• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Tarawih di Masjid Sayyidah Sukainah; Putri Sayyid Hussein yang Progresif

Sayyidah Sukainah menunjukkan pada kita tentang bagaimana sebuah pernikahan itu dijalani oleh laki-laki dan perempuan dalam Islam

Muhammad Yusmi Ridho Muhammad Yusmi Ridho
13/04/2024
in Pernak-pernik
0
Masjid Sayyidah Sukainah

Masjid Sayyidah Sukainah

957
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setelah tarawih ke masjid Sayyidah Ruqayyah, saya sempat berkenalan dengan supir bajai yang mengantarkan saya ke masjid tersebut. Perkenalan yang cukup hangat, karena sopir bajai ini memiliki pengetahuan yang baik tentang makam para Ahlul Bait di Kairo.

Setelah mengetahui bahwa saya sering melakukan tarawih keliling selama Ramadan, ia meminta saya untuk menyimpan nomor handphonenya. Dengan wajah yang tegas dia mengatakan bahwa ingin menjadi pengantar orang-orang yang hendak pergi ziarah ke makam Ahlul Bait.

Pemandangan seperti ini adalah ekspresi kecintaan orang Mesir pada keluarga Nabi Muhammad Saw yang sangat umum terjadi. Mungkin, DNA orang Mesir memang tercipta dengan bentuk cinta yang luar biasa tinggi pada keluarga nabinya. Paman Ammar -Sopir Bajai- adalah salah satu contoh dari sekian banyak orang Mesir yang hormat dan cinta pada orang salih terkhusus keluarga Nabi Muhammad SAW.

Pukul 19.10, saya menghubungi nomor yang telah ia berikan. Kita berjanji untuk bertemu tepat di lorong kecil dekat rumah saya. Dalam waktu sekitar 5 menit setelah percakapan di telfon, akhirnya kita bertemu dan menuju ke masjid tarawih hari ini yaitu Masjid Sayyidah Sukainah.

Pengalaman Spiritual

Cuaca Kairo hari ini 30 Maret 2024 sedikit hangat, karena musim dingin telah usai dan hujan sempat mengguyur Kairo. Artinya musim panas sebentar lagi akan tiba. Pukul 19.30 saya mendengar azan saat masih di perjalanan, dengan sedikit buru-buru akhirnya saya sampai di Masjid Sayyidah Sukainah. Setelah itu bergegas untuk bergabung dengan jamaah salat Isya tepat pada pukul 19.37.

Baca Juga:

Sejarah Kartini (1879-1904) dan Pergolakan Feminis Dunia Saat Itu

Dunia Sayyidah Khadijah

Kitab Iqdulul: Sayyidah Fatimah Teladan Bagi Ibu dan Perempuan

Sayyidah Khadijah: Perempuan yang Imannya Mendahului Nubuwah

Suasana salat di masjid yang terdepat makam Ahlul Bait menjadi pengalaman spiritual yang mendalam bagi saya, karena saya merefleksikan perjuangan dan penderitaan mereka saat hidup. Selain itu keteguhan mereka sebagai Ahlul Bait untuk membela kebenaran.

Sayyidah Sukainah yang memiliki nama asli Sayyidah Aminah, adalah putri dari Sayyid Hussein. Ia Lahir pada tahun 47 hijriyyah di Madinah, sebab pemberian nama lain Sukainah oleh ibunya adalah harapan padanya agar menjadi penenang bagi orang-orang yang ada di sekitar, utamanya keluarga sendiri. Ia meninggal di usia yang ke 70 tahun tepatnya pada tahun 117 hijriyyah. Ada banyak riwayat tempat ia meninggal dan salah satunya adalah di Kairo, di masjid yang sedang saya kunjungi saat ini.

Sayyidah Sukainah adalah satu putri Sayyid Husein yang sangat ia cintai. Dia merupakan perempuan yang sangat menonjol pada eranya. Selain parasnya yang menarik, ia juga menguasai ilmu bahasa, dan juga ilmu syariat lainnya.  Ia juga bersama dengan saudaranya Fathimah dan Ali, dan Bibinya yaitu Sayyidah Zaynab menyaksikan peristiwa syahidnya Sayyid Husein di Karbala.

Syarat Pernikahan

Kisah Sayyidah Sukainah banyak terabadikan oleh banyak penulis, dan yang menjadi sorotan saya adalah apa yang tertulis dalam kitab Tarajim Sayyidat Bayt al-Nubuwwah karya Binti Syathi’ pemikir dan aktifis Perempuan Mesir. Ada hal menarik dari Sayyidah Sukainah yang bagi penulis perlu menjadi teladan, ia memiliki semangat yang progresif dan nampak berbeda dengan kebiasaan/adat pada era itu yang terkenal patriarkis.

Tertuliskan bahwa Sayyidah Sukainah saat hendak dilamar oleh Zayd bin Umar bin Utsman, ia memberi sebuah syarat pernikahan yang tidak pernah ada di era itu. Isi syarat pernikahan itu adalah, pertama Jangan sampai menggauli perempuan selain dirinya (Poligami). Kedua, tidak boleh ada batasan antara dirinya dan hartanya (Indipendensi Ekonomi). Ketiga tidak boleh melarang dia keluar rumah jika ia menginginkannya.

Sayyidah Sukainah menunjukkan pada kita tentang bagaimana sebuah pernikahan itu dijalani oleh laki-laki dan perempuan dalam Islam. Sebagai cicit dari Rasulullah SAW ia menunjukkan bagaimana keluarga yang ia bangun harus berdasar pada keadilan dan kesetaraan baik bagi laki-laki dan perempuan.

Contoh yang ia berikan seolah membungkam pernyataan miring pada syariat agama Islam yang dianggap patriarkis dan menomorduakan perempuan dalam keluarga. Alangkah indahnya pemahaman Islam di era awal. Di mana kehidupan keluarga yang bersandarkan pada sebuah negosiasi alih-alih dominasi.

Pada pukul 20.05 empat rakaat tarawih selesai terlaksana, di antara jeda tersebut ada semacam kultum yang diisi oleh petugas dari Wizarah al-Awqaf atau Kemenag-nya Mesir. Ia memberikan sebuah kultum tentang sifat Rasulullah SAW, yaitu Amanah. Ingatan saya langsung terbawa pada seluruh keluarga Nabi Muhammad Saw, betapa mulianya keluarganya yang telah berhasil merisalahkan agama ini hingga sekarang dan memberika uswah yang sangat indah.

Salat di Masjid Sayyidah Sukainah selesai pada pukul 20.30, sembari berzikir saya memandangi interior masjid ini yang bentuknya tidak begitu besar. Dinding bagian atas dikelilingi kaligrafi dengan tulisan ayat Al Qur’an surat Al-Baqarah ayat 284-286. Sungguh suasana spiritual yang sangat mendalam.

Setelah zikir, saya sempatkan untuk ziarah ke makam Sayyidah Sukainah. Di depan pusaranya, saya menginggat-ngingat keberanian dan kecerdasan orang yang terkubur di tempat ini. Dia telah memberikan sebuah uswah hasanah yang komplit sebagaimana buyutnya yaitu Rasulullah SAW.

Dalam tatanan sosial yang menuntut perempuan untuk tunduk pada laki-laki, ia berani dan memberi contoh kongkrit bagaimana seharusnya keluarga itu terbangun dan kita bina. Salam Alayki Ya Sayyidah Sukainah! []

Tags: Ahlul BaytKairoKeluarga NabiMasjid Sayyidah SukainahMesirsayyidah sukainah
Muhammad Yusmi Ridho

Muhammad Yusmi Ridho

Menikmati ilmu sosial, filsafat, dan hukum, domisil Kairo. Sedang proses Tajalli di PCIM Mesir dan LSF Girinata.

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version