• Login
  • Register
Rabu, 23 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Review Film Cek Toko Sebelah 2: Makna Hubungan Orangtua-Anak

Hubungan orangtua dan anak yang tergambarkan dalam Film Cek Toko Sebelah 2 sebenarnya banyak dialami oleh masyarakat kita

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
12/01/2023
in Film
0
Cek Toko Sebelah 2

Cek Toko Sebelah 2

907
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Enam tahun berselang dari film pertamanya, Cek Toko Sebelah 2 kembali hadir dengan drama keluarga. Kali ini kisah keluarga Koh Afuk (Chew Kin Wah) berfokus pada hubungannya dengan kedua putra, Yohan (Dion Wiyoko) dan Erwin (Ernest Prakasa).

Berbeda dengan film pertamanya yang memotret konflik ayah dan anak dalam mewarisi bisnis keluarga, kini Koh Afuk yang tak lagi memaksa Erwin untuk mengurus toko, memiliki keinginan baru: ia amat mengharapkan cucu dari Yohan dan Ayu (Adinia Wirasti).

Apalagi ia yang tak lagi membuka toko, kerap mendapati koleganya yang terlihat senang akan kehadiran banyak cucu. Bagi Koh Afuk yang memiliki waktu lengang, kehadiran cucu sepertinya akan membawa hiburan baru dan kebahagiaan yang lebih baginya.

Perspektif ini ternyata dipandang berbeda oleh anak dan menantunya, meski bukan pasangan baru, Ayu terutama belum siap hamil dan melahirkan. Namun, keengganan Ayu memiliki anak tersebut sulit ia ungkapkan kepada sang suami yang ingin memenuhi keinginan ayahnya.

Menghadapi Konflik dan Masalah Keluarga

Selain konflik dari keluarga Yohan, Cek Toko Sebelah 2 juga menghadirkan dilema baru dari Erwin yang ingin menikahi tambatan hatinya, Natalie (Laura Basuki). Natalie yang lahir sebagai anak tunggal dari keluarga kaya, tidak pernah mempermasalahkan Erwin dan kesederhanaannya. Namun, ketika mereka berencana menikah, ia berhadapan dengan ibu Natalie yang sangat protektif.

Baca Juga:

Viral Pegawai PPPK Ramai-ramai Gugat Cerai Suami: Disfungsi Institusi Pernikahan

Suami dan Istri Sama-sama Bisa Memberikan Nafkah Keluarga

Fenomena Sibling Rivalry dalam Rumah: Saudara Kandung, Tapi Rasa Rival?

Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki

Bahkan saat mengungkapkan niatnya untuk menuju ke jenjang yang lebih serius, Erwin dicecar banyak pertanyaan oleh ibu Natalie, Agnes. Di mana Maya Hasan memerankannya secara apik. Pertanyaan yang Agnes lontarkan, menurut Erwin, bukan sekadar ingin mengetahui informasi.

Tapi mengandung keraguan bahwa Erwin adalah sosok yang tepat bagi putri semata wayangnya Agnes. Kekhawatiran ibu Natalie tersebut memang sempat membuat Erwin jiper, tapi ia tetap yakin bahwa Natalie adalah perempuan yang cocok dengannya. Oleh karena itu, ia tak lantas mundur.

Erwin kemudian mendiskusikan problematikanya kepada Koh Afuk dan abangnya, Yohan. Bagi Koh Afuk dan Yohan, Erwin tak perlu sakit hati. Justru ia hanya perlu menjadi diri sendiri dan meyakinkan ibu Natalie bahwa ia adalah orang yang bertanggungjawab. Terlebih, Erwin dan Natalie sudah mengenal satu sama lain selama kurang lebih dua tahun. Oleh karena itu, Yohan dan Koh Afuk yakin bahwa Erwin tak boleh menyerah begitu saja.

Konflik Sosial Politik dan Relasi Orangtua-Anak

Hubungan orangtua dan anak yang tergambarkan dalam Film Cek Toko Sebelah 2 sebenarnya banyak masyarakat kita alami. Perspektif cucu sebagai hiburan orangtua di masa pensiun tampaknya sudah kita pandang lumrah dan seperti menjadi hal yang harus terpenuhi oleh setiap pasangan.

Yang menarik, sudut pandang ini coba diperluas oleh cerita Yohan dan Ayu. Kisah mereka seakan membuka mata bahwa di balik kelucuan dan kelincahan buah hati, ada tanggungjawab besar yang perlu orangtuanya emban.

Perasaan tanggung jawab inilah yang kemudian dalam satu sisi bisa menimbulkan sikap proteksi berlebihan, seperti yang Agnes perlihatkan kepada anaknya, Natalie. Selain karena kasih sayang dan juga ekspektasi besar dari orangtua ke anak. Di berbagai belahan dunia, sikap over protektif ini ternyata ada yang berakar dari trauma konflik sosial politik.

Menyembuhkan Luka Melalui Seni

Di Indonesia, trauma peristiwa 1965 menyisakan kekhawatiran berlebihan dari satu generasi ke generasi lain oleh kelompok penyintas. Gita Laras, salah satu korban yang ayahnya tertangkap oleh pihak berwajib menceritakan bagaimana keluarganya kemudian menjadi sangat tertutup. Hingga ia akhirnya mencoba menyembuhkan luka lewat karya seni.

Pada kasus lain, yakni penjarahan toko-toko dan bisnis milik peranakan Tiongkok saat peralihan sistem orde baru ke era reformasi membuat orangtua keturunan China berhati-hati untuk bergaul dengan kaum pribumi. Bahkan, dalam sejumlah kamus orangtua Peranakan China, pernikahan antar etnis menjadi amat tabu.

Sebelas dua belas dengan kasus-kasus tadi, konflik di daerah timur seperti Poso dan Ambon juga berdampak negatif pada relasi sosial antar suku dan agama (Schulze, 2017). Meski kondisinya kini telah membaik, namun masyarakat masih mencoba mengobati trauma. Sehingga, beberapa kali kita dapati bahwa orangtua di sana jauh lebih sensitif terhadap hubungan pertemanan anak mereka, termasuk ketika menjalin kasih dengan individu dari suku yang berbeda. (Bebarengan)

Tags: Cek Toko Sebelah 2dramaFilmkeluargaReview Film
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

Film Sore

Refleksi Difabel dalam Narasi Film Sore: Istri dari Masa Depan

22 Juli 2025
Film Sultan Agung

Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung

11 Juli 2025
Film Rahasia Rasa

Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

6 Juli 2025
Squid Game

Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

3 Juli 2025
Nurhayati Subakat

Nurhayati Subakat, Perempuan Hebat di Balik Kesuksesan Wardah

26 Juni 2025
Film Animasi

Belajar Nilai Toleransi dari Film Animasi Upin & Ipin

22 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sibling Rivalry

    Fenomena Sibling Rivalry dalam Rumah: Saudara Kandung, Tapi Rasa Rival?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Saling Mengenal, Bukan Saling Merendahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menuju Pesantren Inklusif: Sebuah Oto-kritik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perlindungan Anak Harus Dimulai dari Kesadaran Gender?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Viral Pegawai PPPK Ramai-ramai Gugat Cerai Suami: Disfungsi Institusi Pernikahan
  • Menghargai Hak-hak Anak
  • Menemukan Makna Cinta yang Mubadalah dari Film Sore: Istri dari Masa Depan
  • Standar Keadilan Menurut Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm
  • Mengapa Perlindungan Anak Harus Dimulai dari Kesadaran Gender?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID