• Login
  • Register
Senin, 21 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mubadalah Memandang Teks Hadis Secara Holistik

Mubadalah adalah salah satu pendekatan yang memandang teks Hadis secara holistik (syumuli) dalam naungan visi dan misi Islam

Redaksi Redaksi
07/04/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Hadis

Hadis

463
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hadis Nabi Muhammad Saw adalah teladan nyata tentang visi Islam rahmah li al-‘alamin dan misi akhlak mulia.

Sayangnya, banyak orang memaknai teks-teks Hadis secara parsial atau juz’i. Praktik tersebut bisa membuat teks Hadis terpisah dari visi dan misi Islam rahmah li al-‘alamin.

Sering kali teks Hadis, satu atau sebagian kalimatnya, diambil begitu saja. Lalu menjadi sumber hukum dengan menggali makna kosakata dari kamus bahasa. Pendekatan ini menjauhkan Hadis dari perannya dalam merepresentasikan visi dan misi agung tersebut.

Mubadalah adalah salah satu pendekatan yang memandang teks Hadis secara holistik (syumuli) dalam naungan visi dan misi Islam.

Kemudian, la mensyaratkan integrasi (muwahhad) dan keselarasan (munasabah) dengan ayat al-Qur’an dan Hadis yang lebih jelas dan tegas mengandung ajaran dasar dari visi dan misi tersebut.

Baca Juga:

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

Menafsir Ulang Perempuan Shalihah: Antara Teks dan Konteks

Bagaimana Mubadalah Memandang Fenomena Perempuan yang Menemani Laki-laki dari Nol?

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

Dalam isu relasi laki-laki dan perempuan, ajaran dasar yang harus selalu kita rujuk adalah eksistensi kehambaan kepada Allah Swt dan kekhalifahan di muka bumi ini.

Ajaran dasar ini harus berada dalam setiap proses pemaknaan untuk memastikan visi rahmah li al-‘alamin dan misi akhlak mulia menjadi nyata dalam relasi laki-laki dan perempuan.

Dengan rujukan ajaran dasar ini, metode mubadalah memandang laki-laki dan perempuan sebagai subjek utuh kehidupan. Yang keduanya sama-sama hamba Allah Swt, sama-sama khalifah-Nya di muka bumi.

Al-Qur’an dan Hadis membimbing dalam mewujudkan visi misi agung Islam. Baik untuk diri mereka sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dunia, dan alam semesta. Relasi keduanya, karena itu, bukan hegemoni dan dominasi, melainkan kesalingan dan kerja sama.*

*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah.

Tags: HadisHolistikMemandangMubadalahteks
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Lingkungan Sosial

Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial

19 Juli 2025
Nabi Muhammad Saw dalam Mendidik

Meneladani Nabi Muhammad Saw dalam Mendidik Anak Perempuan

19 Juli 2025
Fondasi Mental Anak

Jangan Biarkan Fondasi Mental Anak Jadi Rapuh

19 Juli 2025
Karakter Anak yang

Pentingnya Membentuk Karakter Anak Sejak Dini: IQ, EQ, dan SQ

19 Juli 2025
Nabi Saw

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

18 Juli 2025
rajulah al-‘Arab

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

18 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Karakter Anak yang

    Pentingnya Membentuk Karakter Anak Sejak Dini: IQ, EQ, dan SQ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Dukung Anak Miliki Cita-cita Tinggi!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Awanillah Amva: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Kiprah Mahasantri di Tengah Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dr. Faqih: Ma’had Aly Kebon Jambu akan Menjadi Pusat Fiqh Al-Usrah Dunia
  • Nyai Awanillah Amva: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Kiprah Mahasantri di Tengah Masyarakat
  • Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial
  • Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan
  • Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID