• Login
  • Register
Kamis, 24 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Menstruasi Dalam Pandangan Islam

Dengan bukti ini, bisa dinyatakan bahwa ajaran Islam sama sekali tidak menistakan (menajiskan) tubuh perempuan yang sedang menstruasi. Pengecualian yang Islam lakukan terkait kondisi tubuh perempuan pada masa menstruasi harus kita maknai sebagai penghargaan dan keringanan, atau apresiasi dan dispensasi (min bab at-tarkhish)

Redaksi Redaksi
09/01/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
menstruasi

menstruasi

626
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di antara hal yang paling kentara membedakan perempuan dari laki-laki adalah soal menstruasi. Sebagaimana dicatat dalam sejarah peradaban dunia, perempuan yang menstruasi di berbagai belahan dunia, bahkan masih ada sampai sekarang direndahkan, disisihkan, dikucilkan, dijauhkan, dianggap kotor, buruk, dan membawa roh jahat.

Sekalipun menstruasi berhubungan erat dengan kesuburan seseorang yang memiliki rahim, dan rahim amat penting bagi reproduksi manusia. Tetapi justru rahim dan menstruasi inilah yang menjadi awal dari segala bentuk diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan.

Karena anggapan diskriminatif ini, sebagaimana dicatat kitab-kitab tafsir dan hadits, pada masa Nabi Muhammad Saw., perempuan yang menstruasi juga tidak boleh diajak makan dan minum bersama, serta tidur bersama.

Anggapan dan perilaku diskriminatif inilah yang ingin dikikis oleh Islam dalam deklarasi Qur’ani (QS. al-Baqarah (2): 222), bahwa menstruasi tidak lebih dari rasa sakit yang dialami perempuan. Titik. Bukan persoalan mitos perempuan karena haid, ia jatuh menjadi lebih rendah, hina, dan najis, sebagaimana yang banyak masyarakat dunia yakini saat itu.

Selain berhubungan seksual, maka semua hubungan intim, perbuatan makan-minum dan tidur bersama, serta perilaku apa pun sehari-hari dengan perempuan menstruasi adalah boleh.

Baca Juga:

Dilema Kepemimpinan Perempuan di Tengah Budaya Patriarki, Masihkah Keniscayaan?

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

Sound Horeg: Antara Fatwa Haram Ulama’ dan Hiburan Masyarakat Kelas Bawah

Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

Warisan Budaya

Tentu saja, karena warisan budaya dan peradaban yang begitu masif dan sistemik, tabu menstruasi masih memiliki pengaruh yang kuat dalam kitab-kitab tafsir dan fiqh.

Beberapa masih percaya dan mengaitkan menstruasi dengan dosa-dosa awal Siti Hawa, padahal tidak ada dalil dari Qur’an maupun hadits.

Beberapa kitab fiqh memperluas larangan ibadah bagi perempuan yang sedang menstruasi, (padahal di hadits hanya shalat, puasa, dan thawaf), dengan basis asumsi bahwa mereka adalah najis, kotor, dan tidak layak beribadah.

Seyogianya, larangan ini terkait dengan kondisi tubuh perempuan yang memerlukan istirahat, bukan dengan asumsi kotor dan najis. Yang najis dan kotor adalah darah yang keluar, bukan tubuh perempuan itu sendiri.

Dan status najis darah menstruasi ini juga sama dengan darah yang keluar dari tubuh lain. Begitu pun larangan masuk masjid, seyogianya kita kaitkan dengan darah haid yang mungkin mengotori lantai masjid, bukan dengan tubuh perempuan yang kotor atau najis.

Tubuh Perempuan itu Suci

Tubuh perempuan adalah suci sebagai manusia, sebagaimana tubuh laki-laki. Sehingga, jika darah haid tidak mengotori masjid, maka perempuan boleh memasuki masjid.

Hal ini persis dengan yang Nabi Muhammad Saw nyatakan kepada Aisyah Ra.,

“Darah haidmu itu tidak berada di tanganmu.” Pernyataan ini Nabi Saw sampaikan ketika Aisyah Ra mengambil pakaian dari dalam masjid, lalu menjawab, “Aku sedang haid.”

Aisyah Ra. berkata, “Rasulullah Saw. memintaku untuk mengambilkan pakaian dari dalam masjid. Aku menjawab, ‘Aku sedang haid. Lalu, Rasulullah Saw. menimpali, Haidmu itu bukan di tanganmu.” (Shahih Bukhari, no. 715).

Inilah pernyataan yang revolusioner dari Nabi Muhammad Saw. untuk mengikis segala mitos kenajisan tubuh perempuan akibat menstruasi.

Dengan bukti ini, bisa kita tegaskan bahwa ajaran Islam sama sekali tidak menistakan (menajiskan) tubuh perempuan yang sedang menstruasi.

Pengecualian yang Islam lakukan terkait kondisi tubuh perempuan pada masa menstruasi harus kita maknai sebagai penghargaan dan keringanan, atau apresiasi dan dispensasi (min bab at-tarkhish).*

*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Qiraah Mubadalah.

Tags: islamMenstruasipandangan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Hak-hak Anak

Menghargai Hak-hak Anak

23 Juli 2025
Keadilan

Standar Keadilan Menurut Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm

23 Juli 2025
Nafkah Suami

Suami dan Istri Sama-sama Bisa Memberikan Nafkah Keluarga

22 Juli 2025
Saling Mengenal

Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Saling Mengenal, Bukan Saling Merendahkan

22 Juli 2025
sharing properti keluarga

Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki

22 Juli 2025
properti keluarga

Ketika Properti Keluarga Menjadi Sumber Ketidakadilan

22 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Keadilan

    Standar Keadilan Menurut Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menemukan Makna Cinta yang Mubadalah dari Film Sore: Istri dari Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Viral Pegawai PPPK Ramai-ramai Gugat Cerai Suami: Disfungsi Institusi Pernikahan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Zina dilarang Agama?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional
  • Mengapa Zina dilarang Agama?
  • Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura
  • Viral Pegawai PPPK Ramai-ramai Gugat Cerai Suami: Disfungsi Institusi Pernikahan
  • Menghargai Hak-hak Anak

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID