• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Dari Mamah dan Bapak, Aku Belajar: Pekerjaan Domestik itu Tugas Bersama

Kan rumah ini kan milik bersama, jadi ya setiap anggota keluarga sebaiknya harus saling bertanggungjawab dalam setiap pekerjaan rumah tangganya

Riska Indrawati Riska Indrawati
10/01/2024
in Personal
0
Kerja Domestik

Kerja Domestik

466
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Keluarga menjadi unit terkecil untuk aku bisa belajar banyak hal, terutama kepada kedua orang tuaku. Kepadanya aku bisa belajar bahwa semua kerja-kerja domestik dan publik menjadi kerja-kerja seluruh anggota keluarga.

Dalam kehidupan sehari-hari aku menyaksikan langsung bagaimana mamah dan bapakku saling berbagi peran dalam mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. Bahkan tidak jarang mereka melibatkan aku dan adikku.

Misalkan pada pagi hari, sebelum mamah dan bapak pergi bekerja keduanya saling berbagi peran. Mamah biasanya bagian masak untuk sarapan, sedangkan bapak biasanya nyuci pakaian. Dan aku dengan adikku bagian nyapu dan ngepel rumah. Kerja-kerja seperti ini lah yang biasa keluarga kami lakukan tiap hari.

Mungkin bagi tetangga yang melihat bapakku mencuci pakaian kemudian menjemur pakaian dianggapnya sebagai hal aneh. “Laki-laki ko nyuci dan jemur pakaian”. Bahkan sering dianggap sebagai suami-suami yang takut istri.

Perkataan seperti itu sempat aku dengar dari beberapa tetangga yang mencibir kebiasan bapak yang sering mencuci dan menjemur pakaian.

Baca Juga:

Belajar dari Khansa binti Khidam Ra: Perempuan yang Dipaksa Menikah Berhak untuk Membatalkannya

Lelaki Patriarki : Bukan Tidak Bisa tapi Engga Mau!

Belajar dari Kehidupan Rumah Tangga Nabi: Menyelesaikan Konflik Tanpa Kekerasan

Pentingnya Komitmen Suami dan Istri dalam Kerja Domestik dan Publik

Namun saat ada perkataan itu muncul dari beberapa tetangga, biasanya mamah dan bapak langsung berbicara kepada kami. “Dah biarkan aja, mereka itu ngga ngerti, kalau pekerjaan rumah tangga jika dikerjakan dengan bareng-barengkan, terasa lebih ringan. Bahkan akan lebih cepat juga.”

Bahkan menurut orang tua kami, “ngga ada salahnya laki-laki ikut mengerjakan pekerjaan di dalam rumah tangga. Kan rumah ini kan milik bersama, jadi ya setiap anggota keluarga sebaiknya harus saling bertanggungjawab dalam setiap pekerjaan rumah tangganya.”   

Dengan melihat seluruh praktik yang dilakukan oleh kedua orang tua kami, aku menjadi sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah praktik yang sebetulnya sudah sesuai dengan anjuran dalam agama Islam.

Pandangan Islam

Karena dalam Islam, seperti dalam beberapa catatan hadis, Nabi Muhammad Saw pernah menyampaikan bahwa seluruh pekerjaan domestik adalah tanggung jawab bersama, suami dan istri.

Adapun isi Hadis sebagai berikut:

Aswad bin Yazid berkata, “Aku bertanya kepada Aisyah Ra. mengenai apa yang Nabi Muhammad Saw perbuat di rumah. Aisyah menjawab, “Beliau selalu membantu keluarganya. Ketika datang waktu shalat, beliau bergegas pergi untuk melaksanakan shalat.” (Shahih al-Bukhari).

Teks ini, menurut Kiai Faqihuddin Abdul Kodir seperti di dalam buku 60 Hadis Shahih, bercerita tentang sisi kehidupan Nabi Muhammad Saw yang tidak segan-segan untuk ikut melakukan kerja-kerja rumah tangga.

Oleh sebab itu, dengan adanya teladan yang Nabi Muhammad berikan dalam melakukan kerja domestik bagi saya menjadi contoh yang baik bahkan bernilai pahala. Karena kerja domestik juga bagian dari sunah nabi.

Dengan begitu, hal inilah yang sebaiknya banyak orang harus pahami bahwa kerja domestik itu tidak memiliki jenis kelamin. Dan bukan pekerjaan perempuan. Melainkan kerja domestik adalah kerja bersama seluruh anggota keluarga.

Bahkan apa yang dilakukan oleh bapak juga pernah Nabi Muhammad Saw lakukan artinya hal ini sejalan dengan ajaran Islam. Maka jangan pernah merendahkan pekerjaan rumah tangga. Karena jika kalian merendahkan laki-laki melakukan kerja domestik, maka ia merendahkan apa yang pernah nabi kerjakan.

Oleh karena itu, mari kita jadikan semua pekerjaan domestik menjadi kerja bersama seluruh anggota keluarga. []

Tags: AkuBapakbelajardomestikkerjaMamahTugas bersama
Riska Indrawati

Riska Indrawati

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Harapan Orang Tua

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

12 Juli 2025
Berhaji

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

11 Juli 2025
Ikrar KUPI

Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

11 Juli 2025
Life After Graduated

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

10 Juli 2025
Pelecehan Seksual

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

9 Juli 2025
Pernikahan Tradisional

Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

8 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Isu Disabilitas

    Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID