Mubadalah.Id- Disiplin adalah patuh atau taat pada aturan. Aturan ini bisa berupa aturan agama, nilai keluarga, aturan sekolah, maupun norma masyarakat/budaya yang berlaku. Menanamkan kedisiplinan akan berhasil jika dilakukan sejak dini. Berikut bagaimana cara menanamkan kedisiplinan pada anak.
Bagaimana Cara Menanamkan Kedisiplinan pada Anak
Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan orangtua untuk menanamkan kedisplinan pada anak:
- Contohkan
Lakukan terlebih dahulu perilaku disiplin yang ingin ditanamkan. Ingat, anak belajar dari meniru, melihat perilaku/tindakan dan kebiasaan kita.
- Jelas
Katakan secara jelas (kongkrit) aturan/perilaku disiplin yang diharapkan. Usahakan untuk menggunakan kalimat positif. Hindari kalimat negatif dan perintah yang diawali dengan kata “jangan” dan “tidak boleh”. Apalagi tanpa kejelasan maksudnya. Pastikan anak memahami harapan kita. Berdasarkan ilmu psikologi, anak sampai dengan usia 7 tahun masih belum memahami kata-kata yang abstrak. Mereka hanya memahami kata-kata yang nyata, jelas, dan dapat mereka lihat.
Contoh yang salah:
- “Tidak boleh nakal ya sama teman, tidak boleh rebutan mainan lho!”
(menggunakan kalimat negatif yang tidak jelas)
- “Nonton TV-nya jangan dekat-dekat ya!”
(Kata ‘dekat’ adalah abstrak dan bersifat relatif)
Contoh yang benar:
- “Sayang teman ya, nanti mainnya bergantian ya!”
- “Nonton TV-nya dari sini ya!”
(Sambil menunjuk secara pasti di mana tempat duduknya, dan diberi tanda)
- Tegas
Disiplin adalah mendidik dengan tegas, bukan dengan kekerasan. Ketika Anda menegakkan suatu aturan, maka bersikaplah tegas. Kata ‘tidak’ berarti tidak sama sekali. Ketika aturannya masuk akal dan Anda yakin bahwa anak mampu melakukannya, maka tidak ada alasan untuk memberinya toleransi.
Tegas bukan berarti harus bersikap keras. Tegas adalah memberi sanksi yang manusiawi ketika anak melanggar. Pemberian sanksi ini sebaiknya sesuai dengan jenis pelanggarannya, juga perlu diberikan secepatnya.
Contoh: ketika anak membuang sampah sembarangan, sanksi yang tepat adalah minta anak mengambilnya dan membuangnya ke tempat sampah.
Menggunakan cara kekerasan adalah menerapkan hukuman baik secara kata-kata (menyakiti hati) maupun hukuman fisik. Para ahli menyatakan bahwa hukuman mungkin akan bisa membuat anak disiplin, namun dia akan patuh hanya jika ada Anda.
Ketika tidak ada yang mengawasi, anak akan melanggarnya. Dampak lain, anak justru akan menjadi semakin bandel, kebal atau tidak mempan dengan hukuman yang diberikan.
- Konsisten
Untuk membentuk perilaku, dibutuhkan pembiasaan. Begitu juga dalam menanamkan kedisiplinan, butuh diterapkan secara berulang-ulang. Jika suatu aturan tidak ditegakkan secara konsisten, maka hasilnya tentu juga tidak akan konsisten.
Referensi: Fondasi Keluarga Sakinah Bacaan Mandiri Calon Pengantin (Kemenag RI, 2017)