• Login
  • Register
Minggu, 27 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

KUPI sebagai Penguatan Modalitas Perempuan

KUPI akan mendorong perempuan untuk meningkatkan modal kulturalnya, yaitu kapasitas keilmuan, wacana dan keahlian untuk memperkuat keulamaannya.

Redaksi Redaksi
15/09/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
KUPI

KUPI

530
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) merupakan sebuah perhelatan yang spektakuler dan mengundang perhatian berbagai pihak baik secara nasional maupun internasional. Acara ini tidak saja menjadi media mengirimkan pesan pada dunia tentang keberadaan ulama perempuan dan kekuatan solidaritas yang terbangun.

Secara internal, KUPI juga memberikan kontribusi signifikan terhadap penguatan agensi perempuan. Pada level agensi individual, kongres menumbuhkan rasa bangga dan percaya diri sebagai ulama perempuan.

Banyak peserta mengakui kebanggaan dan keberuntungannya dapat terpilih sebagai peserta, karena banyak peserta yang tidak diterima dengan alasan keterbatasan tempat.

Kongres secara sosial psikologis menguatkan atau setidaknya menumbuhkan rasa bangga dan percaya diri sebagai ulama perempuan. Meskipun dalam kenyataannya masih banyak peserta yang merasa belum layak disebut sebagai ulama perempuan. Namun keterlibatan dalam kongres membangun rasa koneksitas dengan komunitas ulama perempuan.

Selain itu, kongres juga menumbuhkan rasa mendapatkan pengakuan publik dan politik atas keulamaan peserta. Hal yang tidak kalah penting adalah bahwa event tersebut menumbuhkan rasa solidaritas dan kekuatan perempuan karena mereka mengetahui bahwa mereka “tidak sendirian.”

Baca Juga:

Mengapa PRT Selalu Diidentikkan dengan Perempuan?

Tubuh, Cinta, dan Kebebasan: Membaca Simone de Beauvoir Bersama Rumi dan al-Hallaj

Tangan Kuat Perempuan dalam Dunia Kerja

Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Saling Mengenal, Bukan Saling Merendahkan

Dengan modali sosial tersebut, KUPI akan mendorong perempuan untuk meningkatkan modal kulturalnya, yaitu kapasitas keilmuan, wacana dan keahlian untuk memperkuat keulamaannya.

Mengukur Kekuatan dan Kelemahan Ulama Perempuan

Di balik kehadirannya yang fenomenal, kongres ulama perempuan mengungkap adanya kenyataan bahwa masih banyak kelemahan yang harus diperhatikan oleh kaum perempuan. Di antara kelemahan yang dapat diobservasi selama pelaksanaan adalah ketidaksamaan titik berangkat dalam level pengetahuan dan aksi nyata.

Masih banyak perempuan yang belum memiliki pengetahuan memadai tentang isu kontemporer dan analisis terhadapnya. Sebagai ilustrasi masih ada peserta yang mempersoalkan masalah jilbab dan tidak berjilbab, pekerjaan domestik sebagai kewajiban perempuan saja, dan bahkan poligami.

Persoalan lain yang muncul dengan demikian adalah peran ganda ulama perempuan yang lebih berat daripada ulama laki-laki. Di samping tuntutan yang juga lebih besar. Rasa percaya diri yang kurang dan terbatasnya kreatifitas produktif perempuan serta rendahnya kesadaran lingkungan juga menjadi pekerjaan rumah yang belum selesai.

Dalam kapasitas pengetahuan, kongres juga menunjukkan masih rendahnya jumlah perempuan dengan pendidikan tinggi (S2 dan S3).

Namun demikian, berbagai kelemahan akan dapat kita atasi secara bertahap, terutama dengan dukungan adanya berbagai kekuatan yang signifikan. Sebagaimana kita uraikan di bagian sebelumnya, kongres ini memiliki kekuatan yang cukup konprehensif, di  antaranya:

Pertama, merupakan gerakan perempuan lintas aliran dan organisasi massa, tradisi, etnis dan dsb. Kedua, menunjukkan adanya keseimbangan aktifisme dan intelektualisme.

Ketiga, keseimbangan Ilmu dan Seni. Keempat, kemampuan menciptakan suasana damai, kekeluargaan, kebersamaan dan kesetaraan (anti kekerasan dan diskriminasi) sebagaimana tercermin dalam congress. Kelima, adanya dukungan dan keterlibatan Laki-laki. Keenam, menunjukkan wajah Islam Rahmatan Lil Alamin.

Tags: KupiModalitasPenguatanperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Upah

Upah: Hak Pekerja, Kewajiban Majikan

26 Juli 2025
PRT

Mengapa PRT Selalu Diidentikkan dengan Perempuan?

26 Juli 2025
PRT yang

PRT Bukan Budak: Hentikan Perlakuan yang Merendahkan

26 Juli 2025
PRT

PRT Juga Manusia, Layak Diperlakukan dengan Baik dan Bermartabat

26 Juli 2025
Ikrar Kesetiaan KUPI

Ketika Wisudawan Ma’had Aly Kebon Jambu Membaca Ikrar Kesetiaan KUPI, Bikin Merinding!

26 Juli 2025
PRT

PRT Bukan Pekerja yang Rendah dan Lemah

25 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • PRT yang

    PRT Bukan Budak: Hentikan Perlakuan yang Merendahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menikmati Proses, Karena yang Instan Sering Mengecewakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PRT Juga Manusia, Layak Diperlakukan dengan Baik dan Bermartabat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Wisudawan Ma’had Aly Kebon Jambu Membaca Ikrar Kesetiaan KUPI, Bikin Merinding!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Disabilitas Netra dan Ironi Aksesibilitas Ruang Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Beruntungnya Menjadi Anak Sulung
  • Refleksi Tren S-Line: Bagaimana Jika Dosa Kita Terlihat Jelas Atas Kepala?
  • Upah: Hak Pekerja, Kewajiban Majikan
  • Mari Membahas Bersama Fomo Trend S-Line
  • Mengapa PRT Selalu Diidentikkan dengan Perempuan?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID