Mubadalah.id – Dalam menjelaskan sifat lemah lembut dan menghindari kekerasan, Rasulullah Saw. bersabda, “Allah itu Maha Lembut (lathif), dan Dia mencintai kelembutan. Diberikan kepada kelembutan apa yang tidak diberikan kepada kekerasan dan kepada selainnya” (HR Muslim dari Aisyah r.a.)
Dalam riwayat lain Nabi Saw. menjelaskan dalam sabdanya, “Tidaklah kelembutan itu terdapat pada sesuatu, melainkan akan membuatnya indah, dan ketiadaannya dari sesuatu akan menyebabkannya menjadi buruk.” (HR Muslim)
Sifat-sifat yang demikian juga telah para ulama terdahulu tunjukan dalam pergaulan mereka. Peristiwa yang biasa menggambarkan sifat lemah lembut, antara lain yang dialami oleh budak lelaki Imam Zainal Abidin (cicit Ali r.a.).
Pada suatu hari, budak itu menuangkan air minum ke gelas Imam Zainal Abidin dari poci yang terbuat dari porselin. Tiba-tiba poci itu jatuh dan mengenai kaki sang Imam hingga berdarah. Buru-buru pelayan itu berkata,
“Wahai Tuan, Allah Swt. telah berfirman, Dan mereka itu adalah orang-orang yang bisa menahan kemarahan.”
Mendengar itu, kemudian Imam Zainal Abidin berkata, “Ya, saya tahan kemarahan saya.”
“Dan (juga) pemaaf kepada manusia,” ucap budak itu membaca lanjutan firman Allah tadi.
“Ya, saya pun telah memaafkan kamu,” kata Imam Zainal Abidin.
“Dan Allah mencintai orang. orang yang berbuat kebajikan,” lanjut budak itu menyempurnakan bunyi firman Allah tersebut.
“Sudah, kamu saya merdekakan karena Allah,” kata Imam Zainal Abidin. []