• Login
  • Register
Jumat, 18 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Sangu Lebaran si Kecil: Momentum untuk Mengajarkan Literasi Finansial kepada Anak

Kemampuan literasi finansial yang orang tua ajarkan kepada anak sejak dini akan menjadi modal penting saat dewasa nanti

Muhammad Nasruddin Muhammad Nasruddin
19/04/2024
in Keluarga, Rekomendasi
0
sangu lebaran

sangu lebaran

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sepulang berkunjung dari rumah kakek-neneknya, Reza gembiranya bukan main. Anak usia 4 tahun itu mengeluarkan beberapa amplop warna-warni yang ia dapatkan di sana. “Sangu Lebaran” kalau orang Jawa menyebutnya.

Dari balik amplop dengan gambar yang lucu-lucu itu, Reza mengeluarkan lembaran-lembaran uang berwarna merah. Belum lagi beberapa amplop lain yang ia dapatkan sebelumnya. Kalau ditotal, mungkin sangu lebaran yang Reza dapatkan hampir setara dengan UMR Jogja.

Momen lebaran memang menjadi hari yang menggembirakan. Termasuk Reza dan anak-anak pada umumnya. Tak hanya baju baru dan aneka jajan yang berjejer rapi menghiasi ruang tamu. Anak-anak juga mendapat tambahan uang saku baik dari tetangga atau kerabat.

Tradisi Berbagi Uang Saat Lebaran

Di setiap daerah, sepertinya tradisi berbagi uang kepada anak-anak telah menjadi bagian dari euforia lebaran. Bahkan, di media sosial kemarin saya sempat melihat sebuah guyonan yang menunjukkan perbedaan tarif “sangu” anak berdasarkan tingkat kedekatan dengan keluarga.

Secara de facto memang tradisi sangu lebaran ini telah menjamur. Setiap berkunjung ke rumah kerabat, adegan “salam tempel” ini menjadi momen yang anak-anak nanti-nantikan.

Baca Juga:

Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

Yang Terjadi Jika Miskin, Tapi Ngotot Menikah

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Pun bagi tuan rumah, memberikan salam tempel ini seolah-olah menjadi hal yang wajib ia lakukan. Meski harus dengan nominal yang alakadarnya. “Wong momen setahun sekali moso yo ora?” Kira-kira begitu pikirnya.

Menurut dosen Ilmu Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, Didi Purnomo, tradisi berbagi uang saat lebaran merupakan hasil akulturasi antara budaya Arab dan Tionghoa. Tradisi berbagai angpao saat Hari Raya Imlek kemudian menginspirasi Umat Islam untuk melakukan hal yang sama saat Lebaran.

Sementara itu, melansir dari getradius.id, tradisi ini telah berkembang sejak zaman kekhalifahan Dinasti Fatimiyyah di Afrika Utara. Pada abad pertengahan itu, anak-anak mendapat bingkisan berupa pakaian, uang, ataupun pernak-pernik lainnya saat hari pertama lebaran.

Terlepas dari keterangan tersebut, berbagi rezeki saat lebaran menjadi praktik baik yang patut untuk kita lestarikan. Selain berbagi kebahagiaan dengan anak-anak di hari yang bahagia, hal itu juga menjadi momentum untuk meningkatkan semangat berbagi kepada sesama. Tentu sesuai dengan kemampuan dan tak perlu kita paksakan.

Literasi Finansial Sejak Dini

Pada saat lebaran, anak-anak mendapat pemasukan yang cukup lumayan. Ada anekdot yang mengatakan bahwa saat lebaran anak adalah “The real investasi orang tua”. Bagi anak yang belum cukup umur, sangu lebaran tersebut cenderung dipegang oleh orang tua. Baik untuk keperluan anak maupun kebutuhan sehari-hari.

Namun bagi anak yang sudah mengenal uang, tentu beda lagi. Si anak kemungkinan besar sudah berpikir bahwa dirinya merasa “punya” sehingga bebas untuk membeli hal-hal yang ia suka. Ketika orang tua tidak menuruti, maka anak akan rewel dan mudah emosi. Di sinilah orang tua perlu mengajarkan literasi finansial sejak dini kepada anak-anaknya.

Mengapa?

Mengutip dari sikapiuangmu.ojk.go.id literasi finansial merupakan essential life skill yang perlu anak-anak ketahui sejak dini. Pasalnya, aktivitas transaksi keuangan tidak dapat kita hindari dalam kehidupan sehari-hari.

Pengelolaan keuangan yang baik menjadi pembelajaran yang penting supaya si anak tahu apa yang harus ia lakukan terhadap “sangu lebaran” yang ia miliki.

Sementara itu, fase anak-anak merupakan masa keemasan untuk mengenalkan hal-hal yang baru. Pada fase ini, si anak mudah sekali menirukan apa yang ia lihat dari sekitarnya. Tentu ketika lingkungan si anak mengajarkan hal-hal yang baik, anak akan tumbuh dengan karakter yang baik pula. Begitu juga sebaliknya.

Selain hal demikian, kemampuan anak dalam menirukan apa yang ia amati juga didukung oleh kemudahan otak dalam mencerna dan menyerap informasi. Seperti halnya pepatah mengatakan “Belajar di waktu kecil ibarat mengukir di atas batu, belajar di waktu besar ibarat mengukir di atas air”.

Artinya, apa yang orang tua ajarkan kepada anak di waktu kecil akan menentukan kepribadian mereka di waktu besar. Karena hal demikian akan tersimpan rapi pada memori anak sehingga akan terbawa hingga dewasa. Termasuk dalam urusan literasi finansial.

Literasi Finansial Anak ala Najeela Shihab

Pendiri Sekolah Cikal (Cinta Keluarga) ini memiliki ide yang menarik dalam mengajarkan literasi finansial kepada anak saat lebaran. Putri sulung Abi Quraish Shihab melalui akun instagramnya @najeelashihab, menuturkan bahwa tradisi uang lebaran adalah kesempatan untuk mengajarkan kepada anak soal uang.

Jika anak membelanjakan uang lebaran yang ia miliki untuk hal-hal yang ia mau tanpa perencanaan yang bagus, menurut  Mbak Najeela kita akan kehilangan “teacheable moment”, Momen mengajarkan anak soal literasi finansial. Kapan lagi si kecil dapat memegang uang yang cukup lumayan kalau bukan di waktu lebaran? Iya, kan?

Ada tiga hal menarik yang saya garis bawahi dari penjelasan Mbak Najeela. Tiga poin ini dapat menjadi referensi ide  yang dapat orang tua ajarkan kepada anak dalam mengelola “sangu lebaran”.

Pertama, bersedekah. Orang tua dapat mengajarkan kepada anak untuk menyedekahkan sebagian sangu lebarannya kepada orang lain atau yang membutuhkan. Di era digital ini, aktivitas sedekah atau donasi dapat kita salurkan melalui lembaga fundraising yang amanah. Hal ini dapat mengajarkan kepada anak supaya memiliki jiwa yang murah hati dan suka menolong terhadap orang lain.

Kedua, membelanjakan sesuai kebutuhan. Orang tua dapat membantu anak untuk merencanakan hal-hal penting yang ia butuhkan. Misalnya peralatan sekolah, biaya kursus, ataupun kebutuhan penting lainnya. Selain itu orang tua dapat membantu anak dalam menyusun skala prioritas untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Ketiga, menabung atau berinvestasi. Ketika masih ada sisa, orang tua dapat mengajarkan kepada anak untuk menabung sebagian uang lebaran yang ia miliki. Jika memungkinkan, mengajarkan anak untuk berinvestasi juga menjadi ide yang tidak kalah menarik. Ada banyak cara untuk berinvestasi. Misalnya menjadikan uang lebaran untuk menambah modal usaha, membeli emas, atau membeli hewan ternak. Tentu dalam hal ini menyesuaikan dengan preferensi keluarga Anda.

Selain menjadi hari yang istimewa bagi anak-anak, lebaran juga menjadi “teacheable moment” untuk mengajarkan anak dalam mengelola keuangan. Kemampuan literasi finansial yang orang tua ajarkan kepada anak sejak dini akan menjadi modal penting saat dewasa nanti. Hal ini mengingat bahwa saat ini keterampilan tersebut menjadi  soft skill yang harus individu miliki untuk meraih kesuksesan finansial. Jadi orang tua yang bijak, yuk! []

 

Tags: Hak anakkeluargaLiterasi Finansialnajeela shihabparentingsangu lebaran
Muhammad Nasruddin

Muhammad Nasruddin

Alumni Akademi Mubadalah Muda '23. Dapat disapa melalui akun Instagram @muhnasruddin_

Terkait Posts

Mengantar Anak Sekolah

Mengantar Anak Sekolah: Selembar Aturan atau Kesadaran?

18 Juli 2025
Wonosantri Abadi

Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

17 Juli 2025
Representasi Difabel

Dari Layar Kaca ke Layar Sentuh: Representasi Difabel dalam Pergeseran Teknologi Media

16 Juli 2025
Menikah

Yang Terjadi Jika Miskin, Tapi Ngotot Menikah

15 Juli 2025
Krisis Ekologi

Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

14 Juli 2025
Mas Pelayaran

Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan

13 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Penindasan Palestina

    Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID