• Login
  • Register
Rabu, 23 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Membangun Keadilan Gender dalam Komunitas

Komunitas adalah ruang bersama, maka seluruh anggota harus merasa aman dan nyaman.

Siti Nisrofah Siti Nisrofah
09/01/2025
in Personal
0
Keadilan Gender

Keadilan Gender

758
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Konstruksi keadilan gender idealnya sudah tertanam dalam setiap pikiran individu. Namun tidak mudah untuk merealisasikannya. Apalagi bagi orang-orang yang cara berpikirnya masih konservatif.

Kabar baiknya, kemunculan beragam komunitas menjadi tunas dalam menebarkan nilai-nilai adil gender di masyarakat. Berbekal pelatihan, diskusi, dan dialog terbuka, mereka mempersiapkan diri menjadi pemutus mata rantai ketidakadilan gender dalam setiap relasi sosial.

Selama ini kajian adil gender lebih banyak menyasar pada relasi pernikahan. Padahal relasi sosial yang tumbuh dalam setiap komunitas juga membutuhkan skema adil gender. Jangan sampai komunitas yang digadang-gadang menjadi tempat bertumbuh justru menjadi sarang praktik bias gender.

Potret komunitas yang masih bias gender

Sebagai orang yang pernah terjun langsung dalam dunia komunitas, saya menyaksikan sendiri betapa toxicnya lingkungan yang penuh dengan bias gender. Diskriminasi, saling menjatuhkan, candaan sexis, hingga membatasi ruang gerak seseorang. Hal-hal semacam itu hanya akan meninggalkan luka yang berpotensi menghambat proses bertumbuh.

Seringkali mereka tidak sadar bahwa kebiasaan yang bias gender menjadi sebab krusial dalam mandegnya suatu komunitas. Bongkar pasang program kerja selalu dilakukan. Namun mengabaikan nilai-nilai yang harusnya lebih substansional. Bukankah sama saja?

Baca Juga:

Viral Pegawai PPPK Ramai-ramai Gugat Cerai Suami: Disfungsi Institusi Pernikahan

Menemukan Makna Cinta yang Mubadalah dari Film Sore: Istri dari Masa Depan

Fenomena Sibling Rivalry dalam Rumah: Saudara Kandung, Tapi Rasa Rival?

Perselingkuhan, Nikah Siri dan Sexually Discipline

Menjadi teladan, merawat nilai, dan memfasilitasi seseorang untuk bertumbuh adalah ikhtiar yang selalu kami usahakan. Terlihat sederhana, tapi semoga berdampak dalam menguraikan simpul ketidakadilan gender di dalam tubuh komunitas. Kuncinya adalah komitmen, kolaborasi, dan konsisntensi.

Praktik adil gender dalam komunitas

Praktik keadilan gender di dalam komunitas maupun organisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari yang sederhana hingga kompleks. Kuncinya satu, istiqamah.

Misalnya ketika dalam forum rapat maupun diskusi, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berpendapat tanpa intervensi apapun. Namun praktiknya, tidak sedikit perempuan yang masih menutup diri dan enggan berekspresi dalam ruang-ruang diskusi.

Jangan langsung menyalahkan perempuan karena ketidakmauannya. Tapi cari tahu alasan di balik itu semua. Beberapa kali saya sharing dengan mereka, jawabannya adalah karena “malu, takut salah, dan tidak percaya diri”.

Budaya kita seringkali memberikan keberanian kepada laki-laki namun ketakutan kepada perempuan. Memberikan ruang kosong kepada perempuan untuk berekspresi tidaklah cukup. Mereka juga membutuhkan dorongan, dukungan, rasa aman, dan nyaman dalam berekspresi.

Selanjutnya, berikan kesempatan kepada semua anggota untuk mengemban amanah strategis sesuai dengan kompetensi masing-masing. Bukan lagi karena embel-embel jenis kelamin. Seperti penanggung jawab, ketua, wakil, dan koordinator.

Selain itu, aspek proporsional juga perlu dipertimbangkan. Susunlah struktural apapun dengan porsi yang adil serta memperhitungkan keberadaan laki-laki dan perempuan. Baik secara kualitas maupun kuantitas.

Yang masih menjadi tradisi adalah “Sie. Konsumsi jatahnya perempuan”. Paradigma tersebut perlu dilunakkna. Bahwa Sie. Konsumsi bukan hanya milik perempuan. Nyatanya banyak laki-laki yang juga bisa memasak. Sekali lagi, ini bukan masalah jenis kelamin melainkan kompetensi.

Komunitas adalah ruang aman bagi seluruh anggota

Budaya yang ada di komunitas harus dibangun di atas asas keadilan gender. Komunitas adalah ruang bersama, maka seluruh anggota harus merasa aman dan nyaman.

Waktu rapat misalnya, pilih waktu yang sekiranya tepat. Hindari waktu yang terlalu malam. Meskipun katanya semakin malam semakin fokus, namun juga perlu memperhatikan aspek lainnya. Misalnya aspek keamanan publik yang saat ini masih lemah. Kebiasaan pulang larut malam baiknya diminimalisir sampai dengan terjaminnya keamanan publik.

Selanjutnya adalah kebiasaan bercanda. Boleh-boleh saja, namun jangan sexis, apalagi mengandung unsur bullying. Kelihatannya sepele namun bisa mengganggu kenyamanan orang lain.

Jadi, setelah memberikan ruang ekspresi, seluruh anggota dalam suatu komunitas harus memastikan akses untuk mendapatkannya. Sampai pada titik maslahat, bahwa semua anggota komunitas dapat merasakan manfaat dari kesempatan-kesempatan yang ada. []

Tags: gerakan perempuankeadilan genderKesetaraanKomunitasRelasi
Siti Nisrofah

Siti Nisrofah

Hanya orang biasa :')

Terkait Posts

low maintenance friendship

Low Maintenance Friendship: Seni Bersahabat dengan Sehat, Bahagia, dan Setara

21 Juli 2025
Nikah atau Mapan Dulu

Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial

20 Juli 2025
Kepemimpinan Perempuan

Dilema Kepemimpinan Perempuan di Tengah Budaya Patriarki, Masihkah Keniscayaan?

19 Juli 2025
Penindasan Palestina

Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

18 Juli 2025
Kehamilan Perempuan

Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

18 Juli 2025
eldest daughter syndrome

Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

17 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sibling Rivalry

    Fenomena Sibling Rivalry dalam Rumah: Saudara Kandung, Tapi Rasa Rival?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Saling Mengenal, Bukan Saling Merendahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menuju Pesantren Inklusif: Sebuah Oto-kritik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perlindungan Anak Harus Dimulai dari Kesadaran Gender?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Viral Pegawai PPPK Ramai-ramai Gugat Cerai Suami: Disfungsi Institusi Pernikahan
  • Menghargai Hak-hak Anak
  • Menemukan Makna Cinta yang Mubadalah dari Film Sore: Istri dari Masa Depan
  • Standar Keadilan Menurut Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm
  • Mengapa Perlindungan Anak Harus Dimulai dari Kesadaran Gender?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID