• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Bunuh Diri di Hari Kesehatan Mental Dunia

Salah satu upaya untuk aware pada kesehatan mental adalah dengan mengenal diri kita sendiri dan mencintainya dengan sepenuh hati

Rifa Anis Fauziah Rifa Anis Fauziah
15/10/2023
in Personal, Rekomendasi
0
Bunuh Diri

Bunuh Diri

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – 10 Oktober diperingati sebagai World Mental Health Day atau Hari Kesehatan Mental Sedunia. Tepat di hari itu kota semarang atau yang sering kita kenal dengan kota atlas cukup mengguncangkan kalangan mahasiswa. Karena ada dua mahasiswa di kota tersebut yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri berurutan selama dua hari. Pas pasca hari kesehatan mental dunia. 

Salah satu mahasiswa asal Semarang meloncatkan diri dari lantai 4 Mall Paragon Semarang pada tanggal 11. Mahasiswa tersebut meninggalkan sebuah surat yang ditulis dalam bahasa Inggris. Intinya, ia meminta maaf kepada kedua orang tuanya karena merasa tidak sekuat yang diharapkan oleh mereka. Kurang lebih artinya: 

“Maa,, maaf karena tidak menjadi sekuat yang mama inginkan. Aku punya hadiah untukmu, dikirim dari kostnya Hani. Aku berharap aku bisa memberikan itu sendiri kepadamu, maaf.

Terima kasih selalu memikirkanku, peduli kepadaku dan maaf jika aku selalu membuatmu sedih.

Aku mencintaimu, selalu.

Baca Juga:

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Isu Perceraian Veve Zulfikar: Seberapa Besar Dampak Memiliki Pasangan NPD?

Stop Membandingkan, Mulai Menjalani: Life After Graduate

Jalan Menuju Pulih, Proses Berdamai dengan Gangguan Mental

Jangan lupa berdoa buat aku ya????

Sekali maaf nih, aku nyerah…” 

Korban Bunuh Diri di Hari Selanjutnya

Lalu pada tanggal 12 nya mahasiswi asal Kalimantan Tengah yang berkuliah di salah satu kampus kota atlas ditemukan bunuh diri juga di kosan.  Dan mahasiswa ini kabarnya sedang menyelesaikan tugas akhir skripsi.

Korban juga menulis surat wasiat terutama untuk pacarnya, yang meminta agar tidak ada yang mencari tahu penyebab kematiannya dan menuliskan pesan untuk sang pacar bahwa korban telah menyelesaikan semua masalahnya, serta berharap pacar dia dapat melanjutkan hidupnya.

Tentunya kita semua tidak tahu pastinya apa yang melatarbelakangi dua mahasiswa itu bunuh diri secara pasti. Namun jika kita lihat dari beberapa surat yang korban tinggalkan itu adanya masalah pribadi atau bahkan masalah keluarga.

Dari kejadian ini jadi pelajaran bagi kita semua bahwa kita perlu memperhatikan diri kita sendiri salah satunya kita tahu dan peduli mengenai kesehatan mental kita, apakah kita stress atau butuh cerita. Karena yakinlah semua masalah itu tentunya ada jalan keluarnya, tidak semua jalan itu bunuh diri. 

Tentu kita tidak bisa menyalahkan sang korban karena kita tidak tahu bahwa kondisi keluarga korban, teman-teman atau lingkungan sekitar memiliki rasa empati yang penuh.

Seyogyanya kita untuk saling peduli satu sama lain, karena kita semua adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Termasuk dalam sebuah hubungan pertemanan jangan sampai kita terjebak dalam toxic friendship. Di mana kondisi ini jelas akan mengganggu kesehatan mental kita. 

Respon Walikota Semarang

Respon dari Ibu Walikota Semarang yang akrab dipanggil dengan mbak ita menurutnya Rumah Duta Revolusi Mental telah memiliki layanan konseling. Namun mungkin fokusnya berbeda, yatu berfokus pada penanganan kasus kekerasan rumah tangga dan perundungan anak. Menurutnya, dengan adanya kasus ini, perlu mencari solusi mengenai peran pemerintah, lingkungan kampus, bahkan lingkungan sekitarnya. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali. 

Di masa sekarang ini sudah banyak organisasi-organisasi atau komunitas yang berfokus pada kesehatan mental. Yang mana jika ada dari kita yang butuh bantuan, misal butuh teman curhat siap untuk membantu. 

Generasi yang Aware dengan Kesehatan Mental

Mungkin banyak dari Gen Z yang sudah sadar akan kesehatan mental. Buktinya dengan banyak konten kreator yang membahas kesehatan mental. Walau terkadang dibilang alay karena sedikit-dikit larinya kesehatan mental. Namun itulah faktanya dengan memperhatikan kesehatan mental sangat berdampak kepada kepribadian.

Salah satu upaya untuk aware pada kesehatan mental adalah dengan mengenal diri kita sendiri dan mencintainya dengan sepenuh hati. Kita harus paham akan diri kita butuh istirahat, apa saja yang membuat kita overthinking berusa untuk dijauhi. 

Untuk kamu, yuk mulai sekarang stop memendam masalah, berusaha terbuka. Karena kau dengan cerita tidak 100% menyelesaikan masalah percayalah itu akan membuatmu sedikit lega. Jika kita lelah dengan kehidupan, beristirahatlah, lalu setelah itu jangan lupa untuk bangkit kembali.

Ingat masih ada orang-orang yang memiliki masalah yang lebih besar dari kita. Mari kita nikmati sisa waktu di dunia dengan kegiatan-kegiatan yang bermakna yang membuat kita semakin bahagia. Percayalah kebahagian itu tak perlu kau cari atau kau beli. Akan tetapi  kebahagiaan itu diciptakan dari diri sendiri. []

Tags: Bunuh DiriDepresiKesehatan MentalmahasiswaMental HealthSelf LoveStres
Rifa Anis Fauziah

Rifa Anis Fauziah

Mahasiswi ilmu al Qur'an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang

Terkait Posts

Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Aeshnina Azzahra Aqila

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

20 Mei 2025
Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version