Mubadalah.id – Jika merujuk penulis kontemporer, Abd al-Hakim al-Unais tentang hak anak dalam al-Qur’an, maka ia menyebutkan bahwa lima klaster hak anak dalam al-Qur’an.
Lima klaster hak anak dalam al-Qur’an ini seperti yang ia tulis dalam kitab Huquq al-Thifl fi al-Islam.
Berikut, lima klaster hak anak dalam al-Qur’an :
1. Klaster Kesehatan Melalui Pemenuhan Gizi
Di antara hak dasar yang al-Unais sebut dari hak-hak anak dalam al-Qur’an, yang bisa ditarik pada klaster kesehatan dan gizi, yaitu hak atas air susu, baik ibu sang bayi maupun perempuan lain (QS. al-Thalaq: 6).
Selain itu, berupa asupan gizi yang cukup bagi kebutuhannya dan terbebas dari segala penyakit (QS. Ali Imran: 37). Demikian juga, untuk hidup dan tumbuh kembang (QS. al-An’am: 151).
2. Klaster Hak Sipil dan Sosial
Untuk klaster hak-hak sipil dan sosial sebagai bagian dari hak-hak anak dalam al-Qur’an sebagaimana diusulkan Abd al-Hakim al-Unais adalah hak tentang kepemilikan nasab keluarga (QS. al-Baqarah: 233).
Selain itu, hak untuk mendapatkan fasilitas berpartisipasi dalam acara-acara kultural orang-orang dewasa (QS. Ali Imran: 61). Kemudian hak untuk selalu mendapatkan perhatian keluarga dan masyarakat agar sang anak senantiasa memperoleh kebaikan dan terhindar dari keburukan (QS. al-Nisa : 9).
3. Klaster Hak atas Pendidikan
Hak-hak anak dalam al-Qur’an yang al-Unais pahami, juga termasuk pada klaster pendidikan. Di antaranya adalah anak berhak memperoleh seluruh pelatihan dan pendidikan yang menyiapkannya untuk menjadi orang dewasa.
Ketika menjadi orang dewasa, ia akan menjadi orang yang bertanggungjawab tentang apa yang harus ia lakukan, ketahui, minta dan larang (QS. al-Nisa: 6). Selain itu, hak untuk mendapatkan fasilitas untuk memperoleh pengetahuan dan informasi yang layak (QS. al-Nahl: 78).
4. Klaster Lingkungan Keluarga
Hak-hak anak dalam al-Qur’an yang al-Unais pahami, yang masuk pada klaster lingkungan keluarga adalah anak berhak untuk mendapatkan kepastian bahwa kedua orang tua atau keluarganya tidak memandangnya sebagai beban kehidupan, menjadi faktor yang memberatkan, atau menjadi sebab yang menimbulkan berbagai keburukan.
Sebaliknya, mereka berhak untuk mendapatkan pengasuhan dalam lingkungan keluarga yang mencintai, bukan beban, dan nyaman (QS. al-Baqarah: 233)
Selain itu, setiap keputusan tentang anak, harus keluar dari hasil musyawarah kedua orang tua, penuh kerelaan, dan kenyamanan (QS. al-Baqarah: 233).
5. Klaster Kondisi Khusus
Di samping hak-hak anak dalam al-Qur’an yang bisa masuk pada empat klaster di atas, ada juga hak yang bisa masuk pada klaster kondisi perlindungan khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus berhadapan dengan hukum, korban bencana alam, atau yang lain.
Di antaranya adalah hak anak difabel seperti mental yang lemah atau terbelakang harus mendapatkan perlindungan dari harta dan jiwanya. Juga tercukupi kebutuhan pangan dan sandangnya. Serta memperlakukannya secara baik (QS. al-Nisa: 5).
Selain itu, hak di mana secara politik anak yang lemah harus menjadi agenda perjuangan, perlindungan, dan pertahanan (QS. al-Nisa: 75). (Rul)