• Login
  • Register
Rabu, 23 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

2 Langkah Mencegah Kasus Pembunuhan dengan Perspektif Mubadalah

Masyarakat harus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan positif bagi para pemuda. Termasuk menyediakan ruang bagi pemuda untuk berkumpul, berkreasi, dan berpartisipasi dalam kegiatan yang membangun

dul dul
13/08/2024
in Publik
0
Pembunuhan

Pembunuhan

905
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pekan kemarin saya sangat sedih mendengar siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Cirebon tewas akibat tawuran antar sekolah di daerah tersebut. Bulu kudukku menjijit saat mendengar berita ini. saya bertanya-tanya sekarang ini pembunuhan kok banyak banget ya terjadi? Kenapa sih bisa begitu?.

Informasi berita soal pembunuhan baik siswa, orang dewasa, bahkan kasus-kasus pembunuhan lainnya padahal banyak banget terjadi. Tapi kok ini tidak menjadikan pelajaran bagi pelaku-pelaku kekerasan ya. kenapa sih?

Padahal, jika kita merujuk pada regulasi kita sangat jelas sekali, bahwa pelaku pembunuhan akan dipenjara seumur hidup.

Kita bisa melihat di dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 340: “Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.

Pertanyaan lain muncul apakah pasal 340 ini tidak dipahami oleh semua masayarkat Indonesia atau lemahnya informasi terkait dengan pasal ini?.

Data

Saya sangat penasaran dengan kasus pembunuhan yang hampir setiap hari kita jumpai melalui gawai kita. Dalam situs pusiknas.polri.go.id jumlah kasus pembunuhan mendata lebih 3.000 orang tewas dibunuh dalam empat tahun terakhir. Mereka menjadi korban pembunuhan dengan beragam motif, karena perampokan, hubungan asmara, dan masih banyak lagi.

Baca Juga:

Menemukan Makna Cinta yang Mubadalah dari Film Sore: Istri dari Masa Depan

Mengapa Kasus Perkosaan Terhadap Perempuan Masih Sering Terjadi?

Pentingnya Perspektif Keadilan Gender dalam Memahami Tafsir

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

Motif yang membuat menghilangkan nyawa manusia beragam. Sebagian besar pembunuhan pelaku lakukan karena motif emosi sesaat. Dari 1.113 berkas putusan yang dianalisis, Tim Jurnalisme Data Harian Kompas menemukan sebanyak 38,7 persen pelaku membunuh karena motif emosi sesaat. Dengan kata lain, banyak orang dibunuh hanya karena kemarahan sepele atau emosi sesaat.

Analisis juga menyingkap fakta bahwa kelompok usia yang paling banyak (65 persen) melakukan pembunuhan adalah kelompok muda berusia 19-35 tahun. Sebanyak 4 dari 10 pembunuhan perempuan dilakukan pasangan intim, yakni suami, pacar, atau pasangan selingkuh.

Adapun motif dominan yang memicu terjadinya peristiwa tragis ini adalah masalah asmara dengan proporsi mencapai 12,64 persen.

Mencegah Kasus Pembunuhan dengan Perspektif Mubadalah

Dengan tingginya kasus pembunuhan, Mubadalah hadir untuk meminimalisir kasus pembunuhan yang para pemuda lakukan.

Mubadalah mengajarkan bahwa setiap individu, termasuk pemuda, memiliki peran penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan lebih aman. Setidaknya ada dua langkah yang Mubadalah lakukan:

Pertama, mubadalah menekankan pentingnya pendidikan yang holistik dan inklusif. Pendidikan tidak hanya tentang transfer pengetahuan. Tetapi juga tentang pembentukan karakter, moral, dan nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam konteks ini, penting untuk mendidik pemuda tentang pentingnya menghargai kehidupan, menyelesaikan konflik dengan cara yang damai, dan memahami dampak negatif dari kekerasan. Kurikulum yang mengajarkan empati, resolusi konflik, dan keterampilan komunikasi harus terintegrasikan ke dalam sistem pendidikan sejak dini.

Kedua, keluarga memainkan peran kunci dalam pembentukan perilaku dan nilai-nilai pemuda. Mubadalah mengajarkan bahwa keluarga harus menjadi tempat di mana cinta, perhatian, dan dukungan emosional harus orang-orang berikan dengan adil kepada setiap anggota, tanpa memandang gender.

Dalam lingkungan keluarga yang sehat, anak-anak belajar untuk mengekspresikan emosi mereka secara sehat dan mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk hidup damai dengan orang lain. Orang tua perlu didukung dan diberdayakan untuk memberikan pendidikan dan contoh yang baik bagi anak-anak mereka.

Masyarakat Berperan Aktif

Selain itu, masyarakat juga harus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan positif bagi para pemuda. Termasuk menyediakan ruang bagi pemuda untuk berkumpul, berkreasi, dan berpartisipasi dalam kegiatan yang membangun. Sehingga mereka merasa orang-orang hargai dan memiliki tujuan yang positif.

Program-program mentoring dan pendampingan oleh tokoh-tokoh yang masyarakat hormati juga dapat membantu memberikan bimbingan dan dukungan moral bagi para pemuda.

Oleh sebab itu, dengan keterlibatan semua pihak dan upaya kolektif yang berkelanjutan, kita dapat mencegah para pemuda melakukan kekerasan. Serta menciptakan lingkungan yang lebih damai dan adil bagi semua orang. []

Tags: kasuslangkahMencegahMubadalahpembunuhanperspektif
dul

dul

Orang biasa

Terkait Posts

Perlindungan Anak

Mengapa Perlindungan Anak Harus Dimulai dari Kesadaran Gender?

23 Juli 2025
Pesantren Inklusif

Menuju Pesantren Inklusif: Sebuah Oto-kritik

22 Juli 2025
Perselingkuhan

Perselingkuhan, Nikah Siri dan Sexually Discipline

22 Juli 2025
Mazmur

Mazmur dan Suara Alam: Ketika Bumi Menjadi Mitra dalam Memuji Tuhan

21 Juli 2025
Erika Carlina

Dari Erika Carlina Kita Belajar Mendengarkan Tanpa Menghakimi

21 Juli 2025
Tren S-Line

Tren S-Line: Ketika Aib Bukan Lagi Aib

21 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sibling Rivalry

    Fenomena Sibling Rivalry dalam Rumah: Saudara Kandung, Tapi Rasa Rival?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Saling Mengenal, Bukan Saling Merendahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menuju Pesantren Inklusif: Sebuah Oto-kritik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perlindungan Anak Harus Dimulai dari Kesadaran Gender?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghargai Hak-hak Anak
  • Menemukan Makna Cinta yang Mubadalah dari Film Sore: Istri dari Masa Depan
  • Standar Keadilan Menurut Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm
  • Mengapa Perlindungan Anak Harus Dimulai dari Kesadaran Gender?
  • Suami dan Istri Sama-sama Bisa Memberikan Nafkah Keluarga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID