu tokoh yang berpengaruh dalam sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.

Ia merupakan seorang aktivis, pengacara, dan pendiri komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (KontraS), semasa hidupnya ia mengabdikan dirinya untuk memperjuangkan keadilan dan hak-hak mereka yang terpinggirkan.

Kehidupan dan perjuangannya memberikan banyak pelajaran berharga bagi kita semua, terutama dalam konteks keberanian dan komitmen terhadap keadilan.

Secara sederhana Munir, sebetulnya sejak kecil memang tumbuh di tengah keluarga yang mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Karena itu, tidak heran jika dalam dirinya sudah tertanam jiwa empati dan peduli pada hak-hak manusia yang dipinggirkan.

Baca Juga:

Dilema Usia 25 Tahun: Gapapa, Tidak Ada yang Terlambat

Gen Z dan Ancaman Diabetes Melitus

Kenapa Gen Z Harus Ikut Menolak Kenaikan PPN 12%?

Tetap Kecewa, Apa yang Salah dengan Self Healing Kita?

Dalam catatan sejarah yang au baca, Munir mulai terlibat dalam dunia aktivisme pada tahun 1990-an. Waktu itu Indonesia masih ada di bawah pemerintahan Orde Baru yang otoriter.

Dengan latar belakang hukum pendidikan, ia berusaha untuk memberikan suara bagi mereka yang tidak memiliki hak. Ia juga dengan gigih melawan berbagai bentuk pelanggaran HAM yang terjadi di tanah air.

Semua orang pasti tau, perjuangan Munir tidak lah mudah. Ia menghadapi berbagai ancaman dan intimidasi, namun semangatnya untuk memperjuangkan keadilan tidak pernah padam.

Bahkan karena keberanian itu lah, pada 7 September 2004, Munir tewas dalam penerbangan dari Jakarta menuju Amsterdam. Ia diracun dengan arsenic. Kasus ini menimbulkan banyak kontroversi, termasuk dugaan keterlibatan pihak-pihak tertentu dalam pemerintah.

5 Hal yang Perlu Kita Pelajari dari Munir

Dear Gen Z, kiranya kita memang perlu belajar lebih banyak dari para aktivis-aktivis terdahulu, salah satunya ya dari Munir. Supaya kita tidak tahu sejarah hanya katanya atau hanya dari fyp TikTok saja. Karena sejatinya, konten media sosial kadang banyak hoaks dan gimmick-nya.

Dari semua yang aku baca tentang Munir, setidaknya ada lima hal yang bagus banget kita tiru dari perjuangan beliau. Pertama, keberanian untuk berbicara. Keberanian adalah kualitas yang sangat penting dalam perjuangan untuk keadilan. Munir menunjukkan bahwa berbicara dan bertindak demi kebenaran adalah hal yang perlu dilakukan, meskipun ada risiko besar.

Karena itu, sebagai generasi yang sering disebut menye-menye, kita harus menunjukkan bahwa kita juga punya keberanian untuk mengungkapkan pendapat dan menentang berbagai bentuk ketidakadilan. Seperti halnya yang telah Munir lakukan waktu dulu.

Kedua, empati dan kepedulian. Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami pengalaman orang lain. Munir selalu berusaha mendengarkan suara mereka yang terpinggirkan dan memperjuangkan hak-hak mereka.

Dengan mengembangkan empati, kita dapat lebih memahami penderitaan orang lain dan berusaha membantu mereka. Tentu saja caranya bisa berbeda dengan apa yang dilalukan Munir, namun jika tujuannya sama, pasti semangat serta hasilnya tidak akan jauh berbeda.

Ketiga, integritas yang kuat. Integritas adalah komitmen untuk tetap setia pada nilai-nilai dan prinsip yang diyakini. Munir tidak pernah mengorbankan prinsip-prinsipnya demi kepentingan pribadi atau tekanan dari pihak lain.

Prinsip yang Munir miliki ini sangat cocok untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga sebagai Gen Z, kita jadi tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang bertentangan dengan nilai perjuangan yang kita pegang.

Keempat, ketekunan dalam perjuangan. Perjuangan untuk hak asasi manusia sering kali memerlukan waktu dan usaha yang tidak kenal lelah. Munir adalah contoh nyata dari ketekunan, yang terus berjuang meskipun menghadapi berbagai rintangan.

Nah hal ini juga penting banget Gen Z sekarang miliki. Supaya apa? ya supaya kita tidak mudah menyerah dan patah.

Komitmen Keadilan Sosial

Kelima, komitmen terhadap keadilan sosial. Munir memiliki komitmen yang kuat terhadap keadilan sosial, yang terlihat dari segala upayanya dalam memperjuangkan hak asasi manusia.

Kita juga perlu memiliki komitmen yang sama untuk memperjuangkan keadilan, tidak hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk orang lain. Memperjuangkan keadilan adalah tanggung jawab kita sebagai warga negara.

Perjuangan Munir adalah pengingat bahwa hak asasi manusia adalah hak setiap individu dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk memperjuangkannya. Dengan memelihara sifat-sifat seperti keberanian, empati, integritas, ketekunan, dan komitmen terhadap keadilan, kita dapat melanjutkan warisan perjuangan Munir dan berkontribusi pada dunia yang lebih adil.

Mari kita teruskan perjuangan ini, tidak hanya untuk menghormati Munir, tetapi juga untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang yang terpinggirkan.

Terimakasih Munir sudah meneladankan perlawanan pada ketidakadilan. Panjang umur perjuangan….!!! []

Tags: Gen ZMunir Said ThalibPatutteladan
Miranti

Miranti

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version