• Login
  • Register
Minggu, 20 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Sering Membenci Tubuh Diri Sendiri, Waspada Kondisi Kesehatan Mental Ini Gengs!

Orang dengan BDD biasanya akan mengalami ketidakpuasan atas penampilannya selama beberapa jam sehari. Selain itu, mereka juga akan mengalami perasaan terganggu dan tidak tenang dengan kekurangan tersebut.

Rukoya Rukoya
27/10/2024
in Personal
0
Kesehatan Mental

Kesehatan Mental

1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tanggal 10 Oktober merupakan hari peringatan kesehatan mental. Tentu peringatan ini sangat berarti, terutama bagi anak-anak muda seperti aku. Sebab, dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, membuat Gen Z semakin mudah merasa insecure terhadap tubuhnya sendiri.

Hal ini disebabkan dengan terlalu banyak konten yang memperlihatkan betapa berharganya seseorang yang mempunyai tubuh putih, langsing dan tinggi. Sehingga semua orang berlomba-lomba untuk mempunyai penampilan seperti itu.

Ini lah yang juga terjadi di sekitarku, tidak sedikit teman-teman seusiaku yang melakukan berbagai cara untuk membuat tubuhnya terlihat putih, langsing dan menarik di mata orang lain. Bahkan mereka rela menghabiskan uangnya untuk membeli berbagai merk krim pemutih, perawatan atau membeli obat pelangsing.

Di sisi lain, di media sosial aku juga melihat ada banyak artis yang melakukan hal yang sama. Padahal jika dilihat-lihat sebetulnya tubuhnya, mulai dari atas rambut hingga ujung kaki sudah sangat sempurna.

Rasa Insecure Tinggi

Tetapi karena rasa insecure yang tinggi, banyak dari mereka yang terus melakukan perubahan pada berbagai anggota tubuhnya. Tentu selain ingin terlihat menarik, mungkin juga sebagai penunjang karir mereka.

Baca Juga:

Jangan Biarkan Fondasi Mental Anak Jadi Rapuh

Kuasa Suami atas Tubuh Istri

Pendidikan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja

Novel Cantik itu Luka; Luka yang Diwariskan dan Doa yang Tak Sempat Dibisikkan

Tetapi yang sangat dikhawatirkan adalah ketika ada orang yang stres atau bahkan depresi karena rasa insecure tersebut. Misalnya selebritas terkenal beranama Megan Fox. Dalam wawancaranya bersama Illustrated, ia mengungkapkan bahwa dia tidak pernah sekalipun mencintai tubuhnya sendiri. Padahal kalau kita lihat dengan seksama Megan Fox itu udah cantik sempurna banget.

Tentu Megan Fox bukan satu-satunya selebritas yang mengalami hal tersebut. Ada banyak artis Indonesia yang melakukan operasi plastik dan mengubah beberapa anggota tubuhnya karena merasa kurang percaya diri. Meskipun kalau di media bilangnya sih karena alasan kesehatan.

Tapi apapun alasannya, melansir dari magdalene.co, kondisi seperti ini bisa jadi masuk pada gangguan kesehatan mental yang disebut dengan “gangguan dismorfik tubuh” atau BDD (body dysmorphic disorder). Sebab banyak orang dengan BDD yang menjalani prosedur bedah plastik untuk “memperbaiki” kekurangan yang mereka rasakan.

BDD adalah kondisi kesehatan mental parah yang menyebabkan tekanan yang sangat besar dan mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi sehari-hari. BDD juga menjadi salah satu penyebab tingkat bunuh diri tertinggi dari semua kondisi kesehatan mental.

Mengenal Gangguan Dismorfik Tubuh

Masih dari sumber yang sama, BDD merupakan obsesi seseorang terhadap beberapa aspek dari tubuh atau penampilannya yang menurut mereka sangat cacat, padahal sebenarnya orang lain tidak melihat ada sesuatu yang cacat.

Orang dengan BDD biasanya akan mengalami ketidakpuasan atas penampilannya selama beberapa jam sehari. Selain itu, mereka juga akan mengalami perasaan terganggu dan tidak tenang dengan kekurangan tersebut.

Sehingga hal tersebut akan menyebabkan tekanan emosional yang ekstrem dan masalah yang serius dalam kehidupannya sehari-hari. Misalnya dia akan merasa bahwa orang lain memperhatikan, menilai, atau membicarakan kekurangan yang mereka rasakan.

Orang dengan BDD juga dapat mengalami perasaan jijik, cemas, dan rendah diri yang ekstrem, serta pikiran untuk bunuh diri karena kekurangan yang mereka rasakan sangat mengganggu. Maka tidak heran, jika orang dengan BDD akan menarik diri dari lingkungan sosial. Bahkan beberapa di antaranya mungkin tidak mau meninggalkan rumah sama sekali.

Cara Mengatasi BDD

BDD sebetulnya memerlukan perawatan dari ahli kesehatan mental. Namun melansir dari kalbemed.com ada beberapa cara yang dapat dilakukan sendiri untuk membantu melancarkan terapi yang sedang ia jalani, seperti:

Pertama, tetap disiplin mengikuti rencana terapi. Tidak melewatkan sesi terapi, meskipun merasa tidak ingin melakukan terapi. Kedua, pelajari mengenai gangguan yang dialami. Mempelajari apa itu BDD dapat memberikan semangat untuk mengikuti proses terapi.

Ketiga, perhatikan warning signs. Bekerjasamalah dengan penyedia layanan kesehatan atau tenaga kesehatan (psikiater) untuk mempelajari apa yang mungkin memicu timbulnya gejala. Buatlah rencana agar mengetahui apa yang harus ia lakukan jika gejala tersebut ia rasakan kembali.

Keempat, melatih strategi/latihan pengendalian diri yang sudah ia pelajari. Di rumah, secara rutin latihlah diri sendiri apa yang sudah ia pelajari selama terapi agar menjadi kebiasaan.

Kelima, hindari alkohol dan narkoba. Keenam, tetap aktif melakukan aktivitas. Ketujuh, melakukan hobi yang ia sukai atau menulis dalam buku/journaling. Kedelapan, ikut dalam support group agar terasa lebih ringan dan yang terakhir, belajar untuk menenangkan diri dan mengelola stres. []

Tags: dirikesehatankondisiMembencimentalsendiritubuhWaspada
Rukoya

Rukoya

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Nikah atau Mapan Dulu

Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial

20 Juli 2025
Kepemimpinan Perempuan

Dilema Kepemimpinan Perempuan di Tengah Budaya Patriarki, Masihkah Keniscayaan?

19 Juli 2025
Penindasan Palestina

Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

18 Juli 2025
Kehamilan Perempuan

Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

18 Juli 2025
eldest daughter syndrome

Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

17 Juli 2025
Love Bombing

Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

16 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Karakter Anak yang

    Pentingnya Membentuk Karakter Anak Sejak Dini: IQ, EQ, dan SQ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Dukung Anak Miliki Cita-cita Tinggi!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dr. Faqih: Ma’had Aly Kebon Jambu akan Menuju Pusat Fiqh Al-Usrah Dunia
  • Nyai Awanillah Amva: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Kiprah Mahasantri di Tengah Masyarakat
  • Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial
  • Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan
  • Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID